Sri Lanka Selidiki Kejahatan Perang

Sabtu, 14 Maret 2015 - 13:05 WIB
Sri Lanka Selidiki Kejahatan Perang
Sri Lanka Selidiki Kejahatan Perang
A A A
KOLOMBO - Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena berjanji akan melakukan penyelidikan terkait kasus kejahatan perang saudara di dalam negerinya yang berlangsung selama 26 tahun. Dalam penyelidikan kasus ini, pihaknya tidak mengikutsertakan tim penyelidik dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

Kendati begitu, pandangan mereka terhadap kasus ini akan dijadikan pertimbangan. Pendahulu Sirisena, mantan presiden Mahinda Rajapaksa, selalu menolak untuk bekerja sama dengan PBB. Pihak militer dan pemberontak Macan Tamil keduanya dituduh melakukan kekejaman selama perang selama 26 tahun yang berakhir pada 2009.

Pada konflik selama dua dekade tersebut, jumlah korban tewas cukup banyak, berkisar 80.000 hingga 100.000 orang. Pada bulan terakhir perang saudara itu diperkirakan ribuan masyarakat sipil Tamil tertembak oleh pemerintah. Presiden Sirisena mengatakan, komite investigasi akan bekerja secara efisien, seimbang, sesuai hukum, dan tidak memihak.

Terkait tidak dilibatkannya tim penyelidik PBB, Sirisena menyatakan, “Kami siap menerima nasihat dan pandangan mereka terkait penyelidikan, tapi saya tidak berpikir bahwa kami memerlukan bantuan dari luar karena kami memiliki semua sumber daya untuk melakukan penyelidikan ini.” Melihat gaya kepemimpinannya, Sirisena merupakan figur pemimpin yang berbeda dibanding Mahinda Rajapaksa yang kontroversial.

Pada isu-isu di mana Rajapaksa selalu tampak keras kepala, Sirisena terlihat lebih membuka diri. Maithripala Sirisena merupakan salah satu aliansi terdekat Mahinda Rajapaksa. Hingga akhirnya dia membuat pengumuman mengejutkan bahwa dirinya siap bertarung melawan Rajapaksa dalam pemilu presiden pada Januari silam.

Para pendukung Rajapaksa langsung mencapnya sebagai seorang pengkhianat. Pria bernama lengkap Pallewatte Gamaralalage Maithripala Yapa Sirisena itu salah satu orang terkuat dari Partai Kebebasan Sri Lanka. Dia berasal dari keluarga petani di daerah Sinhalese.

Asal-usulnya yang dari kalangan kelas bawah ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemilih. Sirisena lahir pada 3 September 1951 di provinsi bagian barat dari Sri Lanka. Sirisena mulai terjun ke politik pada 1989 sebagai anggota Parlemen Sri Lanka. Sejak 1994 dia sudah menjabat sebagai menteri selama beberapa kali. Sebelum menjadi presiden, jabatan terakhirnya sebagai menteri kesehatan sampai November 2014.

arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4799 seconds (0.1#10.140)