Netanyahu Menang, Palestina Kecewa

Kamis, 19 Maret 2015 - 10:14 WIB
Netanyahu Menang, Palestina Kecewa
Netanyahu Menang, Palestina Kecewa
A A A
RAMALLAH - Palestina mengecam sikap rakyat Israel yang memilih Partai Likud pimpinan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada pemilu parlemen.

Kemenangan Netanyahu itu mengejutkan publik Israel dan dunia internasional karena banyak jajak pendapat justru mengunggulkan koalisi partai politik Serikat Zionis yang dipimpin Yitzhak ”Isaac” Herzog. Nasib perdamaian Israel-Palestina akan semakin suram dan ancaman serangan ke Jalur Gaza kembali terbuka lebar.

”Israel memilih langkah rasisme, pendudukan, dan pembangunan permukiman. Mereka tidak memilih jalur negosiasi dan kemitraan bersama kita,” kata pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Abed Rabbo kepada AFP kemarin.

”Kita harus menyelesaikan langkah kita untuk menghentikan koordinasi keamanan (dengan Israel) dan melanjutkan upaya kita ke Mahkamah Internasional untuk melawan pendudukan dan mengajukan kejahatan perang Israel di Gaza,” tambahnya. Hal senada diungkapkan Kepala Negosiasi Palestina Saeb Erakat. Dia mengutarakan, PM Netanyahu akan membentuk pemerintahan mendatang. Dengan begitu, Palestina akan memperkuat kampanye diplomatik untuk mendirikan Negara Palestina yang berdaulat.

”Kita akan pergi ke Mahkamah Internasional di Den Haag (Belanda). Kita mengintensifkan, mempercepat, dan mendorong semua upaya diplomatik,” kata Erakat. Kemenangan Partai Likud diungkapkan Komite Pemilu Pusat Israel. Likud mendapatkan 30 kursi parlemen dari 120 kursi parlemen. Sedangkan Serikat Zionis diperkirakan mendapatkan 24 kursi. Posisi ketiga diduduki koalisi Partai Arab dengan 14 suara. Setelah hasil resmi pemilu dipublikasikan pada Kamis (hari ini), Netanyahu akan diminta Presiden Israel Reuven Rivlin untuk membentuk pemerintahan.

”Saya akan membentuk pemerintahan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu dua atau tiga pekan,” ujar Netanyahu, dikutip BBC, kemarin. Dia menggambarkan kemenangan pemilu itu sebagai kejayaan yang agung. ”Saya sudah berbicara dengan partai lain yang mungkin masuk dalam mitra koalisi, termasuk partai sayap kanan, ultraortodok, dan Partai Kulanu yang memenangkan 10 kursi,” imbuhnya.

Menurut Netanyahu, realitas tidak sedang menunggu partainya. Warga Israel berharap Netanyahu secepatnya membentuk pemerintahan untuk bekerja membenahi keamanan dan ekonomi.

”Kita akan memenuhi harapan itu,” ucapnya. Para pendukung Likud langsung merayakan kemenangan Partai Likud. Mereka turun ke jalanan dan mengibarkan bendera Israel. Pemimpin Serikat Zionis Yitzhak ”Isaac” Herzog menghubungi Netanyahu kemarin pagi. Herzog mengucapkan terima kasih dan selamat atas hasil pemilu parlemen.

”Tidak ada yang berubah, kita akan tetap berjuang untuk masyarakat yang adil,” sebut Herzog. Partai penentu dalam pembentukan pemerintahan Israel terletak pada Partai Kulanu yang dipimpin mantan anggota Likud Moshe Kahlon. Dia mendapatkan 10 kursi. Dia juga belum memberikan pilihan apakah akan bergabung dengan Netanyahu atau Serikat Zionis. Pemilu Israel memang sulit ditebak karena menganut sistem perwakilan proporsional yang menghasilkan partai kecil dan pemerintahan koalisi.

Tidak ada mayoritas mutlak dalam sistem pemilu itu. Jajak pendapat sebelum pemilu digelar menunjukkan koalisi Serikat Zionis unggul empat kursi dibandingkan Partai Likud. Namun, malam menjelang pemilu, Netanyahu melancarkan isu penolakan status negara Palestina dan menjanjikan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Palestina.

Kebijakan itu sangat kontras dengan Serikat Zionis yang mendukung berdirinya Negara Palestina. Menurut Claude Klein, pakar hukum konstitusi dari Universitas Hebrew di Yerusalem, Palestina, PM Netanyahu telah menyelesaikan pertandingan.

”Dia (Netanyahu) mampu mengelola (pertarungan) dengan mengejar ketinggalan di detikdetik terakhir,” sebutnya. Pemilu Israel yang digelar pada Selasa (17/3) lalu diikuti 4.017.235 pemilih dari 5,8 juta warga yang memiliki hak pilih. Angka keikutsertaan pemilih mencapai 71,8% atau lebih tinggi dibandingkan pemilu 2013 dengan 67,8%.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4166 seconds (0.1#10.140)