10 Film Nasional Paling Populer Adaptasi Dari Novel
A
A
A
Kebangkitan film nasional saat ini tengah dinantikan banyak pihak. Sebuah kebangkitan yang tentu sangat beralasan mengingat selama ini tak sedikit lahir beragam film jempolan yang sukses diadaptasi dari ide cerita sebuah novel. Berikut adalah 10 film nasional terpopuler yang diangkat dari tema novel :
1. Laskar Pelangi
Film Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang diangkat dari karya novelis Andrea Hirata. Film yang mengekspose keindahan alam negeri Pulau Belitung ini telah ditonton sebanyak 4,6 juta penonton. Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang bercerita mengenai anak sekolah dasar di Belitung yang memiliki cita – cita setinggi langit. Film ini merupakan trilogi, yaitu Sang Pemimpi dan Edensor.
2. Ayat – Ayat Cinta
Film besutan sutradara handal Hanung Bramantyo ini sukses menyihir para penonton masuk ke dalam isi cerita. Film yang diadaptasi dari novel “ayat – ayat cinta” karya Habiburrahman El Shirazy ini bercerita tentang kisah cinta Fahri dengan Aisha dan Maria. Film ini menyajikan kisah cinta lintas agama dan bagaimana Islam menjelaskan mengenai kasih sayang dua insan dewasa.
3. Ketika Cinta Bertasbih
Satu lagi karya Habiburrahman El Shirazy yang diangkat ke layar lebar, yaitu Ketika Cinta Bertasbih. Film yang dirilis pada 2009 ini dibintangi di antaranya oleh Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Norin serta disutradarai oleh Chaerul Umam yang dikenal dengan film-film bertema religi. Ketika Cinta Bertasbih mengisahkan kehidupan tokoh utamanya Khairul Azzam, yakni seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Al-Azhar University, Kairo.
4. 5 Cm
“Gantungkanlah cita – cita 5 cm di atas keningmu dan biarkanlah ia terus bergantung”. Kira – kira inilah salah satu petikan narasi dalam film 5 cm yang diangkat dari novel Donny Dirgantoro. Film ini bercerita tentang persahabatan 5 orang yang berusaha mendaki puncak gunung Mahameru setelah beberapa bulan tidak bertemu. Film ini bercerita tentang cinta dan persahabatan.
5. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Film ini merupakan film dari novel karya sastrawan nasional Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, atau biasa dikenal dengan Buya Hamka. Film yang disutradarai oleh Sunil Soraya ini menceritakan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi kisah cinta sepasang kekasih yang berakhir kematian dan terkubur bersama tenggelamnya kapal Van Der Wijck.
6. Negeri 5 Menara
“Raihlah Cita – Citamu setinggi langit, karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha”. Kira – kira itulah inti novel karya Ahmad Fuadi yang diangkat menjadi sebuah film berjudul Negeri 5 Menara. Film ini berpesan agar generasi muda Indonesia tetap bersemangat untuk menuntut ilmu, bahkan hingga ke Eropa. Film ini berlatar belakang Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatera Barat, Bandung, hingga London.
7. Nada Untuk Asa
Film Nada Untuk Asa merupakan film yang diangkat dari novel karya Ita Sembiring. Film yang rilis pada tanggal 5 Februari 2015 ini menceritakan tentang kehidupan perempuan yang ditolak oleh masyarakat karena penyakit HIV/AIDS yang dideritanya. Asa yang diperankan oleh Acha Septriasa berjuang bagaimana melawan hidup dengan penyakit yang dideritanya.
8. 99 Cahaya Dilangit Eropa
99 Cahaya di Langit Eropa bercerita mengenai sejarah peninggalan Islam di tanah Eropa. Film ini menjelaskan bahwa Islam tidak harus disebarkan melalui kekerasan tapi melalui dakwah, pelajaran, ataupun pengetahuan. Adalah Hanum, salah seorang istri dari mahasiswa Indonesia yang sedang berjuang meraih gelar doktor di Austria menghabiskan waktunya untuk menikmati suasana Eropa.
9. Habibie Ainun
Kisah cinta yang abadi sampai maut memisahkan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan kisah cinta mantan Wakil Presiden Indonesia, B.J. Habibie dengan istrinya Ainun Habibie. Film ini bercerita mengenai kisah cinta dua pasang paling romantis di negeri ini, mulai dari mereka bertemu di sekolah Indonesia, hingga saat Habibie menempuh pendidikan di Jerman.
10. Supernova
Film yang diangkat dari novel karya Dee Lestari ini memang sulit di deskripsikan karena alurnya yang berbelit – belit. Namun, pada akhirnya penonton bisa dengan mudah mengambil inti dari film ini bahwa pernikahan adalah suatu hal yang sakral dimana kita tidak hanya menikah dengan pasangan kita, melainkan juga menikah dengan keluarga, nilai, dan seluruh lapisan sosialnya.
Sejarah Film Indonesia
• Di Indonesia, film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta).
• Film cerita pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika.
• Film lokal pertama kali diproduksi pada tahun 1926 berjudul Loetoeng Kasaroeng diproduksi oleh NV Java Film Company.
• Industri film lokal baru bisa membuat film bersuara pada tahun 1931 dan diproduksi oleh Tans Film Company bekerjasama dengan Kruegers Film Bedrif di Bandung dengan judul Atma de Vischer.
• Selama kurun waktu itu (1926-1931) sebanyak 21 judul film (bisu dan bersuara) diproduksi.
• Djamaludin Malik mempelopori adanya Festival Film Indonesia (FFI) I pada 30 Maret-5 April 1955.
• Film Djam Malam karya Usmar Ismail tampil sebagai film terbaik dalam FFI I.
• Di tahun ‘80-an, produksi film lokal meningkat. Dari 604 di tahun ‘70-an menjadi 721 judul film di era 80-an.
• Tema-tema komedi, seks, seks horor dan musik mendominasi produksi film di tahun-tahun tersebut.
• Warkop dan Rhoma Irama adalah dua nama yang selalu ditunggu oleh penonton film era itu.
• Film lokal yang terbanyak dalam jumlah penonton adalah film Pengkhianatan G-30S/PKI yang ditonton sebanyak 699.282 orang.
• Tahun ‘80-an hadir bioskop 21 dan mulai menjamurnya film-film impor produksi Hollywood.
• Kondisi itu membuat perfilman nasional menjadi lesu ditambah lagi dengan maraknya.
Beberapa Film Terbaik Sepanjang Masa
• Warkop DKI
Siapa yang tidak pernah menonton film Warkop DKI? Rasanya, tidak mungkin jika tidak pernah. Meski Warkop DKI merupakan film di tahun 1980-1991 tapi sampai saat ini film tersebut masih ditayangkan di beberapa stasiun televisi.
• Benyamin Sueb
Film yang dimainkan oleh Alm. Benyamin Sueb juga termasuk dalam film indonesia terbaik sepanjang masa. Pada tahun 1970-1988 film Benyamin Sueb diputar dimana-mana.
• Si Doel Anak Betawi
Si Doel Anak Betawi adalah film drama keluarga Indonesia yang diproduksi pada tahun 1972 dan disutradarai oleh Sjuman Djaja. Film ini dibintangi antara lain oleh Rano Karno, Tutie Kirana dan Benyamin S.
• Tjoet Nja' Dhien
Film Tjoet Nja' Dhien dirilis pada tahun 1989 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film Tjoet Nja' Dhien bergenre drama, biografi dan sejarah. Bintang utama dalam film Tjoet Nja' Dhien adalah Chritsine Hakim dan Slamet Raharjo.
• Naga Bonar
Film Naga Bonar dirilis pada tahun 1987 yang disutradari oleh M. T. Risyaf. Film Naga Bonar bergenre komedi. Naga Bonar diperankan oleh Dedy Mizwar.
• Kejarlah Daku Kau Kutangkap
Film ini merupakan film bergenre komedi yang paling berhasil yang pernah dibuat Indonesia. Film Kejarlah Daku Kau Kutangkap dibintangi oleh Lidya Kandouw dan Dedy Mizwar.
• Ada Apa Dengan Cinta
Film Ada Apa Dengan Cinta atau AADC ini menjadi film drama romantis terbaik dalam daftar film Indonesia.
1. Laskar Pelangi
Film Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang diangkat dari karya novelis Andrea Hirata. Film yang mengekspose keindahan alam negeri Pulau Belitung ini telah ditonton sebanyak 4,6 juta penonton. Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang bercerita mengenai anak sekolah dasar di Belitung yang memiliki cita – cita setinggi langit. Film ini merupakan trilogi, yaitu Sang Pemimpi dan Edensor.
2. Ayat – Ayat Cinta
Film besutan sutradara handal Hanung Bramantyo ini sukses menyihir para penonton masuk ke dalam isi cerita. Film yang diadaptasi dari novel “ayat – ayat cinta” karya Habiburrahman El Shirazy ini bercerita tentang kisah cinta Fahri dengan Aisha dan Maria. Film ini menyajikan kisah cinta lintas agama dan bagaimana Islam menjelaskan mengenai kasih sayang dua insan dewasa.
3. Ketika Cinta Bertasbih
Satu lagi karya Habiburrahman El Shirazy yang diangkat ke layar lebar, yaitu Ketika Cinta Bertasbih. Film yang dirilis pada 2009 ini dibintangi di antaranya oleh Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Norin serta disutradarai oleh Chaerul Umam yang dikenal dengan film-film bertema religi. Ketika Cinta Bertasbih mengisahkan kehidupan tokoh utamanya Khairul Azzam, yakni seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Al-Azhar University, Kairo.
4. 5 Cm
“Gantungkanlah cita – cita 5 cm di atas keningmu dan biarkanlah ia terus bergantung”. Kira – kira inilah salah satu petikan narasi dalam film 5 cm yang diangkat dari novel Donny Dirgantoro. Film ini bercerita tentang persahabatan 5 orang yang berusaha mendaki puncak gunung Mahameru setelah beberapa bulan tidak bertemu. Film ini bercerita tentang cinta dan persahabatan.
5. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Film ini merupakan film dari novel karya sastrawan nasional Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, atau biasa dikenal dengan Buya Hamka. Film yang disutradarai oleh Sunil Soraya ini menceritakan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi kisah cinta sepasang kekasih yang berakhir kematian dan terkubur bersama tenggelamnya kapal Van Der Wijck.
6. Negeri 5 Menara
“Raihlah Cita – Citamu setinggi langit, karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha”. Kira – kira itulah inti novel karya Ahmad Fuadi yang diangkat menjadi sebuah film berjudul Negeri 5 Menara. Film ini berpesan agar generasi muda Indonesia tetap bersemangat untuk menuntut ilmu, bahkan hingga ke Eropa. Film ini berlatar belakang Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatera Barat, Bandung, hingga London.
7. Nada Untuk Asa
Film Nada Untuk Asa merupakan film yang diangkat dari novel karya Ita Sembiring. Film yang rilis pada tanggal 5 Februari 2015 ini menceritakan tentang kehidupan perempuan yang ditolak oleh masyarakat karena penyakit HIV/AIDS yang dideritanya. Asa yang diperankan oleh Acha Septriasa berjuang bagaimana melawan hidup dengan penyakit yang dideritanya.
8. 99 Cahaya Dilangit Eropa
99 Cahaya di Langit Eropa bercerita mengenai sejarah peninggalan Islam di tanah Eropa. Film ini menjelaskan bahwa Islam tidak harus disebarkan melalui kekerasan tapi melalui dakwah, pelajaran, ataupun pengetahuan. Adalah Hanum, salah seorang istri dari mahasiswa Indonesia yang sedang berjuang meraih gelar doktor di Austria menghabiskan waktunya untuk menikmati suasana Eropa.
9. Habibie Ainun
Kisah cinta yang abadi sampai maut memisahkan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan kisah cinta mantan Wakil Presiden Indonesia, B.J. Habibie dengan istrinya Ainun Habibie. Film ini bercerita mengenai kisah cinta dua pasang paling romantis di negeri ini, mulai dari mereka bertemu di sekolah Indonesia, hingga saat Habibie menempuh pendidikan di Jerman.
10. Supernova
Film yang diangkat dari novel karya Dee Lestari ini memang sulit di deskripsikan karena alurnya yang berbelit – belit. Namun, pada akhirnya penonton bisa dengan mudah mengambil inti dari film ini bahwa pernikahan adalah suatu hal yang sakral dimana kita tidak hanya menikah dengan pasangan kita, melainkan juga menikah dengan keluarga, nilai, dan seluruh lapisan sosialnya.
Sejarah Film Indonesia
• Di Indonesia, film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta).
• Film cerita pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika.
• Film lokal pertama kali diproduksi pada tahun 1926 berjudul Loetoeng Kasaroeng diproduksi oleh NV Java Film Company.
• Industri film lokal baru bisa membuat film bersuara pada tahun 1931 dan diproduksi oleh Tans Film Company bekerjasama dengan Kruegers Film Bedrif di Bandung dengan judul Atma de Vischer.
• Selama kurun waktu itu (1926-1931) sebanyak 21 judul film (bisu dan bersuara) diproduksi.
• Djamaludin Malik mempelopori adanya Festival Film Indonesia (FFI) I pada 30 Maret-5 April 1955.
• Film Djam Malam karya Usmar Ismail tampil sebagai film terbaik dalam FFI I.
• Di tahun ‘80-an, produksi film lokal meningkat. Dari 604 di tahun ‘70-an menjadi 721 judul film di era 80-an.
• Tema-tema komedi, seks, seks horor dan musik mendominasi produksi film di tahun-tahun tersebut.
• Warkop dan Rhoma Irama adalah dua nama yang selalu ditunggu oleh penonton film era itu.
• Film lokal yang terbanyak dalam jumlah penonton adalah film Pengkhianatan G-30S/PKI yang ditonton sebanyak 699.282 orang.
• Tahun ‘80-an hadir bioskop 21 dan mulai menjamurnya film-film impor produksi Hollywood.
• Kondisi itu membuat perfilman nasional menjadi lesu ditambah lagi dengan maraknya.
Beberapa Film Terbaik Sepanjang Masa
• Warkop DKI
Siapa yang tidak pernah menonton film Warkop DKI? Rasanya, tidak mungkin jika tidak pernah. Meski Warkop DKI merupakan film di tahun 1980-1991 tapi sampai saat ini film tersebut masih ditayangkan di beberapa stasiun televisi.
• Benyamin Sueb
Film yang dimainkan oleh Alm. Benyamin Sueb juga termasuk dalam film indonesia terbaik sepanjang masa. Pada tahun 1970-1988 film Benyamin Sueb diputar dimana-mana.
• Si Doel Anak Betawi
Si Doel Anak Betawi adalah film drama keluarga Indonesia yang diproduksi pada tahun 1972 dan disutradarai oleh Sjuman Djaja. Film ini dibintangi antara lain oleh Rano Karno, Tutie Kirana dan Benyamin S.
• Tjoet Nja' Dhien
Film Tjoet Nja' Dhien dirilis pada tahun 1989 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film Tjoet Nja' Dhien bergenre drama, biografi dan sejarah. Bintang utama dalam film Tjoet Nja' Dhien adalah Chritsine Hakim dan Slamet Raharjo.
• Naga Bonar
Film Naga Bonar dirilis pada tahun 1987 yang disutradari oleh M. T. Risyaf. Film Naga Bonar bergenre komedi. Naga Bonar diperankan oleh Dedy Mizwar.
• Kejarlah Daku Kau Kutangkap
Film ini merupakan film bergenre komedi yang paling berhasil yang pernah dibuat Indonesia. Film Kejarlah Daku Kau Kutangkap dibintangi oleh Lidya Kandouw dan Dedy Mizwar.
• Ada Apa Dengan Cinta
Film Ada Apa Dengan Cinta atau AADC ini menjadi film drama romantis terbaik dalam daftar film Indonesia.
(bhr)