Berbagi Pengalaman dengan Entrepreneur Baru
A
A
A
Selama aktif di komunitas entrepreneur , Roy sering diminta berbagi pengalaman ketika mendirikan usaha kepada kalangan penggiat usaha kecil menengah (UKM) dan mahasiswa di wilayah Surabaya, hingga terus berlanjut ke luar daerah lain di Indonesia.
Semenjak itulah Roy semakin sering diundang ke berbagai kota untuk sharing pengalaman seputar permodalan usaha UKM. Menurut Roy, kegiatannya yang saat ini sibuk menjadi trainer bagi para entrepreneur baru, sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. “Awalnya ya karena saya aktif di komunitas entrepreneur itu,” katanya.
Kemudian pada tahun 2009, kali pertama Roy diundang secara profesional oleh sebuah komunitas entrepreneur di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk sharing soal wirausaha. Sejak itu banyak undangan agar dia bersedia menjadi trainer tentang permodalan UKM.
Permintaan itu juga datang dari berbagai kalangan di sejumlah kota. “Hampir seluruh daerah di Indonesia sudah saya kunjungi kecuali Aceh, Ambon, dan kota-kota di Papua. Maka dari itu saya tidak sabar untuk dapat berbagi ilmu di sana,” ujar pria yang bercita-cita menjadi pegawai kantorkan ini.
Bagi Roy, tujuan utamanya menjadi seorang trainer adalah ingin berbagi pengalaman agar bisa dipergunakan oleh orang lain untuk meningkatkan potensi diri yang ada.Roy mengatakan, sangat tertarik menjadi trainer sekaligus motivator, karena ia bisa bertemu dengan banyak orang di berbagai kota. “Saya bisa menyampaikan semua pengalaman saya pada mereka agar bisa dipraktikkan sesuai kebutuhan masing-masing,” tuturnya.
Selain itu, ada kebahagiaan tersendiri bagi Roy jika berkesempatan keliling Indonesia untuk mengenal keanekaragaman bangsa secara lebih nyata. Bertemu dengan banyak orang juga sangat menyenangkan. Sebab, setiap orang dapat berbagi pengalaman, informasi, dan peluang baru. Walaupun, Roy sejak kecil memiliki kesulitan untuk bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan orang yang baru dikenal.
“Nah, dengan berprofesi sebagai motivator, saya tidak perlu bersusah payah mengajak orang lain untuk berkomunikasi. Tetapi, justru mereka yang selalu mencoba memulai untuk berkomunikasi dengan saya,” ujarnya.
Kini, hampir setiap hari Roy cukup sibuk keliling berbagai kota untuk sharing tentang permodalan usaha UKM. Roy bersyukur jadwalnya sangat padat. Jika memiliki waktu luang, Roy selalu berusaha memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berada di rumah bersama keluarga. Namun, dalam kesibukannya berbagi pengalaman kepada orang lain, bukan berarti semua tanpa kendala dan hambatan. Sering kali Roy mengalami kesulitan karena pola pikir setiap orang tidak sama.
“Belum lagi kultur dan budaya tiap daerah juga berbeda. Kedua hal ini selalu menjadi tantangan yang harus saya hadapi dalam menjalankan profesi saya,” ujarnya. Bahkan, Roy pernah mengalami kejadian yang sulit ia lupakan ketika menjadi seorang trainer.
“Saya kehilangan kata-kata, sehingga tidak mampu menyampaikan apa pun ketika saya berada di depan publik. Tetapi, mereka tidak menertawakan saya, justru bertepuk tangan dengan gemuruh untuk menyemangati saya,” ucapnya. Banyak manfaat yang dirasakan Roy ketika menjalani profesi sebagai trainer dan motivator. Itu semua membuatnya paham bahwa di luar pintu rumah, masih banyak sekali orang yang hidupnya jauh lebih menderita.
Maka dari itu, Roy semakin hari semakin bersyukur dengan rezeki yang ia dapatkan. “Semua ini bisa saya raih tidak lepas karena dukungan dari ibu, adik, istri, dan anak saya,” pungkasnya.
Dina angelina
Semenjak itulah Roy semakin sering diundang ke berbagai kota untuk sharing pengalaman seputar permodalan usaha UKM. Menurut Roy, kegiatannya yang saat ini sibuk menjadi trainer bagi para entrepreneur baru, sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. “Awalnya ya karena saya aktif di komunitas entrepreneur itu,” katanya.
Kemudian pada tahun 2009, kali pertama Roy diundang secara profesional oleh sebuah komunitas entrepreneur di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk sharing soal wirausaha. Sejak itu banyak undangan agar dia bersedia menjadi trainer tentang permodalan UKM.
Permintaan itu juga datang dari berbagai kalangan di sejumlah kota. “Hampir seluruh daerah di Indonesia sudah saya kunjungi kecuali Aceh, Ambon, dan kota-kota di Papua. Maka dari itu saya tidak sabar untuk dapat berbagi ilmu di sana,” ujar pria yang bercita-cita menjadi pegawai kantorkan ini.
Bagi Roy, tujuan utamanya menjadi seorang trainer adalah ingin berbagi pengalaman agar bisa dipergunakan oleh orang lain untuk meningkatkan potensi diri yang ada.Roy mengatakan, sangat tertarik menjadi trainer sekaligus motivator, karena ia bisa bertemu dengan banyak orang di berbagai kota. “Saya bisa menyampaikan semua pengalaman saya pada mereka agar bisa dipraktikkan sesuai kebutuhan masing-masing,” tuturnya.
Selain itu, ada kebahagiaan tersendiri bagi Roy jika berkesempatan keliling Indonesia untuk mengenal keanekaragaman bangsa secara lebih nyata. Bertemu dengan banyak orang juga sangat menyenangkan. Sebab, setiap orang dapat berbagi pengalaman, informasi, dan peluang baru. Walaupun, Roy sejak kecil memiliki kesulitan untuk bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan orang yang baru dikenal.
“Nah, dengan berprofesi sebagai motivator, saya tidak perlu bersusah payah mengajak orang lain untuk berkomunikasi. Tetapi, justru mereka yang selalu mencoba memulai untuk berkomunikasi dengan saya,” ujarnya.
Kini, hampir setiap hari Roy cukup sibuk keliling berbagai kota untuk sharing tentang permodalan usaha UKM. Roy bersyukur jadwalnya sangat padat. Jika memiliki waktu luang, Roy selalu berusaha memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berada di rumah bersama keluarga. Namun, dalam kesibukannya berbagi pengalaman kepada orang lain, bukan berarti semua tanpa kendala dan hambatan. Sering kali Roy mengalami kesulitan karena pola pikir setiap orang tidak sama.
“Belum lagi kultur dan budaya tiap daerah juga berbeda. Kedua hal ini selalu menjadi tantangan yang harus saya hadapi dalam menjalankan profesi saya,” ujarnya. Bahkan, Roy pernah mengalami kejadian yang sulit ia lupakan ketika menjadi seorang trainer.
“Saya kehilangan kata-kata, sehingga tidak mampu menyampaikan apa pun ketika saya berada di depan publik. Tetapi, mereka tidak menertawakan saya, justru bertepuk tangan dengan gemuruh untuk menyemangati saya,” ucapnya. Banyak manfaat yang dirasakan Roy ketika menjalani profesi sebagai trainer dan motivator. Itu semua membuatnya paham bahwa di luar pintu rumah, masih banyak sekali orang yang hidupnya jauh lebih menderita.
Maka dari itu, Roy semakin hari semakin bersyukur dengan rezeki yang ia dapatkan. “Semua ini bisa saya raih tidak lepas karena dukungan dari ibu, adik, istri, dan anak saya,” pungkasnya.
Dina angelina
(ars)