Singkong Keju Ada di Pameran Komik

Selasa, 24 Maret 2015 - 09:55 WIB
Singkong Keju Ada di Pameran Komik
Singkong Keju Ada di Pameran Komik
A A A
Ada pemandangan tak biasa di Fumetto, festival komik internasional di Lucerne, Swiss Tengah, selama Maret ini.

Di antara karya seniman komik terkenal sekelas Jacques Tardi, Puswagner, Herr Seelle, hingga HE Gigger, pencipta figur monster dalam film Alien , muncul komik dengan nama Indonesia: Singkong Keju dan Sambal. ”Ini memang karya seniman Indonesia,” tutur Lilianne, salah satu panitia Fumetto kepada KORAN SINDO . Lilianne kemudian menunjukkan sekitar 50-an sketsa komik yang mengatasnamakan kulinaris asal Tanah Air itu.

”Katanya sih , nama ini diambil dari penganan di Tanah Air Anda,” imbuhnya. Meski namanya Singkong Keju dan Sambal, karya tiga seniman itu tak ada kaitannya sama sekali dengan kudapan menjelang sore itu. Rona Marliana misalnya lebih banyak menampilkan komik dengan dominasi sosok wanita. ”Itu memang menjadi ciri khas karya saya,” ujar Rona dalam wawancara tertulis dengan KORAN SINDO .

Wanita asal Bandung yang menetap di Yogyakarta ini memang tak bisa melihat langsung pamerannya. ”Visa saya ditolak Pemerintah Swiss,” keluhnya. Selain Rona Marliana, ada dua seniman Indonesia lainnya yakni Eddie Hara dan Efnu Nirwana. Eddie Hara adalah seniman yang sudah cukup mapan yang kini menetap di Basel, sementara Efnu Nirwana sedang merintis karier kesenimanannya. ”Saya baru saja pameran di Leipzig,” kata Efnu. Begitu mendapatkan tawaran untuk ikut serta dalam ajang Fumetto, Efnu pun tak ragu-ragu mengikutinya.

”Kan bagus sekali, ada kota seperti Lucerne, yang selama Maret ini, seperti disulap menjadi kampung komik,” kata Efnu yang kini menetap di Yogyakarta. Fumetto, yang kini sudah berusia 23 tahun itu, memang menjadi trade mark kota turisme ini, selain danau bening biru, jembatan kuno dari kayu dan gunung Pilatus. Festival komik ini salah satu barometer komik dunia.

”Hanya memang bukan yang industrial, lebih ke arah jenis komik yang art ,” ujar salah satu peserta pameran. Maka itu, tak ada penampilan komik macam Marvel atau Tin Tin dan sejenisnya. ”Itulah khasnya Fumetto Lucerne ini,” katanya. Meski demikian, bagi penggemar komik dunia, nama seperti Tardi, Puswagner, Her Seelle, hingga HE Gigger cukup dikenal luas.

Penandatanganan karya terbaru Jacques Tardi misalnya harus rela antre berjam-jam. Trio Singkong Keju dan Sambal tampil tidak sendirian. Dua seniman Swiss, yakni Roman Maeder dan Remo Keller, mendampinginya. Duo Roman dan Remo ini sudah lama dikenal di Swiss dengan julukan Milk and Wodka. ”Waktu pameran di Yogyakarta, kami kenal Efnu dan Rona. Kalau Eddie Hara sudah kenal saat di Basel,” kata Roman.

Perkenalan inilah yang membawa tergabungnya trio Indonesia dan duo Swiss. Jadilah dalam gedung kayu bekas kandang kuda itu, pameran komik Milk-Wodka, Singkong Keju dan Sambal. ”Saya memang ingin ada nama khas Indonesia dalam kelompok ini, jadilah nama Singkong Keju dan Sambal,” sebut Efnu.

Kendati tak ada antrean berjam-jam sebagaimana pameran Jacques Tardi, kehadiran Singkong Keju ini cukup menarik perhatian publik. Penggemar komik dunia, setelah melihat karya komikus papan atas, menyempatkan diri melihat pameran Singkong Keju. Apalagi, malam harinya, tiga komikus Singkong Keju, terutama Roman, Remo, dan Efnu, berinisiatif menggelar konser sederhana.

Lagu andalannya, Singkong Keju, karya Ari Wibowo Billbrod yang ngetop di tahun 80-an. Uniknya, meski tidak mengerti liriknya, puluhan pengunjung pameran komik Singkong Keju ikut bergoyang, mengikuti genjrengan gitar Roman, Remo, dan Efnu.

Laporan Koresponden Koran Sindo
Krisna Diantha
Swiss
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6883 seconds (0.1#10.140)