Para Pemimpin ASEAN Patut Meniru Lee Kuan Yew

Jum'at, 27 Maret 2015 - 14:01 WIB
Para Pemimpin ASEAN Patut Meniru Lee Kuan Yew
Para Pemimpin ASEAN Patut Meniru Lee Kuan Yew
A A A
BANGKOK - Pembangunan Singapura di bawah kendali mendiang mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew mengalami kemajuan sangat pesat. PM Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha mengatakan, tidak salah jika Lee dijadikan role model para pemimpin negaranegara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

“Saya ingat beliau begitu bangga menjadi orang Asia dan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Namun, dia juga memiliki pandangan yang luas. Itu membuat dia sukses. Kini kita perlu membangun ASEAN yang kokoh. Kita harus melihat bagaimana kita bisa meraih sukses dan diakui komunitas internasional,” ucap Prayuth dalam wawancara eksklusif dengan Channel News Asia.

Sebagai bentuk penghormatan konkret terhadap Lee, Prayuth akan berkunjung ke Singapura untuk menghadiri seremonial pemakaman kenegaraan Lee pada Minggu (29/3) depan. Dia mengakui Singapura salah satu negara kecil yang mengharumkan nama baik ASEAN. Pencapaian tersebut patut diacungi jempol karena sedikit sekali negara ASEAN yang pembangunannya sangat pesat.

“Saya kira pencapaian ini bisa diraih karena ada dukungan dari seluruh rakyat Singapura, sejak dulu dan sampai sekarang,” kata Prayuth. Selama menjadi prajurit Thailand, Prayuth mengaku tidak pernah beruntung berkesempatan bertemu Lee. Meski demikian, dia mengetahui Lee dengan baik melalui literatur kendati Lee bukan idola utamanya.

“Saya mempelajari Lee karena saya merasa tidak biasa melihat pemimpin dari negara ASEAN diakui dengan baik di seluruh penjuru dunia. Saya hanya bisa mengagumi dan mengakuinya dari jauh. Saya kira dia pemimpin yang kuat dan visioner,” kata Prayuth. Dengan bermodalkan semangat yang sama, dia berharap Thailand juga akan semaju Singapura. Namun, Prayuth sadar memajukan sebuah negara tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tingkat tantangan yang dihadapi setiap negara juga berbeda-beda. Prayuth bukan satu-satunya politisi elite ASEAN yang menjadikan Lee sebagai sosok inspiratif. Anggota parlemen Malaysia dari Partai Aksi Demokratik (DAP) Zairil Khir juga mengakui kepemimpinan Lee layak diikuti pemimpin negeri Jiran. “Dia tidak menoleransi korupsi dan bersungguh-sungguh dalam mencapai impian,” sebutnya.

Sementara itu, hingga kemarin warga Singapura terus berbondong-bondong mendatangi persemayaman Lee di gedung parlemen. Masyarakat rela mengantre sampai 4,5 jam untuk menulis ucapan bela sungkawa, menaruh bunga, dan memanjatkan doa terhadap Lee.

Antrean paling cepat hanya dua jam. Itu pun terjadi dalam rentang waktu pukul 04.00–09.00 waktu setempat. Kini pemerintah Singapura memperpanjang jam buka pelayatan menjadi 24 jam, mengingat respons masyarakat sangat besar. Jenazah Lee akan berada di Rumah Parlemen sampai Sabtu (28/3) pukul 20.00.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9374 seconds (0.1#10.140)