Penjara Mewah untuk Para Narapidana

Senin, 02 Maret 2015 - 10:32 WIB
Penjara Mewah untuk...
Penjara Mewah untuk Para Narapidana
A A A
UMUMNYA penjara adalah tempat mengerikan yang dibuat untuk membatasi gerak penghuninya, terutama para gerilyawan yang kerap melancarkan teror.

Perlakuan berbeda justru diterapkan di Penjara Adyala, Rawalpindi, Pakistan. Penjara Adyala menawarkan kemewahan. Para narapidana memiliki kamar sendiri tanpa harus berjejalan dengan narapidana lain, seperti di penjara pada umumnya. Mereka juga mendapatkan fasilitas yang sebenarnya dilarang dimiliki olehnya narapidana seperti memiliki televisi, ponsel, dan komputer dengan akses internet.

Mereka memiliki kamar tahanan sendiri-sendiridanberagamfasilitas layaknya hotel berbintang. Salah satu tahanan yang mendapatkan fasilitas mewah itu adalah Zaki-ur-Rehman Lakhvi, pelaku serangan teror Mumbai pada 2008 silam, dan enam gerilyawan lainnya. “Para narapidana juga dapat menerima kunjungan sejumlah tamu, kapan pun, baik siang atau malam, tujuh hari dalam satu pekan,” kata petugas penjara yang tidak disebutkan namanya, dilansir BBC.

Tamu para narapidana itu tidak membutuhkan izin khusus dan para tamu juga tidak perlu menyerahkan identitas kepada petugas penjara. Tak heran jika di sini para narapidana tidak pernah ketinggalan berita, berkomunikasi dengan keluarga pun terus berjalan seakan tanpa batasan. Sangat berbeda dengan penjara lain yang membatasi kunjungan dalam sepekannya serta membatasi kepemilikan alat komunikasi apalagi internet.

Uniknya lagi, tidak ada izin ataupun biaya yang harus dibayar untuk mendapat semua pelayan spesial tersebut. Hotel prodeo ini memang sengaja dibuat nyaman dengan alasan keamanan nasional. Pemerintah Pakistan mengklaim fasilitas mewah bagi komandan gerilyawan itu agar anak buah mereka tidak melakukan aksi teror.

Meski demikian, aksi teror gerilyawan tetap terjadi di Pakistan dan menimbulkan timbul korban jiwa baik militer maupun rakyat sipil.

Rini agustina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7864 seconds (0.1#10.140)