Obama Kecam Penembakan

Sabtu, 14 Maret 2015 - 13:05 WIB
Obama Kecam Penembakan
Obama Kecam Penembakan
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan tidak ada ampun bagi berbagai aksi kriminal yang terjadi di Ferguson, Missouri. Kecaman Obama menanggapi penembakan dua petugas polisi dalam aksi demonstrasi antirasis.

Obama menegaskan, penembak polisi itu adalah pelaku kriminal yang harus ditangkap. Terkait aksi damai demonstran, Obama mengatakan keluhan yang dilakukan para demonstran itu memiliki legitimasi. Penembakan terhadap dua polisi ini terjadi pada Kamis (12/3) dini hari saat terjadi demonstrasi setelah pengunduran diri Kepala Polisi Ferguson, Thomas Jackson.

“Tidak ada ampun bagi aksi kriminalitas,” kata Presiden Obama dalam program Jimmy Kimmel Live di stasiun televisi ABC. Obama memerintahkan penembak polisi itu harus ditangkap. “Siapa pun melepaskan tembakan, mereka adalah penjahat,” imbuhnya. Obama mengakui, penegak hukum kini memiliki tugas berat, sedangkan warga harus mengerti kalau mereka tidak ingin dilecehkan karena faktor rasis.

“Tapi, mereka harus bekerja sama untuk mencari sejumlah jawaban,” saran Obama. Sementara, Obama menilai wajar demonstrasi antirasis yang masih berlanjut di Ferguson, karena mereka memiliki hak untuk mengungkapkan keluhan. Buntut dari penembakan ini, polisi langsung memburu tersangka penembakan.

Empat blok dari kantor polisi Ferguson dan pengadilan kota yang menjadi lokasi penembakan telah diblokade untuk mempersempit ruang gerak tersangka. Crime Stoppers, organisasi yang bekerja untuk mencegah dan menghentikan kejahatan, menjanjikan USD10.000 (Rp132 juta) bagi siapa saja yang mampu memberikan informasi tentang tersangka penembakan.

Dua anggota Kongres asal Missouri juga akan memberikan tambahan USD3.000 (Rp39 juta). “Beberapa orang berterus terang kepada penyidik, tetapi kita belum bisa merilis nama-nama kemungkinan tersangka,” kata Kepala Polisi St Louis County Jon Belmar kepada CNN. Dia percaya bahwa polisi dapat menangkap tersangka penembak.

“Siapa pun yang melakukan (penambakan) datang karena alasan jahat,” tambahnya. Belmar mengatakan, delapan bulan setelah penembakan Michael Brown, jalanan di Ferguson tetap memanas dan posisi polisi seperti di ujung tanduk. Sementara itu, media lokal di St Louis melaporkan bahwa ada tiga orang yang telah diinterogasi, tetapi tidak ditahan.

Iresha Turner merupakan salah satu dari tiga orang yang diinterogasi polisi. “Saya membuka pintu dan melihat dadaku, ada sinar laser merah,” sebutnya menceritakan tentang awal penangkapannya. “Saya angkat tangan, terus menangis. Tolong jangan tembak saya,” imbuhnya.

Turner dibebaskan setelah menjalani proses pemeriksaan. Dia pun menegaskan bahwa dirinya tidak melihat penembakan secara langsung dan tidak memiliki ide untuk menembak polisi. Demonstrasi antirasis tetap berlanjut di Ferguson. Para pengunjuk rasa menyalakan lilin untuk mengenang semua korban kekerasan. Mereka kemudian berbaris ke kantor polisi sambil memukul drum dan bernyanyi.

Polisi di tempat kejadian menjaga jarak mereka dari pengunjuk rasa dan menghindari aksi kekerasan. Tidak seperti demonstrasi sebelumnya, saat ini polisi tidak terlihat menggunakan perlengkapan anti hura-hara. Wali Kota Ferguson James Knowles III menyerukan warganya untuk tetap tenang.

“Kita sangat menghargai demonstrasi yang dilaksanakan secara damai, tetapi kita tidak dapat melanjutkan ancaman kekerasan terhadap komunitas kita,” katanya. Dia menegaskan bahwa polisi masih memberikan jaminan keamanan bagi warga.

Ketegangan memuncak di Ferguson sejak Agustus tahun lalu dan meningkat pada November setelah dewan juri menolak mengadili seorang polisi Darren Wilson atas pembunuhan Michael Brown.

Insiden itu memicu debat nasional tentang penegak hukum dan sikap rasis mereka. Pada pekan lalu laporan Departemen Kehakiman AS menyebut, Pemerintah Kota Ferguson dan polisi kulit putih melakukan bias rasis terhadap warga kulit putih.

andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3219 seconds (0.1#10.140)