Masa Depan Anwar dan Oposisi Malaysia

Senin, 23 Februari 2015 - 11:14 WIB
Masa Depan Anwar dan Oposisi Malaysia
Masa Depan Anwar dan Oposisi Malaysia
A A A
Keputusan Mahkamah Agung (MA) Malaysia yang menolak kasasi pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menjadikan koalisi oposisi atau dikenal dengan Pakatan Rakyat (PR) memasuki babak kegelapan.

Ketika Anwar Ibrahim resmi masuk ke penjara kembali, kubu oposisi diprediksi akan hancur. Dengan vonis kasasi MA Malaysia itu, Anwar harus menjalani kehidupannya di penjara dalam dakwaan hubungan sodomi dengan mantan ajudannya pada 2008. Pada Maret 2014, pengadilan menjatuhi vonis lima tahun untuk Anwar.

Proses persidangan itu dianggap sebagai upaya partai politik propemerintah untuk menghentikan kiprah Anwar dari dunia politik. Masa depan Anwar dan oposisi semakin suram dalam pemilu mendatang. Namun jika PR mampu mempersatukan kekuatan, Barisan Nasional (BN) akan tetap khawatir. Pasalnya, PR memiliki massa loyal dan reformis yang menginginkan perubahan, sedangkan BN memiliki citra jelek yang melekat yakni korupsi dan kolusi dalam menjalankan pemerintahan.

Dalam jajak pendapat terakhir, PR mendapatkan dukungan suara yang kuat dan semakin mendekati kekuatan BN. PR yang dipimpin Anwar Ibrahim juga diprediksi dapat menggulingkan koalisi partai berkuasa. ”Tanpa Anwar Ibrahim maka tidak ada PR,” kata aktivis hak asasi manusia (HAM), Ambiga Sreenevasan, dikutip BBC. Dia percaya PR dapat bertahan tanpa kehadiran Anwar, tetapi banyak tantangan besar yang harus dihadapi.

”Mereka harus menghentikan permusuhan internal karena itu sangat melelahkan bagi rakyat.” PR memiliki tiga partai yang memiliki haluan berbeda. Partai Islam se-Malaysia (PAS) yang beranggotakan warga etnik Melayu-Malaysia yang menginginkan penerapan syariat Islam. Partai Aksi Demokratik (DAP) dengan anggota warga etnik China yang beragama Buddha dan Kristen. Kemudian, Partai Keadilan Rakyat (PKR) beranggotakan berbagai ras dan agama.

Koalisi tiga partai bercita-cita mengakhiri kekuasaan lima dekade koalisi BN. PR memiliki kekuasaan yang kuat di negara bagian Penang, Selangor, dan Kelantan. Namun demikian, beberapa analis memandang dukungan untuk oposisi berasal dari orang yang kecewa terhadap pemerintah. Dukungan itu bukan murni diperoleh PR sendiri, melainkan hanya sebagai dampak.

”Oposisi tidak memainkan kabinet bayangan dan gagal mengartikulasikan kebijakan yang jelas dalam bidang ekonomi dan hubungan etnik,” ujar Ibrahim Suffian, pendiri kelompok jajak pendapat independen, Merdeka Center. Tantangan dari dalam PR ternyata berasal dari dalam anggota koalisi itu sendiri. Pada tahun lalu, anggota PKR terlibat konflik kepemimpinan di negara bagian Selangor.

Kemudian, para pemimpin PAS di Kelantan berusaha mengimplementasikan hukuman pidana islami, yakni potong tangan bagi pencuri. Sikap keras PAS itu bertentangan dengan DAP yang berhaluan liberal dan masih dalam satu koalisi oposisi. Tantangan terberat lainnya adalah kematian pendiri PAS Nik Abdul Aziz Nik Mat. Kehilangan Nik Abdul Aziz merupakan kemunduran bagi oposisi Malaysia. Maklum, dia dikenal sebagai pendukung utama Anwar.

Karisma seorang Nik Abdul Aziz juga menjadi andalan PAS untuk mendulang suara. Banyaknya tantangan yang dihadapi PR tidak akan menyurutkan perjuangan oposisi. Wakil Presiden PKR Chua Tian Chang mengungkapkan koalisi oposisi tidak perlu khawatir dengan banyaknya tantangan.

Figur Pengganti Anwar

Saat ini PR belum mengumumkanfiguryangakanmenggantikan Anwar Ibrahim. Media lokal Malaysia melaporkan bahwa ada konflik perebutan pimpinan oposisi antara PAS dan DAP. The Malaysian Insider melaporkan, figur muda yang mampu menggantikan Anwar Ibrahim adalah politikus PAS, Nik Abdul Aziz Nik Mat dan politikus DAP yakni Karpal Singh.

Namun, ada indikasi yang menyebutkan kalau pimpinan oposisi akan berasal dari PKR, atau partai yang mengusung Anwar. Kandidat yang diusulkan adalah Menteri Besar Selangor Mohamed Azmin Ali. PKR jua memiliki kandidat lain, seperti Nurul Izzah Anwar dan Rafizi Ramli. Salah satu kelebihan PR adalah banyaknya politisi muda. Mereka telah menyiapkan politisi andal sejak muda.

Regenerasi yang matang menjadi harapan baru kebangkitan PR di masa mendatang. Selain darah muda, kandidat yang cukup mendapatkan pertimbangan adalah istri Anwar Ibrahim, WanAzizahWanIsmail. Dia dipastikan akan menjadi pemimpinoposisiuntuksementara hingga ada pemilihan ketua oposisi secara resmi. Wan Azizah juga sudah menyiapkan diri untuk menggantikan suami. Sejak jauh hari, dia telah menempati posisi penting dalam kepengurusan PKR.

Dia juga aktif dalam membantu suaminya memimpin PR. Siapa pun yang akan menggantikan Anwar, tidak ada satu pun politisi Malaysia yang mampu menggantikannya. Pengalaman dan visi seorang Anwar tidak ada yang mampu menggantikannya. Jikapun Anwar harus dipenjara, dia tidak akan hilang dan rotasi politik Malaysia yang selalu bergerak.

Menurut aktivis HAM Ambiga, kalaupun Anwar dipenjara, dia masih dapat menjalankan kepemimpinan oposisi. ”Anwar justru lebih berbahaya di dalam penjara dibandingkan di luar,” prediksi Ambiga.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8333 seconds (0.1#10.140)