Tatang Koswara Sniper Legendaris Itu Berpulang

Rabu, 04 Maret 2015 - 10:50 WIB
Tatang Koswara Sniper...
Tatang Koswara Sniper Legendaris Itu Berpulang
A A A
BANDUNG - Penembak jitu alias sniper andal asal Indonesia, Tatang Koswara, tutup usia pada usia 68 tahun tadi malam.

Meninggalnya purnawirawan sersan TNI AD tersebut cukup mengagetkan karena beberapa saat sebelumnya dia terlihat bugar dan tengah mengisi suatu acara di sebuah stasiun televisi.

Diduga dia mengalami serangan jantung. ”Berbagai pertolongan pertama sudah dilakukan selama menuju ke rumah sakit. Sekitar pukul 19.45 kami pun sampai ke rumah sakit. 15 menit kemudian setelah diberikan pertolongan kejut listrik, akhirnya dokter pun menyatakan beliau wafat,” ujar Letda Sahlan Rambe yang kemarin menemani Tatang.

Sebelum meninggal Tatang tengah disibukkan melayani undangan media untuk menggali lebih dalam sepak terjangnya selama menjadi sniper. Beberapa pekan ini namanya memang mendapat perhatian media karena membeber identitasnya sebagai sniper legendaris Tanah Air. Betapa tidak, karena keahliannya menembak selama operasi Timor Timur, Tatang yang kini tinggal di Bandung dinobatkan sebagai sniper terbaik dunia dengan urutan ke-14 dalam buku karya Peter Brokersmith, Training, Techniques, and Weapons.

Di dalam buku tersebut tercatat nama-nama sniper legendaris dunia seperti Simo Hayha dari Finlandia yang sukses menembak mati 542 target; Erwin Kening, sniper Jerman yang menembak mati 500 target. Tatang dengan senapan Winchester model 70, berhasil menembak 40 orang dalam sebuah operasi. Berdasar pengakuan Tatang, dalam satu misi dia membawa 50 peluru. 49 peluru dihabiskan untuk menewaskan musuh.

Termasuk duel dengan sniper lawan. Satu peluru disisakan ”untuk dia” ketika situasi mengharuskan. Selain karena bakat, kemahirannya dalam tembak-menembak berkat pelatihan yang pernah dia jalani. Pada kurun 1974-1975, Tatang mengikut program mobile training teams (MTT) dengan mentor dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway. Program ini disebut- sebut sebagai cikal bakal pasukan sniper dan antiteror TNI.

Dari 60 prajurit TNI yang mengikuti latihan, hanya 17 orang yang lulus, termasuk Tatang. Prajurit yang lulus mendapat senjata Winchester model 70, yang kemudian menjadi senjata andalannya. Terkait dengan hal itu sejak pukul 07.00 Tatang bersama istrinya berangkat menuju Jakarta untuk mengisi sebuah acara di stasiun televisi nasional. Sahlan Rambe ikut menemani sejak dari Bandung hingga ke Jakarta. Tepat pukul 10.00 Tatang pun sampai di Jakarta.

”Kala itu Pak Tatang tampak sangat bersemangat. Meski dia sempat mengaku kelelahan karena banyak media yang mewawancarainya,” tutur Sahlan. Sesampai di hotel dia pun beristirahat. Sorenya Tatang dan istri berangkat ke studio. Keluarga besarnya dari Bandung ternyata sudah menyusul ke Jakarta untuk menyaksikan Tatang muncul di televisi. ”Pukul 18.00 Pak Tatang pun mulai live.

Di segmen pertama dan kedua ia tampak bersemangat menceritakan pengalamannya. Akan tetapi, saat di segmen ketiga terlihat beliau sudah mulai memegang-megang lehernya seakan sesak,” tuturnya. Sahlan, yang merupakan ajudannya selama di Jakarta, mengaku langsung maju ke depan dan meminta pihak televisi untuk menghentikan acara. Lima menit berselang Tatang pun mulai tak sadarkan diri. Tepat pukul 19.00 Tatang dilarikan ke Rumah Sakit Medistra.

Selama perjalanan Tatang pun ditemani tim dokter dari pihak televisi. Takdir berkata lain. Berbagai upaya yang sudah dilakukan pihak rumah sakit tidak membuahkan hasil. Prajurit kebangaan bangsa itu pun berpulang.

Anne rufaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)