Keriuhan Musik dan Kehangatan Suasana

Sabtu, 14 Maret 2015 - 12:43 WIB
Keriuhan Musik dan Kehangatan Suasana
Keriuhan Musik dan Kehangatan Suasana
A A A
Pada 6-8 Maret silam, Java Festival Production kembali memuaskan penikmat musik di Indonesia dengan menggelar Java Jazz Festival (JJF) di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Tahun ini JJF menginjak edisi ke-11, terhitung dari pertama kali terselenggara pada 2004. Menginjak tahun ke-11, ajang JJF seolah menjadi agenda wajib para pencinta musik Tanah Air.

Mengusung tema Exploring Indonesia,JJF kali ini mengangkat barong Bali sebagai ikon. Menurut PR JJF Julia Putri, menampilkan budaya Indonesia ke festival bertaraf internasional menjadi cara efektif memperkenalkan budaya Indonesia yang beraneka ragam, baik ke musisi luar negeri maupun penonton JJFyang beragam.

“Melalui tema ‘Exploring Indonesia’, kami ingin mengeksplorasi talenta-talenta baru. Selain itu untuk maskotnya, setelah mengangkat wayang tahun lalu, kali ini kami memutuskan barong karena dapat mewakili keseluruhan Indonesia,” ucap Julia.

Julia menyebutkan, jumlah artis yang terlibat pada tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. “Dari 350 musisi tahun lalu, menjadi 470 musisi tahun ini. Jadi, kenaikannya cukup signifikan,” katanya. Terdapat 142 artis yang tampil, terdiri atas 55 artis internasional dan 87 artis Indonesia yang tampil dalam total 187 pertunjukan selama tiga hari.

Mereka tersebar ke dalam 16 panggung. Beberapa di antara musisi nasional dan internasional memeriahkan ajang tersebut, seperti Jessie J, Christina Perri, Chris Botti, Bobby McFerrin, Kenny Lattimore, Akiko Tsuruga, Lisa Ono, dan Snarky Puppy. Begitu pula dari Indonesia yang dimeriahkan oleh Kahitna, Reza Artamevia, Sheila On 7, Tulus, Dewa Budjana, 3 Diva, dan Glenn Fredly.

Sejak hari pertama penyelenggaraannya, kawasan JIExpo sudah dipadati oleh pengunjung yang hendak menyaksikan penampilan dari musisi favoritnya. Dengan menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 130.000 selama tiga hari, tampaknya target tersebut sudah tercapai.

“Ada beberapa kategori tiket untuk masuk ke JJF, yaitu VIP, Invitation, dan reguler. Dari banyaknya tiket yang terjual, tampaknya pengunjung bisa lebih dari 130.000,” kata Julia. JJFmemang ingin terus memberikan suguhan berbeda kepada penontonnya tiap tahun.

Salah satu kejutan yang ditampilkan di JJF 2015adalah kolaborasi unik yang terselip selama tiga hari rangkaian acara musik tahunan itu digelar. Sesuai simbol JJF, yakni mendukung dan mengangkat musisi Indonesia agar sederajat dengan musisi internasional, maka JJF menciptakan kolaborasi nan apik.

Rangkaian kolaborasi melibatkan Sheila On 7 dengan Ron King Horn Section, Reza Artamaveia dengan Teza Sumendra, Dwiki Darmawan bersama Quartet Vilet Spin (Austria), Dian PP bersama pemain harmonika asal Jerman, Tulus bersama Maurice Brown, dan masih banyak lagi.

Endah n Rhesa, salah satu penampil di JJFpada tahun ini merasa senang sekali bisa beberapa kali berpartisipasi di ajang musik internasional sebesar JJFini. Saat ditemui GEN SINDO, Endah mengaku selalu menikmati setiap penampilannya di JJF.

“Sejak 2009, kami sudah berpartisipasi di JJF. Meski setiap tahunnya kami berganti-ganti panggung dari yang kecil, besar, sampai ke panggung yang kecil lagi, kami selalu menikmatinya,” kata Endah. Selama tiga hari penyelenggaraan JJF, Endah n Rhesa menanti-nanti penampilan dari Richard Bona dan Bobby Mcferrin.

Rhesa mengaku, dari JJF, ia dan Endah bisa menemukan banyak referensi baru untuk bermusik dari line upyang ada. “Serunya di JJF, kita bisa dapat banyak referensi untuk nantinya kita praktikan langsung saat kita manggung,” sebutnya.

Panggung akbar Java Jazz 2015memang telah usai. Namun, kehangatan itu masih terasa. Para musikus mancanegara dan lokal mampu membius para penonton untuk tetap bertahan dan tampak enggan pula beranjak. Rasa yang sama lantas membawa kita untuk tidak sabar menantikan ajang yang sama pada tahun depan.

DEASY AMALIA
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5277 seconds (0.1#10.140)