Pesan Perlawanan Gerakan Pengumpulan Koin
A
A
A
Jejaring sosial kini telah menjadi media cukup efektif bagi publik (nitizen) untuk menyikapi dan melakukan kritik atas sebuah peristiwa.
Melalui aksi di media sosial, opini publik terbentuk dan bisa membuat aksi nyata penyikapan terhadap suatu fenomena.
BERAWAL DI DUNIA MAYA, KONKRET DI DUNIA NYATA
Koin Untuk Australia
Pernyataan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan kepada warga Aceh saat tsunami 2004 berkaitan dengan permohonan untuk membatalkan eksekusi mati terhadap dua warga Australia berbuntut panjang. Pernyataan Abbot itu menuai kecaman di dunia maya dengan hastag 'KoinUntukAustralia' dan juga hastag 'Coin4Abbott' sebagai sindiran untuk mengembalikan bantuan tsunami Australia.
Koin untuk Prita Mulyasari
Pada tahun 2010 publik menggalang aksi "Koin untuk Prita" di media sosial menyusul kasusnya dengan RS Omni internasional yang didenda pengadilan sebesar Rp204 juta. Koin Keadilan Prita yang berjumlah ratusan juta itu merupakan solidaritas masyarakat yang simpati atas ketidakadilan pada kasus Prita yang dituduh mencemarkan nama baik RS Omni.
Koin Gaji Untuk SBY
Merupakan gerakan sindiran dengan mengumpulkan dana masyarakat di media sosial yang dipicu oleh pernyataan SBY yang menyatakan bahwa gajinya selama 7 tahun menjadi Presiden belum pernah naik
Koin untuk KPK
Pada 2012 muncul gerakan koin untuk KPK yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan publik terhadap KPK yang kesulitan memperoleh anggaran untuk membangun gedung sendiri
Koin untuk Satinah
Pada April 2014 muncul gerakan massa untuk mengumpulkan dana bagi Satinah, TKW asal Indonesia yang diwajibkan membayar diyath (denda) sebesar Rp 21 miliar agar terbebas hukuman pancung, sementara negara dianggap tidak peduli
Koin untuk Darsem
”Koin Darsem” adalah gerakan menggalang dana di beberapa kota di Indonesia untuk membantu Darsem, seorang tenaga kerja Indonesia asal Subang yang didenda Rp 4,7 miliar agar bebas dari vonis hukuman mati oleh pengadilan Arab Saudi
Koin untuk Bilqis
Pada 2010 muncul gerakan ”Koin Bilqis”. Bilqis Anindya Passa, Balita berusia 1,5 tahun mengidap kelainan saluran empedu, atresia bilier. Untuk menyelamatkan hidupnya, Bilqis harus menjalani operasi transplantasi hati berbiaya sekitar Rp1 miliar. Dengan tujuan membantu biaya operasi dan menyindir peran negara di media jejaring sosial, masyarakat menggalang pengumpulan ”Koin Bilqis”
Koin Sastra
”Koin Sastra” adalah gerakan penggalangan dana untuk mencegah Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ditutup akibat ketiadaan dana pengelolaan
Koin Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc
Koin peduli pembentukan pengadilan HAM Ad Hoc yang diinisiasi oleh Kontras dipicu pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang saat itu masih menjabat Deputi Tim Transisi Jokowi-JK mengenai tidak mungkinnya Pengadilan HAM Ad Hoc dilaksanakan dalam waktu dekat yang dikarenakan Negara tidak memiliki dana untuk membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc pada tahun 2015
SEJARAH KEMUNCULAN
-Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997.Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan.
-Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah.
-Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis.
-Tahun 2002 muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh.
-Tahun 2003 muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace.
-Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati.
-Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook
-Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).
-Tahun 2012,muncul kembali dan menambah kembali situs jejaring sosial untuk semua usia yang bernama Ketiker. Ketiker adalah situs web yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut post Kelebihan
Jadi Media Perlawanan
-Banyak contoh yang telah menggambarkan betapa pentingnya respon positif terhadap penggunaan sosial media sebagai wadah untuk mencari keadilan dan juga sebagai bentuk media perlawanan
-Kasus krisis politik di Mesir dan Tunisia yang berujung pada penggulingan presiden masing-masing menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan media jejaring sosial sebagai media perlawanan untuk menyebarkan informasi alternatif dibanding media mainstream
-Kasus Prita Mulyasari ‘melawan’ RS Omni. Dengan begitu hebat, media sosial mampu menggerakkan hati banyak orang untuk membantu Prita Mulyasari untuk menebus denda yang telah diberikan kepadanya dan akhirnya terbentuklah penggalangan dana melalui Koin untuk Prita
-”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto”. Sebuah gerakan perlawanan di media sosial yang diprakarsai oleh facebookers dari Jambi, Usman Yasin, pada 2010 menyikapi upaya kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto oleh Mabes Polri
PENGGUNA DIGITAL DI INDONESIA
- 255,5 juta Jumlah populasi. 51%: Urbanisasi
- 72,7 juta Pengguna internet aktif. 28%: Penetrasi
- 72 juta Akun media sosial aktif. 28%: Penetrasi
- 308,2 juta Pengguna perangkat bergerak. 121%: Populasi - 62 juta Akun sosial media perangkat bergerak. 24%: Penetrasi.
PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI INDONESIA 2015
-FACEBOOK 14%
-WHATSAPP 12%
-TWITTER 11%
-FACEBOOK MESENGGER 9%
-GOOGLE 9%
-LINKEDIN 7%
-INSTAGRAM 7%
-SKYPE 6%
-PINTEREST 6%
-LINE 6%
Sumber: Globalwebindex & Litbang KORAN SINDO
INFOGRAFIS:KORAN SINDO/BOBBY FIRMANSYAH, FOTO-FOTO:ISTIMEWA
Melalui aksi di media sosial, opini publik terbentuk dan bisa membuat aksi nyata penyikapan terhadap suatu fenomena.
BERAWAL DI DUNIA MAYA, KONKRET DI DUNIA NYATA
Koin Untuk Australia
Pernyataan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan kepada warga Aceh saat tsunami 2004 berkaitan dengan permohonan untuk membatalkan eksekusi mati terhadap dua warga Australia berbuntut panjang. Pernyataan Abbot itu menuai kecaman di dunia maya dengan hastag 'KoinUntukAustralia' dan juga hastag 'Coin4Abbott' sebagai sindiran untuk mengembalikan bantuan tsunami Australia.
Koin untuk Prita Mulyasari
Pada tahun 2010 publik menggalang aksi "Koin untuk Prita" di media sosial menyusul kasusnya dengan RS Omni internasional yang didenda pengadilan sebesar Rp204 juta. Koin Keadilan Prita yang berjumlah ratusan juta itu merupakan solidaritas masyarakat yang simpati atas ketidakadilan pada kasus Prita yang dituduh mencemarkan nama baik RS Omni.
Koin Gaji Untuk SBY
Merupakan gerakan sindiran dengan mengumpulkan dana masyarakat di media sosial yang dipicu oleh pernyataan SBY yang menyatakan bahwa gajinya selama 7 tahun menjadi Presiden belum pernah naik
Koin untuk KPK
Pada 2012 muncul gerakan koin untuk KPK yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan publik terhadap KPK yang kesulitan memperoleh anggaran untuk membangun gedung sendiri
Koin untuk Satinah
Pada April 2014 muncul gerakan massa untuk mengumpulkan dana bagi Satinah, TKW asal Indonesia yang diwajibkan membayar diyath (denda) sebesar Rp 21 miliar agar terbebas hukuman pancung, sementara negara dianggap tidak peduli
Koin untuk Darsem
”Koin Darsem” adalah gerakan menggalang dana di beberapa kota di Indonesia untuk membantu Darsem, seorang tenaga kerja Indonesia asal Subang yang didenda Rp 4,7 miliar agar bebas dari vonis hukuman mati oleh pengadilan Arab Saudi
Koin untuk Bilqis
Pada 2010 muncul gerakan ”Koin Bilqis”. Bilqis Anindya Passa, Balita berusia 1,5 tahun mengidap kelainan saluran empedu, atresia bilier. Untuk menyelamatkan hidupnya, Bilqis harus menjalani operasi transplantasi hati berbiaya sekitar Rp1 miliar. Dengan tujuan membantu biaya operasi dan menyindir peran negara di media jejaring sosial, masyarakat menggalang pengumpulan ”Koin Bilqis”
Koin Sastra
”Koin Sastra” adalah gerakan penggalangan dana untuk mencegah Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ditutup akibat ketiadaan dana pengelolaan
Koin Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc
Koin peduli pembentukan pengadilan HAM Ad Hoc yang diinisiasi oleh Kontras dipicu pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang saat itu masih menjabat Deputi Tim Transisi Jokowi-JK mengenai tidak mungkinnya Pengadilan HAM Ad Hoc dilaksanakan dalam waktu dekat yang dikarenakan Negara tidak memiliki dana untuk membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc pada tahun 2015
SEJARAH KEMUNCULAN
-Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997.Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan.
-Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah.
-Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis.
-Tahun 2002 muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh.
-Tahun 2003 muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace.
-Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati.
-Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook
-Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).
-Tahun 2012,muncul kembali dan menambah kembali situs jejaring sosial untuk semua usia yang bernama Ketiker. Ketiker adalah situs web yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut post Kelebihan
Jadi Media Perlawanan
-Banyak contoh yang telah menggambarkan betapa pentingnya respon positif terhadap penggunaan sosial media sebagai wadah untuk mencari keadilan dan juga sebagai bentuk media perlawanan
-Kasus krisis politik di Mesir dan Tunisia yang berujung pada penggulingan presiden masing-masing menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan media jejaring sosial sebagai media perlawanan untuk menyebarkan informasi alternatif dibanding media mainstream
-Kasus Prita Mulyasari ‘melawan’ RS Omni. Dengan begitu hebat, media sosial mampu menggerakkan hati banyak orang untuk membantu Prita Mulyasari untuk menebus denda yang telah diberikan kepadanya dan akhirnya terbentuklah penggalangan dana melalui Koin untuk Prita
-”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto”. Sebuah gerakan perlawanan di media sosial yang diprakarsai oleh facebookers dari Jambi, Usman Yasin, pada 2010 menyikapi upaya kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto oleh Mabes Polri
PENGGUNA DIGITAL DI INDONESIA
- 255,5 juta Jumlah populasi. 51%: Urbanisasi
- 72,7 juta Pengguna internet aktif. 28%: Penetrasi
- 72 juta Akun media sosial aktif. 28%: Penetrasi
- 308,2 juta Pengguna perangkat bergerak. 121%: Populasi - 62 juta Akun sosial media perangkat bergerak. 24%: Penetrasi.
PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI INDONESIA 2015
-FACEBOOK 14%
-WHATSAPP 12%
-TWITTER 11%
-FACEBOOK MESENGGER 9%
-GOOGLE 9%
-LINKEDIN 7%
-INSTAGRAM 7%
-SKYPE 6%
-PINTEREST 6%
-LINE 6%
Sumber: Globalwebindex & Litbang KORAN SINDO
INFOGRAFIS:KORAN SINDO/BOBBY FIRMANSYAH, FOTO-FOTO:ISTIMEWA
(ars)