Ormas Harapan Rakyat Bisa Jadi Parpol
A
A
A
JAKARTA - Wacana pendukung Hatta Rajasa membentuk organisasi masyarakat (ormas) Harapan Rakyat dinilai akan jadi jalan pembuka bagi kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang kecewa di kongres untuk mendirikan partai politik (parpol) baru.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio mengatakan, pembentukan ormas oleh pihak yang kalah pada pemilihan ketua umum di kongres hal yang biasa terjadi. Dia melihat itu juga berpeluang terjadi di PAN. “Kemungkinannya memang sangat potensial menjadi parpol,” ujarnya kemarin. Namun, jikapun ormas tersebut terbentuk menjadi parpol, itu tidak cukup kuat untuk menandingi PAN. Apalagi, Hatta dinilai tidak memiliki basis massa yang kuat.
“Agak sulit ormas Harapan Rakyat itu menjadi besar. Amien Rais punya Muhammadiyah, sedangkan Hatta tidak punya basis massa yang riil,” ujarnya. Mantan Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Hari Wibowo mengakui ada dorongan untuk pendirian ormas tersebut. Bahkan dirinya termasuk pendukung Hatta yang mewacanakan itu direalisasi. Namun, kata Dradjad, Hatta sejauh ini belum bersikap dan masih mempertimbangkan aspirasi dari para pendukungnya tersebut. “Bang Hatta tentu sangat memperhatikan aspirasi pendukungnya.
Soal tindak lanjut, tentu banyak faktor yang akan jadi pertimbangan,” jelasnya kemarin. Namun, apakah ormas itu nanti berubah menjadi parpol, Dradjad tidak tahu karena Hatta sendiri belum memastikan untuk merealisasi aspirasi pendukungnya itu. “Sekarang statusnya masih aspirasi atau wacana dari pendukung,” ujarnya.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN Sulistyowati mengatakan pendirian ormas tinggal mendapat persetujuan Hatta. “Kalau Pak Hatta bilang oke, kami yakin dalam sepekan kepengurusan akan lengkap di seluruh Indonesia. Jadi jangan kaget kalau kami pendukungnya tiba-tiba sudah mengenakan seragam baru,” ujarnya kemarin.
Menurutnya, Hatta memang belum mengiyakan aspirasi tersebut, tetapi juga tidak melarang para pendukungnya untuk melakukan hal itu. Menurutnya, Hatta mengatakan bahwa rencana tersebut perlu didiskusikan lebih jauh sebelum diputuskan. Menurutnya, aspirasi tersebut telah disampaikan kembali kepada Hatta di kediaman mantan ketua umum DPP PAN itu di Jakarta pada Selasa (10/3).
“Wacana ormas ini memang ada dan menguat seiring tindakan pemecatan dan PAW terhadap sejumlah pimpinan DPD yang di kongres mendukung Hatta,” ujar Sulis kemarin. Sulis mengatakan, aspirasi itu menguat karena Zulkifli dinilai tidak mewujudkan janjinya untuk melakukan reunifikasi. Menurutnya, tujuh DPD Maluku dipecat dan beberapa DPD seperti Lampung juga mendapatkan ancaman.
Padahal, kata Sulis, dulu Zulkifli menyatakan untuk melakukan reunifikasi dan memastikan tidak ada kader PAN yang digeser ataupun dipecat. ”Tapi komitmen itu tidak ditepati, itu yang mendorong teman-teman berniat untuk berada di luar saja,” jelasnya. Di lain pihak, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan masih berupaya merangkul pendukung Hatta untuk masuk ke dalam kepengurusannya.
Zulkifli memastikan Dradjad Wibowo batal mundur dari dunia politik praktis. Zulkifli juga memastikan bahwa Tjatur Sapto Edy batal mundur dari posisinya sebagai ketua Fraksi PAN di DPR meskipun yang bersangkutan telah mengajukan surat pengunduran diri. “Mas Dradjad tidak mundur. Kita sudah bertemu. Insya Allah PAN ini akur-akur, rukun-rukun,” kata Zulkifli kemarin.
Kiswondari/mula akmal/rahmat sahid
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio mengatakan, pembentukan ormas oleh pihak yang kalah pada pemilihan ketua umum di kongres hal yang biasa terjadi. Dia melihat itu juga berpeluang terjadi di PAN. “Kemungkinannya memang sangat potensial menjadi parpol,” ujarnya kemarin. Namun, jikapun ormas tersebut terbentuk menjadi parpol, itu tidak cukup kuat untuk menandingi PAN. Apalagi, Hatta dinilai tidak memiliki basis massa yang kuat.
“Agak sulit ormas Harapan Rakyat itu menjadi besar. Amien Rais punya Muhammadiyah, sedangkan Hatta tidak punya basis massa yang riil,” ujarnya. Mantan Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Hari Wibowo mengakui ada dorongan untuk pendirian ormas tersebut. Bahkan dirinya termasuk pendukung Hatta yang mewacanakan itu direalisasi. Namun, kata Dradjad, Hatta sejauh ini belum bersikap dan masih mempertimbangkan aspirasi dari para pendukungnya tersebut. “Bang Hatta tentu sangat memperhatikan aspirasi pendukungnya.
Soal tindak lanjut, tentu banyak faktor yang akan jadi pertimbangan,” jelasnya kemarin. Namun, apakah ormas itu nanti berubah menjadi parpol, Dradjad tidak tahu karena Hatta sendiri belum memastikan untuk merealisasi aspirasi pendukungnya itu. “Sekarang statusnya masih aspirasi atau wacana dari pendukung,” ujarnya.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN Sulistyowati mengatakan pendirian ormas tinggal mendapat persetujuan Hatta. “Kalau Pak Hatta bilang oke, kami yakin dalam sepekan kepengurusan akan lengkap di seluruh Indonesia. Jadi jangan kaget kalau kami pendukungnya tiba-tiba sudah mengenakan seragam baru,” ujarnya kemarin.
Menurutnya, Hatta memang belum mengiyakan aspirasi tersebut, tetapi juga tidak melarang para pendukungnya untuk melakukan hal itu. Menurutnya, Hatta mengatakan bahwa rencana tersebut perlu didiskusikan lebih jauh sebelum diputuskan. Menurutnya, aspirasi tersebut telah disampaikan kembali kepada Hatta di kediaman mantan ketua umum DPP PAN itu di Jakarta pada Selasa (10/3).
“Wacana ormas ini memang ada dan menguat seiring tindakan pemecatan dan PAW terhadap sejumlah pimpinan DPD yang di kongres mendukung Hatta,” ujar Sulis kemarin. Sulis mengatakan, aspirasi itu menguat karena Zulkifli dinilai tidak mewujudkan janjinya untuk melakukan reunifikasi. Menurutnya, tujuh DPD Maluku dipecat dan beberapa DPD seperti Lampung juga mendapatkan ancaman.
Padahal, kata Sulis, dulu Zulkifli menyatakan untuk melakukan reunifikasi dan memastikan tidak ada kader PAN yang digeser ataupun dipecat. ”Tapi komitmen itu tidak ditepati, itu yang mendorong teman-teman berniat untuk berada di luar saja,” jelasnya. Di lain pihak, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan masih berupaya merangkul pendukung Hatta untuk masuk ke dalam kepengurusannya.
Zulkifli memastikan Dradjad Wibowo batal mundur dari dunia politik praktis. Zulkifli juga memastikan bahwa Tjatur Sapto Edy batal mundur dari posisinya sebagai ketua Fraksi PAN di DPR meskipun yang bersangkutan telah mengajukan surat pengunduran diri. “Mas Dradjad tidak mundur. Kita sudah bertemu. Insya Allah PAN ini akur-akur, rukun-rukun,” kata Zulkifli kemarin.
Kiswondari/mula akmal/rahmat sahid
(bbg)