Hadirkan Kota Metropolis Mini Layaknya New York
A
A
A
Perusahaan China bermimpi menghadirkan suasana Kota New York di pinggiran pusat perekonomian, Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel).
Mereka segera mewujudkannya dengan membangun proyek terbaru di atas lahan seluas 1.600 hektare yang disebut Modderfontein New City. Proyek ambisius tersebut dikerjakan investor China, Shanghai Zendai yang telah mengucurkan dana senilai USD7 miliar (sekitar Rp90,9 triliun). Kota mini tersebut diperkirakan bisa dihuni lebih dari 100.000 penduduk.
Proyek ini sengaja dibangun untuk mengubah kota menjadi metropolis mini ”New York Afrika”. Perusahaan China telah membangun jalan dan infrastruktur di sejumlah wilayah Afrika selama bertahun-tahun. Proyek baru di Afsel yang sedang dalam tahap pengerjaan ini disebut benar-benar baru dan belum pernah ada di benua mana pun.
Di kota yang sama tidak jauh dari Modderfontein sebenarnya sudah ada konsep serupa, namun dalam skala kecil. Kota yang tengah berkembang di Sandton ini kerap disebut kawasan terkaya di Afrika. Investor berharap proyek baru tersebut akan mengundang semakin banyak perusahaan China yang akan berinvestasi di Afsel.
”Proyek Modderfontein terletak sedikit di luar Johannesburg,” kata Romain Dittgen, peneliti senior South African Institute of International Affairs . ”Mereka berencana menghubungkan proyek ini ke Gautrain sehingga ada hubungan langsung antara bandara dan Sandton City. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah kota di dalam kota atau sedikit di luarnya,” ungkapnya.
China telah menjadi mitra dagang terbesar Afsel sejak 2009. Namun, menurut perusahaan hukum Inggris, Linklaters, Jepang sebenarnya telah berinvestasi lebih banyak di Afrika tahun lalu. Pada 2014 investor Jepang diam-diam menggelontorkan USD3,5 miliar (sekitar Rp45,4 triliun) untuk membiayai proyekproyek infrastruktur. Jumlah tersebut hampir tiga kali dari yang dilakukan China.
”Afrika Selatan selalu menjadi lokomotif ekonomi Afrika,” kata Ernie Lai King, kepala Pajak dan Asia Practice Group Hogan Lovells. Nigeria juga menjadi negara pilihan untuk berinvestasi, namun Afsel paling diunggulkan karena infrastruktur, sistem hukum, dan perbankan yang baik. Selain itu, basis ekonomi yang besar dipandang sebagai tempat yang menarik untuk pergi ke Afsel.
Harapan terbesar dari proyek-proyek seperti Modderfontein New City ini yaitu akan menjadi pintu perdagangan dan investasi antara China dan Afsel di masa depan.
Ananda nararya
Mereka segera mewujudkannya dengan membangun proyek terbaru di atas lahan seluas 1.600 hektare yang disebut Modderfontein New City. Proyek ambisius tersebut dikerjakan investor China, Shanghai Zendai yang telah mengucurkan dana senilai USD7 miliar (sekitar Rp90,9 triliun). Kota mini tersebut diperkirakan bisa dihuni lebih dari 100.000 penduduk.
Proyek ini sengaja dibangun untuk mengubah kota menjadi metropolis mini ”New York Afrika”. Perusahaan China telah membangun jalan dan infrastruktur di sejumlah wilayah Afrika selama bertahun-tahun. Proyek baru di Afsel yang sedang dalam tahap pengerjaan ini disebut benar-benar baru dan belum pernah ada di benua mana pun.
Di kota yang sama tidak jauh dari Modderfontein sebenarnya sudah ada konsep serupa, namun dalam skala kecil. Kota yang tengah berkembang di Sandton ini kerap disebut kawasan terkaya di Afrika. Investor berharap proyek baru tersebut akan mengundang semakin banyak perusahaan China yang akan berinvestasi di Afsel.
”Proyek Modderfontein terletak sedikit di luar Johannesburg,” kata Romain Dittgen, peneliti senior South African Institute of International Affairs . ”Mereka berencana menghubungkan proyek ini ke Gautrain sehingga ada hubungan langsung antara bandara dan Sandton City. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah kota di dalam kota atau sedikit di luarnya,” ungkapnya.
China telah menjadi mitra dagang terbesar Afsel sejak 2009. Namun, menurut perusahaan hukum Inggris, Linklaters, Jepang sebenarnya telah berinvestasi lebih banyak di Afrika tahun lalu. Pada 2014 investor Jepang diam-diam menggelontorkan USD3,5 miliar (sekitar Rp45,4 triliun) untuk membiayai proyekproyek infrastruktur. Jumlah tersebut hampir tiga kali dari yang dilakukan China.
”Afrika Selatan selalu menjadi lokomotif ekonomi Afrika,” kata Ernie Lai King, kepala Pajak dan Asia Practice Group Hogan Lovells. Nigeria juga menjadi negara pilihan untuk berinvestasi, namun Afsel paling diunggulkan karena infrastruktur, sistem hukum, dan perbankan yang baik. Selain itu, basis ekonomi yang besar dipandang sebagai tempat yang menarik untuk pergi ke Afsel.
Harapan terbesar dari proyek-proyek seperti Modderfontein New City ini yaitu akan menjadi pintu perdagangan dan investasi antara China dan Afsel di masa depan.
Ananda nararya
(ftr)