16 WNI di Turki Bakal Dideportasi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mempertimbangkan opsi deportasi terhadap 16 WNI yang kini ditahan Turki lantaran ingin menyeberang ke Suriah pekan lalu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskan deportasi ini salah satu dari opsi yang disiapkan pemerintah selain opsi sebagai pencari suaka. Jika menggunakan opsi pencari suaka, 16 WNI ini akan ditawarkan kepada negara lain yang mau menerimanya.
“Tapi yang lebih diinginkan kelihatannya oleh Pemerintah Turki, karena supaya lebih cepat, adalah opsi dideportasi ke Indonesia,” ujar Marciano di Kantor Kepresidenan Jakarta kemarin. Untuk mematangkan proses deportasi ini, otoritas Turki akan bertemu dengan delegasi Indonesia dalam waktu dekat.
Menurut mantan komandan Paspampres ini, apa pun opsi yang akan dipilih nanti, pemerintah harus mengambil langkah tersebut. Bila ke-16 WNI tersebut harus dideportasi, hal itu menurutnya harus segera dilakukan dengan cepat. “Tapi kalau ada opsi lain akan dilaporkan Menlu kepada Presiden Jokowi untuk mendapat arahan lebih lanjut. Opsi yang paling bagus untuk kita adalah dideportasi ke sini sehingga kita bisa kembangkan (kasusnya),” ujar Marciano.
Seperti diketahui, 16 WNI ditangkap saat hendak menyeberang ke Suriah pada Rabu (4/3) lalu. Rute yang dilalui 16 WNI itu merupakan jalur menuju Suriah. Jalur ini biasa digunakan para simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk masuk ke Suriah.
Namun Pemerintah Turki belum memberikan kepastian tentang apakah mereka hendak bergabung dengan ISIS atau tidak. Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Marsudi juga belum memastikan apakah 16 WNI itu akan bergabung dengan ISIS.
Sementara Polri pun masih menyelidiki motivasi keberangkatan 16 WNI yang ditangkap di Turki tersebut. Polri bersama anggota tim lain telah memberangkatkan ke Turki untuk melakukan penyelidikan. “Ada berbagai macam dugaan. Mereka dipengaruhi pihak tertentu, pertama untuk menjalankan syariat Islam secara utuh dengan berjihad dan mendapatkan penghasilan yang cukup,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Rikwanto.
Menurut dia, ISIS menjanjikan penghasilan cukup besar kepada pihak yang mau bergabung. “ISIS menjanjikan Rp20 juta sebulan di sana,” katanya. Ke-16 WNI tersebut, menurut Rikwanto, memang berangkat dari Indonesia menuju Suriah melewati Turki dengan niat bergabung dengan kelompok ISIS.
Namun niat mereka terlebih dahulu diketahui pihak keamanan Turki dan ditangkap. Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan selain Poso Sulteng, ada beberapa wilayah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Selatan yang ditengarai menjadi kantong para simpatisan ISIS.
Pihaknya mengaku mengalami kesulitan untuk menindak para simpatisan ISIS yang belum melanggar hukum. “Kami nggak punya instrumen penegakan hukum anggota ISIS yang belum melanggar hukum. Tapi bagi mereka yang sudah melanggar hukum, tentu akan kami tindak sesuai dengan UU,” tegasnya di Mabes Polri kemarin.
Kendati demikian, menurutnya, Polri juga bekerja sama dengan para ulama di daerah-daerah tersebut untuk melakukan upaya deradikalisasi terhadap orang-orang yang teridentifikasi sebagai para simpatisan ISIS serta masyarakat yang telah terkena paham radikal.
Sementara itu, 16 WNI yang memisahkan diri di Turki saat melakukan perjalanan wisata hingga kemarin belum diketahui keberadaannya. Belasan WNI ini masuk ke Turki dengan menggunakan biro perjalanan Smailing Tour pada 24 Februari lalu.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga tidak mudah terhanyut dalam ajakan gerakan seperti ISIS. “Ini bukan masalah kesejahteraan, persoalannya di sana itu ideologi politik, bukan keagamaan,” kata Mensos.
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengimbau media massa agar pemberitaan tentang keberadaan ISIS tidak menyinggung umat beragama di Indonesia. “Mereka keberatan bila ISIS diidentikkan dengan Islam. Karena itu, mereka meminta ilustrasi pemberitaan tentang ISIS tidak dikaitkan dengan Islam dan umat Islam di Indonesia,” kata Saleh, Selasa.
Politikus PAN itu mengatakan ISIS murni gerakan politik yang menggunakan terminologi dan simbol-simbol Islam dalam memperluas kekuasaan dan jaringannya. “PBNU, PP Muhammadiyah, dan ormasormas Islam besar lainnya telah menyatakan menolak ISIS dan secara aktif mengingatkan anggotanya agar tidak terpengaruh,” tuturnya.
Saleh juga meminta Kementerian Agama dan lembaga pemerintah terkait agar cermat terhadap biro perjalanan umrah yang dimanfaatkan WNI untuk bergabung dengan ISIS.
Sementara Mahfouzt Firdaus, 47, ayah dari anak yang ditangkap di Turki karena diduga akan masuk anggota ISIS, mencoba bunuh diri dengan menenggak cairan obat serangga di rumahnya, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jabar, kemarin. Ayah Asyahnaz Yasmin itu tertolong dan mendapatkan perawatan medis di klinik umum terdekat.
Rarasati syarief/ Khoirul muzakki/ant
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskan deportasi ini salah satu dari opsi yang disiapkan pemerintah selain opsi sebagai pencari suaka. Jika menggunakan opsi pencari suaka, 16 WNI ini akan ditawarkan kepada negara lain yang mau menerimanya.
“Tapi yang lebih diinginkan kelihatannya oleh Pemerintah Turki, karena supaya lebih cepat, adalah opsi dideportasi ke Indonesia,” ujar Marciano di Kantor Kepresidenan Jakarta kemarin. Untuk mematangkan proses deportasi ini, otoritas Turki akan bertemu dengan delegasi Indonesia dalam waktu dekat.
Menurut mantan komandan Paspampres ini, apa pun opsi yang akan dipilih nanti, pemerintah harus mengambil langkah tersebut. Bila ke-16 WNI tersebut harus dideportasi, hal itu menurutnya harus segera dilakukan dengan cepat. “Tapi kalau ada opsi lain akan dilaporkan Menlu kepada Presiden Jokowi untuk mendapat arahan lebih lanjut. Opsi yang paling bagus untuk kita adalah dideportasi ke sini sehingga kita bisa kembangkan (kasusnya),” ujar Marciano.
Seperti diketahui, 16 WNI ditangkap saat hendak menyeberang ke Suriah pada Rabu (4/3) lalu. Rute yang dilalui 16 WNI itu merupakan jalur menuju Suriah. Jalur ini biasa digunakan para simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk masuk ke Suriah.
Namun Pemerintah Turki belum memberikan kepastian tentang apakah mereka hendak bergabung dengan ISIS atau tidak. Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Marsudi juga belum memastikan apakah 16 WNI itu akan bergabung dengan ISIS.
Sementara Polri pun masih menyelidiki motivasi keberangkatan 16 WNI yang ditangkap di Turki tersebut. Polri bersama anggota tim lain telah memberangkatkan ke Turki untuk melakukan penyelidikan. “Ada berbagai macam dugaan. Mereka dipengaruhi pihak tertentu, pertama untuk menjalankan syariat Islam secara utuh dengan berjihad dan mendapatkan penghasilan yang cukup,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Rikwanto.
Menurut dia, ISIS menjanjikan penghasilan cukup besar kepada pihak yang mau bergabung. “ISIS menjanjikan Rp20 juta sebulan di sana,” katanya. Ke-16 WNI tersebut, menurut Rikwanto, memang berangkat dari Indonesia menuju Suriah melewati Turki dengan niat bergabung dengan kelompok ISIS.
Namun niat mereka terlebih dahulu diketahui pihak keamanan Turki dan ditangkap. Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan selain Poso Sulteng, ada beberapa wilayah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Selatan yang ditengarai menjadi kantong para simpatisan ISIS.
Pihaknya mengaku mengalami kesulitan untuk menindak para simpatisan ISIS yang belum melanggar hukum. “Kami nggak punya instrumen penegakan hukum anggota ISIS yang belum melanggar hukum. Tapi bagi mereka yang sudah melanggar hukum, tentu akan kami tindak sesuai dengan UU,” tegasnya di Mabes Polri kemarin.
Kendati demikian, menurutnya, Polri juga bekerja sama dengan para ulama di daerah-daerah tersebut untuk melakukan upaya deradikalisasi terhadap orang-orang yang teridentifikasi sebagai para simpatisan ISIS serta masyarakat yang telah terkena paham radikal.
Sementara itu, 16 WNI yang memisahkan diri di Turki saat melakukan perjalanan wisata hingga kemarin belum diketahui keberadaannya. Belasan WNI ini masuk ke Turki dengan menggunakan biro perjalanan Smailing Tour pada 24 Februari lalu.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga tidak mudah terhanyut dalam ajakan gerakan seperti ISIS. “Ini bukan masalah kesejahteraan, persoalannya di sana itu ideologi politik, bukan keagamaan,” kata Mensos.
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengimbau media massa agar pemberitaan tentang keberadaan ISIS tidak menyinggung umat beragama di Indonesia. “Mereka keberatan bila ISIS diidentikkan dengan Islam. Karena itu, mereka meminta ilustrasi pemberitaan tentang ISIS tidak dikaitkan dengan Islam dan umat Islam di Indonesia,” kata Saleh, Selasa.
Politikus PAN itu mengatakan ISIS murni gerakan politik yang menggunakan terminologi dan simbol-simbol Islam dalam memperluas kekuasaan dan jaringannya. “PBNU, PP Muhammadiyah, dan ormasormas Islam besar lainnya telah menyatakan menolak ISIS dan secara aktif mengingatkan anggotanya agar tidak terpengaruh,” tuturnya.
Saleh juga meminta Kementerian Agama dan lembaga pemerintah terkait agar cermat terhadap biro perjalanan umrah yang dimanfaatkan WNI untuk bergabung dengan ISIS.
Sementara Mahfouzt Firdaus, 47, ayah dari anak yang ditangkap di Turki karena diduga akan masuk anggota ISIS, mencoba bunuh diri dengan menenggak cairan obat serangga di rumahnya, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jabar, kemarin. Ayah Asyahnaz Yasmin itu tertolong dan mendapatkan perawatan medis di klinik umum terdekat.
Rarasati syarief/ Khoirul muzakki/ant
(ftr)