Feri Tenggelam, 70 Penumpang Tewas
A
A
A
DHAKA - Sedikitnya 70 orang tewas setelah feri Mostofa bertabrakan dengan kapal kargo di Sungai Padma, Bangladesh, Minggu (22/2).
Tim SAR juga berhasil mengangkat ”bangkai” Mostofa ke permukaan daratan terdekat, dini hari kemarin. Menjelang malam, tim SAR menghentikan proses pencarian. Walau demikian, Sekretaris Pemerintah Lokal, Rasheda Ferdousi, mengatakan akan terus memantau perkembangan di sekitar tempat kejadian.
”Orang-orang kami telah menggunakan perahu saat menelusuri Sungai Padma untuk mencari korban hilang. Tapi di sekitar kapal tidak ada lagi jenazah,” kata Ferdousi tanpa membeberkan berapa banyak korban hilang, dikutip Foxnews .
Inspektur Polisi Abdul Muktadir juga mengatakan tidak menemukan lagi korban meninggal setelah Mostofa di angkat ke permukaan. ”Pagi ini (kemarin) kami hanya menemukan jenazah di dalam feri yang sudah diangkat,” pungkas Muktadir kepada AFP .
Selain itu, polisi akan melakukan penyelidikan lebih mendalam terhadap insiden ini. Daftar penumpang Mostofa tidak tercatat sehingga otoritas terkait tak bisa mengumumkan jumlah pasti penumpang atau awak feri. Namun, Ferdousi memperkirakan jumlah penumpang mencapai 150 orang.
Sementara itu, Jewel Mia dari Otoritas Transportasi Air Dalam Negeri memperkirakan 140 orang yang berada dalam feri ketika insiden terjadi. Sejumlah penumpang yang berada di dek atas berhasil selamat setelah melompat dan berenang menuju tepi sungai.
Sebagian korban selamat ditolong boat tim SAR. ”Hampir semua korban meninggal adalah penumpang yang terperangkap di dek bawah ketika feri karam,” imbuh Ferdousi. Ahad Ali, salah satu kerabat korban meninggal, menangis setelah melihat kakaknya sudah tidak bernyawa di dalam kantong jenazah. ”Pada Minggu (22/2) pagi, dia menelepon saya akan ke desa tempat orang tua kami tinggal setelah mendengar ayah terkena stroke,” ujar Ali.
Menurut Ali, kakaknya pandai berenang. ”Dia bahkan duduk di dek atas. Hanya, sebelum insiden itu terjadi, dia turun ke bawah untuk makan. Saat itu saya kira dia terjebak dan tidak bisa keluar hingga ikut tenggelam bersama kapal,” tutur Ali.
Berbeda dengan Ali, orang terdekat korban yang lain, Kazi Anisur Rahman, sampai kemarin sore belum menemukan sahabatnya. ”Dia tidak ada di antara semua jenazah yang sudah dievakuasi. Saya sudah menghabiskan waktu 20 jam. Dia tidak bisa berenang. Jadi, kami sangat khawatir,” ujar Rahman.
Semua korban meninggal berasal dari Mostofa. Menurut Menteri Perperahuan, Shahjahan Khan, Mostofa bertabrakan dengan kapal pengangkut barang. Saat kejadian, menurut saksi hidup Al Amin, para penumpang Mostofa panik mencari kerabat masing-masing.
Tak lama setelah tabrakan, Mostofa langsung tenggelam. ”Saya tersadar ketika air sudah menggenangi kapal. Saya mencoba berenang dan tim SAR menyelamatkan saya dengan menggunakan perahu. Namun, saya tidak tahu apa yang terjadi pada Ibu saya,” ungkap Al Amin.
Sejauh ini tiga orang telah ditangkap, termasuk nakhoda kapal kargo. Sementara kapten Mostofa masih hilang. Di Bangladesh, yang memiliki lebih dari 230 sungai secara bersilangan, kecelakaan feri sering terjadi. Agustus lalu, feri berkapasitas 85 penumpang yang pada kenyataannya mengangkut lebih dari 200 orang, tenggelam di Sungai Padma.
Lebih dari 100 orang meninggal atau hilang. Pemilik feri ditangkap setelah seminggu bersembunyi. Lima orang juga meninggal dalam insiden tenggelamnya feri di Bangladesh Selatan bulan ini.
Muh shamil
Tim SAR juga berhasil mengangkat ”bangkai” Mostofa ke permukaan daratan terdekat, dini hari kemarin. Menjelang malam, tim SAR menghentikan proses pencarian. Walau demikian, Sekretaris Pemerintah Lokal, Rasheda Ferdousi, mengatakan akan terus memantau perkembangan di sekitar tempat kejadian.
”Orang-orang kami telah menggunakan perahu saat menelusuri Sungai Padma untuk mencari korban hilang. Tapi di sekitar kapal tidak ada lagi jenazah,” kata Ferdousi tanpa membeberkan berapa banyak korban hilang, dikutip Foxnews .
Inspektur Polisi Abdul Muktadir juga mengatakan tidak menemukan lagi korban meninggal setelah Mostofa di angkat ke permukaan. ”Pagi ini (kemarin) kami hanya menemukan jenazah di dalam feri yang sudah diangkat,” pungkas Muktadir kepada AFP .
Selain itu, polisi akan melakukan penyelidikan lebih mendalam terhadap insiden ini. Daftar penumpang Mostofa tidak tercatat sehingga otoritas terkait tak bisa mengumumkan jumlah pasti penumpang atau awak feri. Namun, Ferdousi memperkirakan jumlah penumpang mencapai 150 orang.
Sementara itu, Jewel Mia dari Otoritas Transportasi Air Dalam Negeri memperkirakan 140 orang yang berada dalam feri ketika insiden terjadi. Sejumlah penumpang yang berada di dek atas berhasil selamat setelah melompat dan berenang menuju tepi sungai.
Sebagian korban selamat ditolong boat tim SAR. ”Hampir semua korban meninggal adalah penumpang yang terperangkap di dek bawah ketika feri karam,” imbuh Ferdousi. Ahad Ali, salah satu kerabat korban meninggal, menangis setelah melihat kakaknya sudah tidak bernyawa di dalam kantong jenazah. ”Pada Minggu (22/2) pagi, dia menelepon saya akan ke desa tempat orang tua kami tinggal setelah mendengar ayah terkena stroke,” ujar Ali.
Menurut Ali, kakaknya pandai berenang. ”Dia bahkan duduk di dek atas. Hanya, sebelum insiden itu terjadi, dia turun ke bawah untuk makan. Saat itu saya kira dia terjebak dan tidak bisa keluar hingga ikut tenggelam bersama kapal,” tutur Ali.
Berbeda dengan Ali, orang terdekat korban yang lain, Kazi Anisur Rahman, sampai kemarin sore belum menemukan sahabatnya. ”Dia tidak ada di antara semua jenazah yang sudah dievakuasi. Saya sudah menghabiskan waktu 20 jam. Dia tidak bisa berenang. Jadi, kami sangat khawatir,” ujar Rahman.
Semua korban meninggal berasal dari Mostofa. Menurut Menteri Perperahuan, Shahjahan Khan, Mostofa bertabrakan dengan kapal pengangkut barang. Saat kejadian, menurut saksi hidup Al Amin, para penumpang Mostofa panik mencari kerabat masing-masing.
Tak lama setelah tabrakan, Mostofa langsung tenggelam. ”Saya tersadar ketika air sudah menggenangi kapal. Saya mencoba berenang dan tim SAR menyelamatkan saya dengan menggunakan perahu. Namun, saya tidak tahu apa yang terjadi pada Ibu saya,” ungkap Al Amin.
Sejauh ini tiga orang telah ditangkap, termasuk nakhoda kapal kargo. Sementara kapten Mostofa masih hilang. Di Bangladesh, yang memiliki lebih dari 230 sungai secara bersilangan, kecelakaan feri sering terjadi. Agustus lalu, feri berkapasitas 85 penumpang yang pada kenyataannya mengangkut lebih dari 200 orang, tenggelam di Sungai Padma.
Lebih dari 100 orang meninggal atau hilang. Pemilik feri ditangkap setelah seminggu bersembunyi. Lima orang juga meninggal dalam insiden tenggelamnya feri di Bangladesh Selatan bulan ini.
Muh shamil
(ftr)