Koalisi Terus Gempur Pemberontak Yaman

Sabtu, 28 Maret 2015 - 10:12 WIB
Koalisi Terus Gempur...
Koalisi Terus Gempur Pemberontak Yaman
A A A
SANAA - Koalisi sepuluh negara pimpinan Arab Saudi kembali menggempur wilayah kekuasaan kelompok pemberontak aliran Syiah Houthi di Yaman melalui serangan udara, kemarin.

Meski dibombardir habis habisan, Pemimpin Houthi Abdel Malek al- Houthi menyatakan tidak akan mundur dan akan melawan balik. Ini merupakan serangan udara kedua setelah sehari sebelumnya koalisi pimpinan Arab Saudi juga melakukan serangan serupa. Dalam serangan hari pertama, tercatat 25 orang meninggal dunia. Menghadapi kondisi demikian, pemerintah Indonesia sudah bergerak untuk mengevakuasi WNI yang berada di Yaman.

Sampai kapan koalisi akan terus menggempur pemberontak Syiah, belum bisa dipastikan. Namun, juru bicara (jubir) koalisi Brigadir Ahmed al- Asiri memberi sinyal serangan terus akan dilakukan selama diperlukan. Dia juga mengatakan bahwa koalisi hanya akan melakukan dukungan udara. ”Sampai saat ini, tidak ada rencana untuk menurunkan tentara angkatan darat,” kata Al-Asiri.

Kendati begitu, lanjut Al-Asiri, menggariskan tentara angkatan darat, koalisi sudah siap terjun ke medan perang. Berdasarkan laporan, koalisi sedang mencoba membombardir kamp resepsi lokasi perekrutan milisi baru yang loyal terhadap Ali Abdullah Saleh, mantan presiden Yaman yang pro-Houthi, di wilayah barat Sanaa. Beberapa saksi mata juga menerangkan adanya ledakan hebat di dekat Sanaa, di pangkalan udara al-Anad, dan di pangkalan udara Tariq.

Seperti diketahui, koalisi yang juga didukung Yordania, Sudan, Maroko, Mesir, Pakistan, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, dan Qatar ini dibentuk setelah pemerintah Yaman keteteran membendung serangan Houthi yang berhasil bergerak maju hingga mengepung Kota Aden dari wilayah selatan. Karena itulah, mereka meminta bantuan Arab Saudi dan negara-negara Teluk.

Arab Saudi telah menurunkan 100 pesawat jet tempur, sedangkan UEA 30, Kuwait 15, Qatar 10, dan Bahrain 12. Arab Saudi juga menyatakan telah menerjunkan sekitar 150.000 tentara angkatan darat di wilayah perbatasan. Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang bersembunyi dan memindahkan pemerintahan dari Kota Sanaa ke Kota Aden, tiba di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (26/3).

Dia pergi ke negara sahabat karena Kota Aden terancam direbut Houthi. Keberangkatannya ke Arab Saudi juga menegaskan akan jatuhnya Yaman ke tangan Houthi. Serangan koalisi mendapat dukungan Amerika Serikat (AS). Gedung Putih mengaku ikut berkoordinasi secara intelijen untuk mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi. Namun, mereka tidak terlibat secara langsung dilapangan. Jubir Kemlu AS Jeff Rathke mengatakan, AS berpihak pada Arab Saudi.

Dari pemimpin Houthi, Al- Houthi, mengatakan bahwa serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi hanya menimbulkan kebencian. ”Apa yang mereka harapkan dari kami. Menyerah dan bersikap layaknya pengecut? Tentu saja tidak. Itu bukan jalan pikiran orang Yaman. Sebanyak 24 juta orang Yaman akan bersatu melawan balik,” kata Al-Houthi.

Adapun Iran, yang dituduh menyokong Houthi, menilai intervensi militer yang dilakukan koalisi berbahaya karena melanggar tanggung jawab internasional dan kedaulatan nasional. ”Kami mengutuk semua intervensi militer dalam urusan dalam negeri negara independen,” tutur Presiden Iran Hassan Rouhani.

Ribuan WNI di Yaman

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) mengkhawatirkan kondisi WNI di sana. Berdasarkan data Kemlu, jumlah WNI di Yaman sekitar 4.159 orang. Sebanyak 2.686 orang di antaranya berstatus pelajar dan 1.488 orang pekerja migran Indonesia.

Mereka tersebar di berbagai kawasan. KBRI Sanaa mengatakan konsentrasi WNI ada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih kondusif. Dengan kondisi itu, pemerintah mendorong WNI di Yaman untuk mendaftarkan diri di perwakilan Indonesia agar dapat segera dievakuasi ke Tanah Air.

Sebanyak 141 WNI dari total 175 WNI yang terdaftar sudah tiba di Indonesia sejak Februari 2015. Kemlu akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu WNI di luar negeri.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0685 seconds (0.1#10.140)