Tantangan Zulkifli Hasan Semakin Berat
A
A
A
JAKARTA - Saling serang antara Amien Rais dan Hatta Rajasa yang menjurus ke konflik menjadi tantangan berat bagi Zulkifli Hasan dalam memimpin Partai Amanat Nasional (PAN).
Sebab keduanya merupakan tokoh senior dan sama-sama memiliki dukungan kuat. Direktur PolcoMM Institute Heri Budianto menilai, saling serang dapat berakibat pada soliditas internal.
“Jika ini terus terjadi dan tidak ada penyelesaian, PAN akan terancam soliditasnya dan bahkan bisa pecah juga. Sindiran Amien Rais di dalam sambutannya di Kongres PAN tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi dengan alasan apa pun. Apalagi itu bentuk serangan politik kepada Hatta Rajasa karena pasti akan berdampak luas,” kata Heri kepada KORAN SINDO kemarin.
Sebagaimana diketahui, Amien Rais secara tak langsung menuding Hatta Rajasa sebagai pembohong terkait pertemuannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan elite Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada September tahun lalu. Atas tudingan itu, Hatta memberikan perlawanan atas perlakuan Amien tersebut. Melalui akun Twitternya Hatta menjelaskan fakta yang terjadi, termasuk bagaimana pertemuan tersebut dia sampaikan ke Koalisi Merah Putih (KMP) dan tidak ada persoalan.
Hatta menanyakan balik ke Amien Rais sebenarnya siapa yang telah berbohong. Akibat saling serang itu, lanjut Heri, mulai terlihat bagaimana satu demi satu tokoh-tokoh PAN menyampaikan tidak mau masuk ke kepengurusan. “Ini tanda- tanda bahwa PAN terancam soliditasnya,” ucapnya. Analis politik dari CSIS Arya Fernandes menilai, dengan adanya potensi konflik tersebut, tugas berat Zulkifli setelah terpilih sebagai ketua umum menjadi semakin berat.
Padahal, tanpa adanya potensi konflik itu saja sebenarnya tantangan Zulkifli sudah cukup berat, yakni mengembalikan posisi partai reformis yang berbasis segmen kelas menengah dan intelektual di perkotaan. Tantangan tersebut harus bisa diantisipasi dan dihadapi ketua umum terpilih agar masa depan PAN tidak kehilangan basis riil yang memang punya histori sejak kelahiran partai tersebut pasca-Reformasi.
Sementara itu, kalangan sesepuh PAN bersedia membantu rekonsiliasi Amien Rais dan Hatta Rajasa. Pasalnya, perselisihan kedua tokoh PAN itu dapat berimbas pada perpecahan internal PAN. “Kami juga akan membantu keduanya untuk cepat menyembuhkan luka dan cedera yang terjadi pada ikatan kekeluargaan tersebut,” kata politikus senior PAN, Alvin Lie. Alvin berpendapat, hubungan Amien dan Hatta itu sudah seperti kakak-adik, bahkan mereka belasan tahun berjuang bersama.
Jadi, kalaupun ada perselisihan di antara keduanya, hal itu hanya akan memanas sebentar saja. “Setelah itu silaturahmi akan kembali tersambung,” ujar mantan anggota DPR itu. Adapun mengenai sejumlah politikus PAN yang hendak mengundurkan diri, Alvin menjelaskan bahwa Dradjad Wibowo memang sudah lama ingin istirahat dari politik praktis. Kemudian kondisi kesehatan dan kegiatan profesinya membuat Dradjad tidak bisa aktif.
“Tidak beda dengan saya. Sejak 2005 saya juga tidak pegang jabatan struktural di DPP PAN,” imbuhnya. Hal senada diungkapkan oleh salah satu pendiri PAN, AM Fatwa. Menurutdia, sebagaisalahseorang yang dituakan di PAN dirinya sangat mengharapkan tidak ada yang berselisih paham lagi seusai perhelatan Kongres PAN IV ini.
“Ini kongres yang berbeda dengan dinamika tersendiri. Saya kira dinamika harus terbuka,” kata anggota DPD itu. Fatwa juga bersedia mempersatukan kembali pihakpihak yang berselisih di PAN. Dia pun yakin bahwa tidak ada masalah yang serius mengenai hal ini. “ Efek psikologis tidak bisa dihindari, hanya lebih ke teknis,” pungkasnya.
Kiswondari/ rahmat sahid
Sebab keduanya merupakan tokoh senior dan sama-sama memiliki dukungan kuat. Direktur PolcoMM Institute Heri Budianto menilai, saling serang dapat berakibat pada soliditas internal.
“Jika ini terus terjadi dan tidak ada penyelesaian, PAN akan terancam soliditasnya dan bahkan bisa pecah juga. Sindiran Amien Rais di dalam sambutannya di Kongres PAN tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi dengan alasan apa pun. Apalagi itu bentuk serangan politik kepada Hatta Rajasa karena pasti akan berdampak luas,” kata Heri kepada KORAN SINDO kemarin.
Sebagaimana diketahui, Amien Rais secara tak langsung menuding Hatta Rajasa sebagai pembohong terkait pertemuannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan elite Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada September tahun lalu. Atas tudingan itu, Hatta memberikan perlawanan atas perlakuan Amien tersebut. Melalui akun Twitternya Hatta menjelaskan fakta yang terjadi, termasuk bagaimana pertemuan tersebut dia sampaikan ke Koalisi Merah Putih (KMP) dan tidak ada persoalan.
Hatta menanyakan balik ke Amien Rais sebenarnya siapa yang telah berbohong. Akibat saling serang itu, lanjut Heri, mulai terlihat bagaimana satu demi satu tokoh-tokoh PAN menyampaikan tidak mau masuk ke kepengurusan. “Ini tanda- tanda bahwa PAN terancam soliditasnya,” ucapnya. Analis politik dari CSIS Arya Fernandes menilai, dengan adanya potensi konflik tersebut, tugas berat Zulkifli setelah terpilih sebagai ketua umum menjadi semakin berat.
Padahal, tanpa adanya potensi konflik itu saja sebenarnya tantangan Zulkifli sudah cukup berat, yakni mengembalikan posisi partai reformis yang berbasis segmen kelas menengah dan intelektual di perkotaan. Tantangan tersebut harus bisa diantisipasi dan dihadapi ketua umum terpilih agar masa depan PAN tidak kehilangan basis riil yang memang punya histori sejak kelahiran partai tersebut pasca-Reformasi.
Sementara itu, kalangan sesepuh PAN bersedia membantu rekonsiliasi Amien Rais dan Hatta Rajasa. Pasalnya, perselisihan kedua tokoh PAN itu dapat berimbas pada perpecahan internal PAN. “Kami juga akan membantu keduanya untuk cepat menyembuhkan luka dan cedera yang terjadi pada ikatan kekeluargaan tersebut,” kata politikus senior PAN, Alvin Lie. Alvin berpendapat, hubungan Amien dan Hatta itu sudah seperti kakak-adik, bahkan mereka belasan tahun berjuang bersama.
Jadi, kalaupun ada perselisihan di antara keduanya, hal itu hanya akan memanas sebentar saja. “Setelah itu silaturahmi akan kembali tersambung,” ujar mantan anggota DPR itu. Adapun mengenai sejumlah politikus PAN yang hendak mengundurkan diri, Alvin menjelaskan bahwa Dradjad Wibowo memang sudah lama ingin istirahat dari politik praktis. Kemudian kondisi kesehatan dan kegiatan profesinya membuat Dradjad tidak bisa aktif.
“Tidak beda dengan saya. Sejak 2005 saya juga tidak pegang jabatan struktural di DPP PAN,” imbuhnya. Hal senada diungkapkan oleh salah satu pendiri PAN, AM Fatwa. Menurutdia, sebagaisalahseorang yang dituakan di PAN dirinya sangat mengharapkan tidak ada yang berselisih paham lagi seusai perhelatan Kongres PAN IV ini.
“Ini kongres yang berbeda dengan dinamika tersendiri. Saya kira dinamika harus terbuka,” kata anggota DPD itu. Fatwa juga bersedia mempersatukan kembali pihakpihak yang berselisih di PAN. Dia pun yakin bahwa tidak ada masalah yang serius mengenai hal ini. “ Efek psikologis tidak bisa dihindari, hanya lebih ke teknis,” pungkasnya.
Kiswondari/ rahmat sahid
(ars)