Mayat di Danau Mahasiswa UI
A
A
A
JAKARTA - Identitas mayat pria yang ditemukan di Danau Kenanga, Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, akhirnya terungkap. Korban bernama Aksyena Ahad Dori, 24, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA UI.
Ace sapaan akrab Aksyena Ahad Dori diduga nekat bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri ke danau. Ada dugaan korban kecewa karena tidak diikutsertakan dalam olimpiade nasional. Sebelumnya ditemukan surat di indekosnya di Gang Usman, Beji, Depok, yang diduga merupakan surat yang ditinggalkan Ace. “Korban pernah bercerita soal kekecewaan ini kepada ibunya.
Korban adalah juara di Yogyakarta atau di tingkat regional, tapi tidak diikutkan di tingkat nasional,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Agus Salim kemarin. Kepala Kantor Komunikasi UI Rifelly Dewi Astuti mengatakan, kasus ini terungkap bermula saat orang tua Ace datang ke Kampus UI pada Senin (30/3) siang.
Pihak kampus mengantar orang tua korban ke RS Polri Kramat Jati. “Setelah melihat jasadnya, orang tua belum 100% percaya,” ucapnya. Orang tua Ace baru percaya bahwa jasad itu adalah anaknya ketika melihat sapu tangan milik korban.
R ratna purnama/ helmi syarif
Ace sapaan akrab Aksyena Ahad Dori diduga nekat bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri ke danau. Ada dugaan korban kecewa karena tidak diikutsertakan dalam olimpiade nasional. Sebelumnya ditemukan surat di indekosnya di Gang Usman, Beji, Depok, yang diduga merupakan surat yang ditinggalkan Ace. “Korban pernah bercerita soal kekecewaan ini kepada ibunya.
Korban adalah juara di Yogyakarta atau di tingkat regional, tapi tidak diikutkan di tingkat nasional,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Agus Salim kemarin. Kepala Kantor Komunikasi UI Rifelly Dewi Astuti mengatakan, kasus ini terungkap bermula saat orang tua Ace datang ke Kampus UI pada Senin (30/3) siang.
Pihak kampus mengantar orang tua korban ke RS Polri Kramat Jati. “Setelah melihat jasadnya, orang tua belum 100% percaya,” ucapnya. Orang tua Ace baru percaya bahwa jasad itu adalah anaknya ketika melihat sapu tangan milik korban.
R ratna purnama/ helmi syarif
(bhr)