Banser Siap Bantu TNI Bela Negara

Selasa, 24 Februari 2015 - 11:00 WIB
Banser Siap Bantu TNI Bela Negara
Banser Siap Bantu TNI Bela Negara
A A A
JAKARTA - Gerakan Pemuda Anshor dan Barisan Anshor Serbaguna (Banser) yang merupakan sayap organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU), menegaskan kesiapannya membantu TNI dalam membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“GP Anshor dan Banser siap di belakang TNI. Kami ingin Indonesia kuat, negara yang kuat pasti tentaranya kuat dan ini saatnya TNI kuat,” ujar Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Anshor Nusron Wahid saat mengikuti penataran oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, kemarin.

Hadir dalam kegiatan tersebut Sekjen GP Anshor M Aqiel Irham, Ketua Pimpinan Pusat Anshor Yagut, dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Alfa Isnaini beserta 125 orang anggota Anshor. Selain itu, Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Sumedy, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Karibiyama, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat, Aspers Panglima TNI Laksda TNI Sugeng Darmawan, dan Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa sinergitas TNI dan Banser selama ini berjalan sangat baik. Panglima menjelaskan, perkembangan ekonomi dan militer negara-negara di dunia berkembang dengan pesat. “Perkembangan ekonomi dan militer Tiongkok misalnya, Laut Cina Selatan 10 tahun lalu, kita nggak terlalu fokus. Tapi melihat perkembangan baru Tiongkok, Amerika melakukan rebalancing kekuatan militer di Asia,” katanya.

Kemudian, Australia yang mengganti 12 kapal selam dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Bahkan, radar Australia bisa menjangkau hampir seluruh kawasan Indonesia. Begitu juga dengan krisis Ukraina yang dampaknya sangat luar biasa terhadap ekonomi global. “Sekarang ada kecenderungan perlombaan persenjataan. Alasannya untuk melindungi negaranya,” jelasnya.

Sementara di dalam negeri, Indonesia menghadapi degradasi ideologi. Banyak yang mempertanyakan ideologi Pancasila. Belum lagi, berkembangnya paham fundamentalisme yang membawa debat ideologis tidak pernah berhenti.

“Kalau nggak kuat, bangsa Indonesia akan rapuh. Ini perlu jadi atensi. Paham ISIS juga masih menjadi ancaman potensial, meski belum jadi ancaman faktual. Tapi kalau nggak dijaga bisa aktual,” kata Panglima.

Sucipto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7147 seconds (0.1#10.140)