Terus Berbagi Semangat Positif

Minggu, 08 Maret 2015 - 10:32 WIB
Terus Berbagi Semangat Positif
Terus Berbagi Semangat Positif
A A A
Ketertarikan menjadi seorang motivator sudah dirasakan oleh Setia Furqon sejak duduk di bangku kelas 3 SMA. Ketika itu, Furqon–– sapaan akrabnya––mengikuti seminar yang diadakan di salah satu kampus.

Dari situ ia melihat betapa memukau dan hebatnya seorang motivator memberikan pesan-pesan positif bagi orang lain.

Itulah yang menjadi alasan Furqon untuk ikut terjun sebagai motivator. Sedikit demi sedikit, Furqon terus belajar dan berani membuka kelas training motivasi, di mulai dari ketika usianya 18 tahun. Bagaimana awal perjalanan Furqon merintis profesi ini? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDO dengan pria kelahiran 30 Maret 1988 itu.

Bagaimana awal perjalanan karier sebelum menjadi seorang motivator?

Awal perjalanan karier saya sebagai motivator adalah saat kelas 3 SMA atau ketika usia 18 tahun. Saat itu pertama kali saya mengikuti sebuah training motivasi di sebuah kampus. Seorang motivator begitu antusias membawakan sebuah training dengan balutan multimedia, joke yang inspiratif, juga public speaking yang begitu memukau. Saya tak ingat siapa namanya.

Namun, yang pasti, ada satu kesan mendalam yang saya tangkap. Satu orang motivator bisa membuat ratusan pasang mata tertuju padanya. Bisa tertawa bersama, berpikir bersama, belajar bersama, sampai meneteskan air mata bersama. Dari sana saya bertekad untuk jadi seorang motivator. Berbagai buku motivasi, audio motivasi, juga training saya ikuti. Perlahan, namun pasti, saya mulai memberanikan diri untuk jadi seorang motivator.

Sebenarnya apa cita-cita yang ingin Anda capai?

Tahun 2005, saat kelas 2 SMA, saya pernah menulis ”Target 5 Tahun Furqon” yang saya tulis di atas karton besar dan saya tempel di dinding kamar. Tepat lima tahun setelah itu hampir semua cita-cita saya terwujud. Salah satunya menjadi penulis dan membuat tabungan haji buat ayahibu, juga punya mobil sendiri. Keputusan menjadi seorang motivator pun saya temukan setahun setelah saya menuliskan cita-cita ini yaitu saat kelas 3 SMA. Alhamdulillah, dengan izin Allah, akhirnya saya bisa merealisasikannya.

Mengapa memilih menjalani profesi sebagai motivator, tujuan apa yang ingin diraih?

Di usia 26 tahun ini, berarti sudah sekitar delapan tahun saya berkecimpung di dunia motivasi. Menjadi motivator adalah panggilan jiwa saya untuk bisa berbagi dan menyemangati. Ini adalah jalan bagi saya untuk bisa mengubah bangsa ini ke arah yang lebih baik. Hal yang tidak terbayarkan oleh apa pun ialah saat melihat banyak orang setelah mengikuti training akhirnya lebih semangat belajar, belajar mandiri, bahkan ada yang sudah dapat beasiswa ke luar negeri.

Begitu juga saat bisa berbagi di institusi pemerintahan, saya berharap aparatur negara ke depan punya loyalitas yang tinggi untuk menjadi pelayan yang baik bagi masyarakat Indonesia. Tujuan saya menjadi motivator agar bisa membangun generasi emas Indonesia yang mendayagunakan lima kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan SETIA: Spiritual Power, Emotional Power, True Financial Power, Intellectual Power, juga Action power.

Apa kendala yang Anda rasakan ketika menjadi seorang motivator?

Kendala menjadi seorang motivator tidak terlalu signifikan. Karena setiap proses yang saya lakukan sangat saya nikmati sebab ini sudah menjadi passion saya. Yang pasti saya harus terus tumbuh dan mengikuti zaman. Maka, saya pun berbagi motivasi di berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram , dan website.

Adakah kisah unik ketika Anda mulai merintis pekerjaan sebagai motivator?

Ada kisah unik saat saya memulai karier sebagai seorang public speaker dan motivator. Waktu awal kuliah ada organisasi kampus di sebuah jurusan kesehatan di Bandung mengundang untuk mengisi training motivasi. Saat itu bensin motor sudah mau habis. Setelah selesai training seperti biasa ada bingkisan yang diberikan, ternyata sebuah keranjang berisi buah-buahan. Padahal, saya kira akan diberi amplop. Akhirnya saya pulang dengan memakai motor yang didorong karena tidak ada bensin dan uang yang saya miliki. Hujan rintik menjadi saksi perjuangan saya waktu itu. Alhamdulillah, semua itu menjadi mozaik indah yang membentuk saya sampai saat ini.

Apa rencana ke depan yang ingin Anda capai dalam hidup?

Saya akan terus menginspirasi dan memotivasi lima juta orang dengan konsep SETIA sampai 2020. Kemudian, membuat sebuah media terintergrasi yang edukatif, kreatif, dan kekinian. Ada keinginan juga untuk membuat Setia Learning Center, sebuah tempat pelatihan yang alami, kreatif, dan inspiratif sehingga setiap alumni bisa keluar dengan semangat untuk bekerja dan berprestasi. Selain itu, merintis Setia Foundation yang bergerak di bidang sekolah, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, serta beasiswa.

Siapa yang menjadi tokoh inspiratif buat Anda?

Tokoh inspiratif saya banyak. Tapi, yang paling menginspirasi diri saya adalah ayah dan ibu saya. Karena didikan merekalah, saya bisa menjadi seperti ini.

Saat ini apa kesibukan seharihari Anda?

Kesibukan sehari-hari saya menjadi motivator, penulis, kuliah pascasarjana, coach di program pelatihan bisnis Muda Juara, menjalankan bisnis (Setiacorp: Rumah Karya Publishing, Setia Training Center, Setia Tours and Travel, juga Setianet). Juga terus belajar dari para guru kehidupan.

Siapa saja yang memberikan support kepada Anda?

Yang memberikan support selama ini adalah istri, kedua orang tua, mentor bisnis, setia crew yang hebat, juga sahabat sesama pengusaha dan motivator, plus semua alumni training dan sahabat SETIA di dunia. Terima kasih banyak, tanpa kalian, saya bukan siapa-siapa.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6860 seconds (0.1#10.140)