Gudang Pupuk Oplosan Digerebek

Sabtu, 14 Maret 2015 - 13:06 WIB
Gudang Pupuk Oplosan Digerebek
Gudang Pupuk Oplosan Digerebek
A A A
SIDOARJO - Kodim 0816 dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (DPPP) Sidoarjo menggerebek gudang pupuk ilegal di Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangi, Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin. Petugas juga mengamankan 50 ton pupuk oplosan.

Puluhan ton pupuk oplosan itu ditemukan di gudang milik H Jujun, warga Randegan yang beberapa tahun lalu tersandung kasus sama. Petugas juga mengamankan puluhan ton pupuk oplosan yang sudah berada di truk tronton serta puluhan ton pupuk oplosan yang disimpan di gudang lain di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo.

”Totalnya, pupuk oplosan yang kami temukan diperkirakan mencapai 50 ton,” ujar Komandan Kodim 0816 Letkol (ARH) Bambang Utomo. Bambang menjelaskan, pihaknya diberi tugas bekerja sama dengan Dinas Pertanian untuk meningkatkan swasembada pangan.

Salah satunya dengan memerangi penyelewengan pupuk bersubsidi dan pupuk oplosan. Menurut Bambang, pengungkapan kasus pupuk oplosan milik H Jujun yang diberi merek Mahkota Daun itu didasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat. Selanjutnya tim dari Kodim dan DPPP Sidoarjo melakukan penyelidikan untuk mendapatkan bukti-bukti.

Ternyata dalam penggerebekan mereka mendapati bahwa gudang H Jujun itu digunakan sebagai tempat memproduksi pupuk oplosan. Di lokasi itu juga ditemukan pupuk bersubsidi yang dioplos lagi. Selain itu, ada karung-karung yang dibuat merek sendiri, pupuk kimia, dan barang bukti lain.

Bambang menegaskan, apa yang dilakukan H Jujun bukan hanya mengoplos pupuk bersubsidi, tapi juga memalsukan merek pupuk. Untuk menindaklanjuti pupuk oplosan itu, Bambang mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolres Sidoarjo AKBP Anggoro Sukartono.

”Selanjutnya kami akan menyerahkan kasus ini ke Polres Sidoarjo,” katanya. Setelah mendatangi gudang produksi pupuk oplosan, tim Kodim dan DPP juga melihat pupuk yang sudah diangkut truk tronton dengan nomor polisi H 1764 BH di Jalan Arteri Porong.

Namun, belum semua pupuk diangkut sudah ketahuan petugas. Untuk mengelabui petugas, pupuk oplosan itu juga diangkut dengan menggunakan colt diesel ke truk tronton. ”Saya hanya disuruh mengangkut pupuk itu ke Jakarta dengan ongkos Rp6 juta,” sebut Abdul Qorib, sopir truk tronton.

Sopir truk asal Desa Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu menambahkan, dia berencana akan mengangkut 25 ton pupuk dengan tujuan Sunda Kelapa, Jakarta. Namun, Qorib mengaku hanya diberi alamat pengiriman. Dia mengaku menerima order itu daripada balik tidak membawa muatan.

”Saya mengirim tripleks dari Semarang ke Sidoarjo. Kemudian saya ditawari mengangkut pupuk ke Jakarta. Ini baru sekali saya lakukan,” ujar Qorib. Qorib mengaku mendapat order dari Markan, warga Kedungkendo, Candi. Selama ini dia sering disuruh mengangkut pupuk organik.

Di sisi lain, Markan juga mengaku dia sebelumnya memang pernah mengirim pupuk milik H Jujun ke Meratus, Tanjung Batu, Tanjung Perak, Surabaya, tiga pekan lalu. ”Ongkosnya masih kurang Rp2,5 juta. Katanya, akan dibayar saat pengiriman pupuk ke Jakarta. Maka itu, saya carikan truk balen (truk pengiriman yang kosong),” ungkapnya.

Sayangnya, pemilik pupuk oplosan tidak berada di tempat. Namun, pupuk baik yang berada di Gudang Randegan, di truk tronton, maupun di gudang Jalan Lingkar Timur, seluruhnya sudah diamankan. Usaha pupuk oplosan yang digeluti H Jujun tergolong besar. Dalam sebulan bahkan bisa memproduksi di atas 50 ton. Usahanya ini sudah digeluti bertahun-tahun.

”Sudah lama usaha pupuk itu. Dulu juga pernah ditangkap polisi gara-gara usaha pupuk juga,” ujar salah satu warga. Selain mengoplos pupuk bersubsidi, karung yang digunakan juga dipalsukan. Usaha pupuk ini juga tidak ada izinnya. ”Sudah saya cek, Mahkota Daun memang tidak terdaftar,” sebut Kepala DPPP Sidoarjo Aniek Puji Astutik.

abdul rouf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4027 seconds (0.1#10.140)