Keramahan Lingkungan
A
A
A
Konsep green campus atau kampus ramah lingkungan telah diterapkan sejumlah perguruan tinggi Indonesia. Beberapa perguruan tinggi ternama telah mengawali dan menjalani program tersebut untuk mempertahankan ekosistem yang ada.
Kebijakan penerapan green campus ini tidak hanya dilakukan oleh kampus ternama atau terpusat di Pulau Jawa, beberapa kampus di luar Jawa, di antaranya di Sumatera dan Sulawesi juga tidak kalah gencar menerapkan green campus ini.
Beberapa kampus yang telah menjalani konsep green campus di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Andalas (Unand), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Negeri Surakarta (UNS). Di ITB konsep ini diawali oleh Program Studi Teknik Lingkungan pada 2001. Secara tingkatITB, baru dicanangkan pada 2014 lalu.
Kepala Subdit Implementasi Direktorat Pengembangan ITB Katharina Oginawati menuturkan, green campus yang dijalani ITB semula untuk kepentingan kampus. Objek-objeknya dimulai dari hal-hal ringan. Kebijakan itu dikerjakan secara kesinambungan oleh seluruh elemen perguruan tinggi, mahasiswa, karyawan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, penerapan penghematan listrik.
Pimpinan ITB mulai mengembangkan pembangunan gedung kampus dengan memanfaatkan kaca atau menyerap matahari. Sehingga, di siang hari seluruh kegiatan di kampus tidak perlu membutuhkan penerangan dengan energi listrik. Cukup memanfaatkan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan sebagai sumber cahaya. Begitu juga pemanfaatan pendingin ruangan.
Selama ini pendingin ruangan diandalkan dari alat elektronik. Padahal, di sekitar kampus terdapat pepohonan. Tumbuhan besar itu juga menjadi sumber udara dingin dan sejuk. ”Hal-hal kecil inilah yang kami lakukan untuk green campus,” ujar dosen Teknik Lingkungan ITB Katharina Oginawati.
Bentuk kegiatan lainnya yaitu mengolah lagi limbah yang diproduksi dari kampus menjadi barang bermanfaat, seperti limbah organik seperti sampah dari kantin. Semua sisa itu dapat diolah menjadi beberapa produk baru, pupuk, kompos, mikroorganik dan dilatung. Khusus pengolahan dengan dilatung umumnya dapat dijadikan sebagai pakan ternakdanpakanikan.
Pengolahan beberapa pakan itu semula diawaki oleh sejumlah mahasiswa. Lantas, beranjak tahun kemudian kegiatan pengolahan ini diserahkan kepada karyawan ITB yang pensiun. Mereka diperdayakan sehingga hasil pengolahan pakan itu memiliki nilai komersial. Begitu juga dengan pemanfaatan air, di ITB terdapat beberapa jenis limbah air, seperti gray water, black water dan yellow water.
Khusus untuk gray water yang berasal dari air bekas cuci tangan, wudlu, dan air mandi dapat dimanfaatkan kembali. Air ini dapat digunakan lagi sebagai sumber air penyiram tumbuhan. Tentunya penghematan air dapat ditingkatkan. Tidak perlu memanfaatkan air PAM atau air tanah lagi untuk menyiram bunga, tumbuhan dan sejenis lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan ITB, Universitas Andalas (Unand) juga menerapkan konsep green campus. Beruntungnya, Unand berada di pinggang Bukit Barisan, maka lingkungan sekitar kampus dipenuhi pepohonan besar serta perkebunan.
Di dalam area kampus, sejak akhir 1990-an, terdapat hutan biologi yang dimanfaatkan oleh mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi. Dari pintu gerbang hingga area kampus, perguruan tinggi memang diselimuti pepohonan usia tua dan rimbun. Semua pohon itu ada yang ditanam oleh mahasiswa.
”Umumnya penanaman itu dilakukan setiapadamahasiswabaru. Merekadiberikan bibit dan diminta untuk menanam di lokasi yang ditentukan,” ungkap Rektor Unand Werry Darta Taifur. Lebih jauh Werry menjelaskan, konsep green campus yang diusung oleh Unand yakni mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, menghemat energi, konservasi air, dan mendukung ekowisata.
Semua program ini dijalani secara intensif sejak 2007. Semua itu diawali dengan program penghijauan kampus dan menjaga hutan kampus. Lalu, dilanjutkan dengan penataan lingkungan kampus agar menarik dan hijau. Kampus harus hijau agar tidak panas dan mengurangi emisi dengan bantuan berbagai perusahaan dan BUMN.
Kemudian, melakukan penampungan sumber air dengan membangun empang dan danau kecil., termasuk pusat pengolahan sampah produksi kampus dari tidak bernilai menjadi nilai ekonomis. ”Rencana berikutnya kami akan membangun wilayah bebas kendaraan bermotor,” ujarya.
Semua konsep ini dijalani dengan melibatkan seluruh stakeholders kampus dengan leading sektor dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Tidak ketinggalan juga melibatkan pemerintah daerah dan perusahaan swasta dan BUMN.
Werry berharap, ke depan Unand bisa menjadi motor dan pengembangan green campus di Sumatera dan menyumbang untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan penentu pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Ilham safutra
Kebijakan penerapan green campus ini tidak hanya dilakukan oleh kampus ternama atau terpusat di Pulau Jawa, beberapa kampus di luar Jawa, di antaranya di Sumatera dan Sulawesi juga tidak kalah gencar menerapkan green campus ini.
Beberapa kampus yang telah menjalani konsep green campus di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Andalas (Unand), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Negeri Surakarta (UNS). Di ITB konsep ini diawali oleh Program Studi Teknik Lingkungan pada 2001. Secara tingkatITB, baru dicanangkan pada 2014 lalu.
Kepala Subdit Implementasi Direktorat Pengembangan ITB Katharina Oginawati menuturkan, green campus yang dijalani ITB semula untuk kepentingan kampus. Objek-objeknya dimulai dari hal-hal ringan. Kebijakan itu dikerjakan secara kesinambungan oleh seluruh elemen perguruan tinggi, mahasiswa, karyawan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, penerapan penghematan listrik.
Pimpinan ITB mulai mengembangkan pembangunan gedung kampus dengan memanfaatkan kaca atau menyerap matahari. Sehingga, di siang hari seluruh kegiatan di kampus tidak perlu membutuhkan penerangan dengan energi listrik. Cukup memanfaatkan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan sebagai sumber cahaya. Begitu juga pemanfaatan pendingin ruangan.
Selama ini pendingin ruangan diandalkan dari alat elektronik. Padahal, di sekitar kampus terdapat pepohonan. Tumbuhan besar itu juga menjadi sumber udara dingin dan sejuk. ”Hal-hal kecil inilah yang kami lakukan untuk green campus,” ujar dosen Teknik Lingkungan ITB Katharina Oginawati.
Bentuk kegiatan lainnya yaitu mengolah lagi limbah yang diproduksi dari kampus menjadi barang bermanfaat, seperti limbah organik seperti sampah dari kantin. Semua sisa itu dapat diolah menjadi beberapa produk baru, pupuk, kompos, mikroorganik dan dilatung. Khusus pengolahan dengan dilatung umumnya dapat dijadikan sebagai pakan ternakdanpakanikan.
Pengolahan beberapa pakan itu semula diawaki oleh sejumlah mahasiswa. Lantas, beranjak tahun kemudian kegiatan pengolahan ini diserahkan kepada karyawan ITB yang pensiun. Mereka diperdayakan sehingga hasil pengolahan pakan itu memiliki nilai komersial. Begitu juga dengan pemanfaatan air, di ITB terdapat beberapa jenis limbah air, seperti gray water, black water dan yellow water.
Khusus untuk gray water yang berasal dari air bekas cuci tangan, wudlu, dan air mandi dapat dimanfaatkan kembali. Air ini dapat digunakan lagi sebagai sumber air penyiram tumbuhan. Tentunya penghematan air dapat ditingkatkan. Tidak perlu memanfaatkan air PAM atau air tanah lagi untuk menyiram bunga, tumbuhan dan sejenis lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan ITB, Universitas Andalas (Unand) juga menerapkan konsep green campus. Beruntungnya, Unand berada di pinggang Bukit Barisan, maka lingkungan sekitar kampus dipenuhi pepohonan besar serta perkebunan.
Di dalam area kampus, sejak akhir 1990-an, terdapat hutan biologi yang dimanfaatkan oleh mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi. Dari pintu gerbang hingga area kampus, perguruan tinggi memang diselimuti pepohonan usia tua dan rimbun. Semua pohon itu ada yang ditanam oleh mahasiswa.
”Umumnya penanaman itu dilakukan setiapadamahasiswabaru. Merekadiberikan bibit dan diminta untuk menanam di lokasi yang ditentukan,” ungkap Rektor Unand Werry Darta Taifur. Lebih jauh Werry menjelaskan, konsep green campus yang diusung oleh Unand yakni mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, menghemat energi, konservasi air, dan mendukung ekowisata.
Semua program ini dijalani secara intensif sejak 2007. Semua itu diawali dengan program penghijauan kampus dan menjaga hutan kampus. Lalu, dilanjutkan dengan penataan lingkungan kampus agar menarik dan hijau. Kampus harus hijau agar tidak panas dan mengurangi emisi dengan bantuan berbagai perusahaan dan BUMN.
Kemudian, melakukan penampungan sumber air dengan membangun empang dan danau kecil., termasuk pusat pengolahan sampah produksi kampus dari tidak bernilai menjadi nilai ekonomis. ”Rencana berikutnya kami akan membangun wilayah bebas kendaraan bermotor,” ujarya.
Semua konsep ini dijalani dengan melibatkan seluruh stakeholders kampus dengan leading sektor dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Tidak ketinggalan juga melibatkan pemerintah daerah dan perusahaan swasta dan BUMN.
Werry berharap, ke depan Unand bisa menjadi motor dan pengembangan green campus di Sumatera dan menyumbang untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan penentu pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Ilham safutra
(ftr)