Bahas Penyatuan Zona Waktu ASEAN

Rabu, 25 Februari 2015 - 11:43 WIB
Bahas Penyatuan Zona...
Bahas Penyatuan Zona Waktu ASEAN
A A A
KUALA LUMPUR - Delegasi DPD yang dipimpin Ketua DPD Irman Gusman kemarin melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Dari beberapa pembahasan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, juga dibahas wacana penyatuan zona waktu di kawasan ASEAN guna meningkatkan daya saing perekonomian global. “Ini perlu ditindaklanjuti agar ke depan dilakukan penyatuan zona waktu, setidaknya di masing-masing ibu kota negara di ASEAN.

Karena selain akan menghadirkan efisiensi seperti dalam hal pasar modal,” kata Irman seusai pertemuan dengan PM Najib di Kompleks Putrajaya, Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin. Saat bertemu Najib, Irman didampingi Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad, anggota DPD Maya Rumantir dan M Shaleh, serta Duta Besar Indonesia di Malaysia Herman Prayitno.

Menurut Irman, Indonesia dan Malaysia punya potensi menjadi basis perekonomian di kawasan ASEAN. Karena itu, usulan dari PM Malaysia tersebut dianggap penting untuk ditindaklanjuti Indonesia. “Dalam era globalisasi ini kita harus perkuat single market di ASEAN seperti di Eropa dan Amerika juga begitu,” ujarnya.

Selain membicarakan soal zona waktu, lanjut Irman, Najib Razak juga menyinggung potensi bahasa Melayu-Indonesia menjadi bahasa internasional. Menurut Irman, Pemerintah Malaysia mendukung bahasa Melayu-Indonesia didorong dan dikembangkan menjadi bahasa percakapan internasional, khususnya di ASEAN di mana pengguna bahasa Melayu mencapai 600 juta orang.

“Dalam bidang budaya, khususnyasoalbahasaIndonesia- Melayu. Artinya dua negara. Jadi beliau setuju sekali karena memang penting untuk menjadi bahasa internasional. Kita tingkatkan terus dalam berbagai kebudayaan bahasa,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad menambahkan, salah satu hal yang juga penting dalam pembahasan dengan PM Najib adalah dukungan agar pelaku bisnis dari Indonesia bisa berinvestasi di Malaysia. Selama ini, kata dia, yang terjadi adalah investasi Malaysia di Indonesia cukup besar. “Salah satuwujudnya adalahkeleluasaan membuka cabang Bank Mandiri di sini. Nanti akan dibuka sampai di lokal-lokal,” ujar Farouk.

Rahmat sahid
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8276 seconds (0.1#10.140)