Memadukan Green City dan Green Campus

Senin, 23 Maret 2015 - 11:55 WIB
Memadukan Green City dan Green Campus
Memadukan Green City dan Green Campus
A A A
Konsep green campus sebetulnya salah satu atribut pengembangan green city. Jika ingin menciptakan kota yang ramah lingkungan, tak salah jika diawali dari kampus.

Pengamat lingkungan dan tata kota Yayat Supriatna mengatakan, ada delapan atribut untuk meciptakan green city salah satunya yaitu green campus. Kategori green campus terlihat dari adanya ruang terbuka yang dimiliki oleh kampus, contohnya hutan kota yang terdapat di Universitas Indonesia.

Kemudian memiliki jalur sepeda dan memiliki alat transportasi seperti bus ramah lingkungan. ”Jadi, ketika orang datang ke kampus dapat merasakan suasana kampus yang nyaman. Maka, kampus akan terasa lebih efektif dan efisien,” ujarnya. Menurut Yayat, menciptakan green campus juga bisa dimulai dari adanya penghematan energi.

Misalnya, mengurangi penggunaan listrik dengan cara tidak menggunakan AC dan memiliki open space lebih terbuka. Selain itu, juga melakukan penghematan air atau dapat menggunakan sistem air daur ulang. ”Sehingga, menciptakan kampus yang pro kepada lingkungan, bukan hanya secara fisik terlihat dari bangunan. Tetapi, perilaku warga kampus yang mempunyai kultur hijau, ada kepedulian terhadap lingkungan,” paparnya.

Yayat menuturkan, perilaku prolingkungan dapat diciptakan dengan cara tidak merokok di area kampus dan menjadikan kampus daerah bebas sampah. Hal tersebut bisa dilakukan melalui peraturan.” Contohnya, denda terhadap yang merusak lingkungan. Tetapi, semua itu harus didorong dengan sarana dan prasarana yang sudah memadai,” katanya.

Menurut Yayat, demi menciptakan green campus, perlu dukungan dari otoritas kampus. Sebab, mereka yang akan bertanggung jawab dalam pengembangan kampus. Mulai dari menyusun, membuat, merancang, melaksanakan, dan mengawasi konsep green campus.

Syarat yang perlu dilakukan untuk menciptakan green campus adalah adanya kebijakan dari pihak kampus untuk membangun kepedulian terhadap lingkungan. Yayat memaparkan, selama ini kendala yang dihadapi adalah komitmen yang masih lemah untuk mewujudkan green campus. ”Harus ada sanksi jika ada yang melakukan pelanggaran, biar orang taat peraturan,” tegasnya.

Padahal, keuntungan yang didapat dari green campus sangat banyak. Salah satunya yaitu bisa menghemat biaya penggunaan energi. Selain itu, bisa menciptakan suasana kampus lebih sejuk dan adanya udara yang segar. ”Jika masyarakat kampus semakin nyaman dan bahagia, maka produktivitas di kampus akan semakin tinggi,” tuturnya.

Sementara, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) Naning Adiwoso mengatakan, sejauh ini belum ada kampus yang sudah resmi mendapatkan pengakuan sebagai green campus. ”Inisiatif untuk diakui harus datang dari pihak kampus sendiri. Sebenarnya, jika ada kampus yang mau bekerja sama dengan GBCI, juga bisa. Sebab, kami sendiri punya program bernama green school,” ujarnya.

Naning menambahkan, walaupun belum ada kampus yang sudah resmi diakui sebagai green campus, tetapi ada beberapa kampus yang sudah mengarah pada kategori itu, salah satunya Bina Nusantara (BINUS) di Kebon Jeruk. Menurut Naning, konsep green campus dapat terlihat dari perilaku mengurangi pemakaian energi dan memelihara air tanah.

”Keterbatasan air bersih akan menjadi masalah pada tahun 2020. Jadi, perlu pemeliharaan tanaman, itu adalah salah satu cara yang mudah dilakukan oleh mahasiswa atau masyarakat kampus,” katanya.

Demi menciptakan green campus, dibutuhkan gerakan dari seluruh masyarakat kampus untuk mendukung konsep lingkungan hijau ini. Naning menambahkan, penerapan green campus sudah sangat urgen. Sebab, tumbuhnya perilaku hijau atau green lifestyle di kampus dapat menyebarkan perilaku pro lingkungan itu kepada masyarakat luar.

Cara itu dapat dimulai dari mahasiswa yang sudah menjadi alumni green campus, mereka bisa menjadi agent of changedi masyarakat. ”Alumni bisa menunjukkan bagaimana hidup dengan konsep green lifestyle di kantor atau di masyarakat langsung. Membantu menyadarkan banyak orang bahwa perlu adanya perilaku prolingkungan,” ijarnya.

Kendala yang masih dilalui dalam menciptakan green campus, menurut Naning, adalah mindsetyang belum kuat. Pihak kampus belum memiliki kesadaran yang penuh untuk segera menerapkan konsep green campus.

”Pihak kampus harus sadar untuk segera menerapkan green campus agar dapat menghasilkan mahasiswa yang mempunyai perilaku pro lingkungan atau green lifestyle,” ungkapnya.

Dina angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3239 seconds (0.1#10.140)