Polisi Buru Pembunuh Sopir Taksi

Senin, 23 Februari 2015 - 10:58 WIB
Polisi Buru Pembunuh...
Polisi Buru Pembunuh Sopir Taksi
A A A
JAKARTA - Polisi masih memburu pembunuh sopir taksi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari penyelidikan, pelakunya diduga adalah dua penumpang yang dibawa di taksi tersebut.

“Dari fakta di lapangan, dugaan mengarah pelaku adalah penumpangnya. Korban diduga ditusuk dari belakang,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Indra F Siregar. Tony Zahar sempat menaikkanduapenumpangdari Citayam, Depok. “Dari Citayam sampai akhirnya ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), argonya itu masih terus menyala,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul kemarin.

Saat ini dua penumpang tersebut masih ditelusuri pihak kepolisian. Selain mengejar pelaku pembunuhan sopir taksi, Polda Metro Jaya mengerahkan intelijen untuk memantau lokasi rawan kejahatan, khususnya kejahatan jalanan seperti begal. “Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono memerintahkan seluruh satuan, termasuk intelijen, memantau titik rawan kejahatan,” ujar Martinus.

Selama ini, pihaknya sudah membentuk tim yang memang untuk menangani kejahatan jalanan tidak hanya begal sepeda motor. “Jadi semua kejahatan, kami akan berantas,” ucapnya. Dalam mengantisipasi kejahatan dibangun pos pantau di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya.

“Kami tempatkan personel Sabhara, Lalu Lintas, dan Brimob,” katanya. Hasilnya, kejahatan selama berdirinya pos pantau mulai berkurang. Namun, pelaku kejahatan justru memilih beraksi pada Sabtu-Minggu. “Akhirnya kita antisipasi dengan melakukan penguatan patroli pada Sabtu-Minggu,” ucap mantan kabid humas Polda Jawa Barat itu.

Selain peningkatan patroli, kapolda juga telah perintahkan menindak tegas pelaku kejahatan sadis. Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menilai polisi sebagai penegak hukum perlu membangun efek psikologis kewaspadaan di masyarakat sekaligus efek psikologis takut bagi para penjahat. “Polisi harus show off force, konkretnya operasi besar-besaran perlu dilakukan untuk membuat takut para pelaku,” katanya.

Gencarnya operasi menunjukkan bahwa polisi dan masyarakat tetap waspada. Kewaspadaan petugas juga akan membuat penjahat berpikir lagi untuk melakukan aksinya. “Pengamanan keseharian publik walau tidak prestisius, namun menyangkut kehidupan faktual masyarakat. Pada area ini butuh kejelasan kerja dan respons publik,” ucapnya.

Helmi syarif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1759 seconds (0.1#10.140)