Kopilot Germanwings Ingin Bunuh Diri
A
A
A
BERLIN - Kopilot Germanwings Andreas Lubitz ternyata pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri pada beberapa tahun lalu. Penyelidikan kesehatan mental itu berkaitan dengan aksi Lubitz menabrakkan pesawat yang mengangkut 149 orang ke Pegunungan Alpen, Prancis, 24 Maret lalu.
Jaksa Penuntut Publik Kota Duesseldorf, Jerman, Christoph Kumpa, mengungkapkan bahwa Lubitz mendapatkan perawatan psikiater karena kemungkinan akan melakukan bunuh diri. ”Lubitz pernah dirawat (psikiater) karena memiliki kecenderungan bunuh diri beberapa tahun lalu sebelum dia mendapatkan lisensi pilot,” kata Kumpa, dikutip BBC , Senin(23/3) waktu setempat.
Dugaan itu menguatkan bahwa Lubitz memang mengalami depresi berat. Lubitz tidak mengalami gejala- gejala aneh berkaitan dengan sikap bunuh diri atau kecenderungan agresif ketika berkonsultasi dengan dokter. ”Meskipun memiliki niat bunuh diri, berdasarkan hasil surat sakit yang dikeluarkan dokter, tidak mencerminkan ada kecenderungan atau tindak agresif kopilot berusia 27 tahun itu,” kata Kumpa.
Tidak ada tanggal pasti kapan pemeriksaan oleh psikoterapis itu dilakukan. ”Tidak ada situasi khusus yang jelas, entah dalam kehidupan pribadi atau pekerjaan yang jelas untuk mengetahui motif pelaku,” imbuhnya. Setelah melakukan penyelidikan dan pencarian bukti di rumah keluarga di Montabaur dan apartemen di Duesseldorf, ditambah dengan wawancara dengan kerabat dan kolega Lubitz, penyidik belum menemukan bukti bahwa kopilot itu hendak melakukan aksi bunuh diri.
Penyidik juga belum menemukan bukti terang, apakah kehidupan pribadi atau kehidupan kerja Lubitz yang menunjukkan arah motif tindakannya. ”Kami juga belum menemukan sebuah surat seperti itu yang berisi sebuah pengakuan,” ujar Kumpa. Hal senada juga diungkapkan Ralf Herrenbrueck, juru bicara kantor penyidik Kota Duesseldorf, Jerman.
Dia mengungkapkan psikiater yang merawat Lubitz tidak menemukan tanda-tanda kliennya akan menyakitdirinya sendiriatauoranglain. ”Kita tidak ingin berspekulasi,” katanya, dikutip AFP . Publik menyalahkan rekrutmen pilot dan kopilot maskapai penerbangan Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, yang dinilai ceroboh karena mempekerjakan orang yang memiliki penyakit mental.
Namun, CEO Lufthansa Carstern Spohr mengungkapkan, maskapai tetap bangga dengan skema pelatihan pilot. SekolahpilotLufthansasaat ini sudah menutup pendaftaran, padahal sekitar 6.000 orang mendaftar setiap tahun.
Andika hendra m
Jaksa Penuntut Publik Kota Duesseldorf, Jerman, Christoph Kumpa, mengungkapkan bahwa Lubitz mendapatkan perawatan psikiater karena kemungkinan akan melakukan bunuh diri. ”Lubitz pernah dirawat (psikiater) karena memiliki kecenderungan bunuh diri beberapa tahun lalu sebelum dia mendapatkan lisensi pilot,” kata Kumpa, dikutip BBC , Senin(23/3) waktu setempat.
Dugaan itu menguatkan bahwa Lubitz memang mengalami depresi berat. Lubitz tidak mengalami gejala- gejala aneh berkaitan dengan sikap bunuh diri atau kecenderungan agresif ketika berkonsultasi dengan dokter. ”Meskipun memiliki niat bunuh diri, berdasarkan hasil surat sakit yang dikeluarkan dokter, tidak mencerminkan ada kecenderungan atau tindak agresif kopilot berusia 27 tahun itu,” kata Kumpa.
Tidak ada tanggal pasti kapan pemeriksaan oleh psikoterapis itu dilakukan. ”Tidak ada situasi khusus yang jelas, entah dalam kehidupan pribadi atau pekerjaan yang jelas untuk mengetahui motif pelaku,” imbuhnya. Setelah melakukan penyelidikan dan pencarian bukti di rumah keluarga di Montabaur dan apartemen di Duesseldorf, ditambah dengan wawancara dengan kerabat dan kolega Lubitz, penyidik belum menemukan bukti bahwa kopilot itu hendak melakukan aksi bunuh diri.
Penyidik juga belum menemukan bukti terang, apakah kehidupan pribadi atau kehidupan kerja Lubitz yang menunjukkan arah motif tindakannya. ”Kami juga belum menemukan sebuah surat seperti itu yang berisi sebuah pengakuan,” ujar Kumpa. Hal senada juga diungkapkan Ralf Herrenbrueck, juru bicara kantor penyidik Kota Duesseldorf, Jerman.
Dia mengungkapkan psikiater yang merawat Lubitz tidak menemukan tanda-tanda kliennya akan menyakitdirinya sendiriatauoranglain. ”Kita tidak ingin berspekulasi,” katanya, dikutip AFP . Publik menyalahkan rekrutmen pilot dan kopilot maskapai penerbangan Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, yang dinilai ceroboh karena mempekerjakan orang yang memiliki penyakit mental.
Namun, CEO Lufthansa Carstern Spohr mengungkapkan, maskapai tetap bangga dengan skema pelatihan pilot. SekolahpilotLufthansasaat ini sudah menutup pendaftaran, padahal sekitar 6.000 orang mendaftar setiap tahun.
Andika hendra m
(bbg)