Sensasi Bersantap Kala Dini Hari

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:17 WIB
Sensasi Bersantap Kala Dini Hari
Sensasi Bersantap Kala Dini Hari
A A A
Ketika mendengar nama Gudeg Cakar Bu Kasno, warga Solo mana yang tidak mengenalnya. Tentu saja hal itu tidak terlepas dari sensasi berbeda yang diciptakan dan hanya bisa diperoleh di warung makan yang berada dekat dengan Gereja Margoyudan ini.

Sensasi bersantap yang berbeda itu antara lain dimunculkan oleh jam operasional warung ini, yaitu mulai pukul 01.30-07.00 WIB. Periode yang seharusnya menjadi waktu istirahat bagi masyarakat pada umumnya, ternyata tidak menghalangi para pelanggan maupun penikmat kuliner untuk berburu sajian tradisional ini.

Bahkan pada musim hujan sekalipun, minat para pembeli untuk datang ke warung yang sudah berdiri selama puluhan tahun ini tidak pernah surut. ”Memang sudah sejak dulu bukanya jam sekian. Tidak tahu persis alasan Bu Kasno berjualan di waktu dini hari. Mungkin supaya memiliki ciri khas dan berbeda dengan warung gudeg kebanyakan,” ujar Sukidi, salah seorang keponakan Bu Kasno, yang selalu mendampingi si empunya warung berjualan.

Selain jam operasional, penempatan kursi deret panjang bagi pembeli juga terbilang unik dan sederhana. Warung ini setidaknya menyediakan tujuh kursi deret panjang dengan satu meja mungil yang menjadi tempat penyajian beragam menu gudeg cakar beserta tiga bangku yang mengelilinginya. Ketika penuh, area lesehan pun menjadi pilihan. Berbeda dengan rasa gudeg khas Yogyakarta, gudeg buatan Bu Kasno tidak terlalu manis.

Yang lebih dominan rasa gurih, sedikit basah dengan bumbu opor ayam yang agak kental plus kuah santan nan segar. Begitu pula dengan cakar/ceker ayam yang menjadi ciri khas selama ini. Rasa daging dan kulit ayam yang enak sekaligus lembut serta tulang cakarnya yang gampang terlepas, menjadikan kudapan satu ini mudah dikunyah dan disantap bersama gudeg plus sepiring nasi hangat. Belum lagi sambal goreng krecek yang sedap dan cabai rawit utuh yang disajikan di dalamnya, membuat pencinta pedas semakin menikmati sajian ini.

Setiap hari, Bu Kasno yang asal Ngadirojo, Wonogiri, bersama putranya membuat ratusan menu nasi gudeg yang dibungkus menggunakan daun pisang. Sukidi mengatakan, bungkusan tersebut dipesan oleh pedagang tenongan atau bakul yang biasa keliling dan berjualan nasi di sekolah-sekolah, kampung, hingga pasar. Warung Gudeg Cakar Bu Kasno, lanjut dia, memang menyediakan menu utama gudeg, sambal goreng krecek, dan ayam kampung.

Tidak hanya itu, beragam makanan pendamping lain turut tersaji di meja seperti kerupuk bundar, karak, ayam suwir, kulit ayam, cakar ayam kampung, cakar ayam potong, hati ayam, opor tahu dan tahu bacem, telur, jenang (bubur) dan nasi, kepala ayam, opor ayam, sambal merah pedas, hingga saren yaitu darah ayam kampung yang dipadatkan dan direbus. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, dimulai dari Rp10.000-an per porsi.

Warung ini berpusat di Margoyudan, ada juga cabang yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi Nomor 128, Gladag Langen Boga (Galabo), dan Jalan Honggowongso Nomor 86. Semuanya ada di Kota Solo. Warung gudeg cakar ini tidak pernah libur. Bahkan, pada bulan puasa tetap beroperasi, dengan waktu buka yang lebih awal yakni pukul 01.00 WIB.

Walaupun warung ini hanya buka pada dini hari, banyak warga Solo maupun luar Solo yang datang ke sini. Di antaranya, penyanyi Cak Diqin, pelawak Kirun dan Marwoto, hingga para dalang yang baru selesai mementaskan pagelaran wayang kulit.

Siti estuningsih
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1286 seconds (0.1#10.140)