Dua Tersangka Menyerahkan Diri
A
A
A
BANTUL - Dua tersangka pelaku penganiayaan siswi SMA Yogyakarta LAA, 18, diamankan Polres Bantul. Pt, 19, dan WI, 19, diserahkan pihak keluarga, Selasa (17/2) malam, setelah aparat Polres Bantul melakukan pendekatan persuasif kepada keluarga tersangka.
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, Pt, yang asal Kecamatan Kasihan, Bantul, adalah wanita yang ikut program kejar paket C, sementara Wl asal Jetis, Yogyakarta, adalah pelajar aktif di sebuah SMA di Yogyakarta. Keduanya mengaku mengenal Ratih (otak penyekapan dan penganiayaan) dan korban LAA.
“Dengan tambahan dua tersangka ini, kini sudah ada empat orang yang kami amankan. Mereka adalah IC, 16, MS, 19, Pt, dan Wl. Semua perempuan,” tutur Akbar kemarin. Dalam pemeriksaan sementara, dua tersangka turut melakukan penganiayaan dengan cara menendang dan menyundut tubuh LAA dengan rokok. Wl mengaku beberapa kali menendang korban dan menamparnya, sementara Pt menyundutkan rokok ke kulit korban.
Tindakan para tersangka ini masih didalami pihak kepolisian, termasuk berapa mereka memukul dan menyundut tubuh korban karena di dalam kamar ditemukan banyak sekali puntung rokok. Akbar menambahkan, keduanya adalah orang yang melakukan penganiayaan pada hari kedua yaitu Jumat (13/2) pekan lalu. Mereka ada di sana karena diminta Ratih datang lagi ke kos-kosan tersebut melalui BlackBerry Masangerr (BBM). Kepada polisi, mereka mengaku sangat jarang bertemu Ratih dan lebih banyak mengobrol lewat BBM.
“Baik korban maupun para pelaku semuanya berteman melalui BBM dan jarang bertemu langsung,” ujar Akbar. Pt mengaku turut menganiaya karena memiliki dendam kepada korban. Beberapa waktu lalu, tanpa sebab jelas dia dilempar makanan oleh korban ketika berjumpa. Pt pun dendam karena korban tidak pernah meminta maaf meski sudah berusaha diklarifikasi. Terkait dengan tato di sekujur tubuhnya, Pt mengaku penggemar berat tato.
Terbukti, berbagai jenis tato tergambar di tubuhnya mulai dari tangan hingga sebagian besar tubuhnya. Menurutnya, tato merupakan kebanggaan tersendiri karena lebih cantik dengan tato dibanding kulit mulus. “Tato pertama saya tulisan nama mama. Saya memang penggemartato, tetapitidaktahu kalau teman-teman yang lain,” ujar wanita berkawat gigi ini. Sementara Wl mengaku memiliki dendam kesumat karena pernah dianiaya korban.
Beberapa waktu lalu dia dianiaya korban beserta beberapa rekannya tanpa sebab. Korban juga tidak pernah meminta maaf kepadanya meski sudah sering ketemu. Akumulasi persoalan itu bisa jadi menjadi puncaknya saat penyekapan dan penganiayaan terhadap LAA. Aksi tersebut memang tergolong sadis.
Sejak dijemput Kamis (12/2) malam hingga Jumat (13/2) siang, aksi penganiayaan di kamar kos milik otak pelaku, Ratih, dilakukan secara terus menerus. Akbar mengatakan, berdasarkan pemeriksaan diperoleh keterangan bahwa penganiayaan tersebut dilakukan selama dua hari berturut-turut tanpa henti.
Aksi itu baru berhenti ketika korban berhasil melarikan diri dengan memanfaatkan kelemahan para tersangka yang menjaga korban. Menurut Akbar, Kamis (12/2) malam korban sampai ke kamar kos di wilayah Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, sekitar pukul 22.00 WIB. Di kamar sudah ada lima tersangka masing-masing Ratih, 19, MS, 19, IC, 16, CD, 20, dan RZ, 18.
Kelimanya langsung melakukan penganiayaan. “Sementara ini belum ada indikasi pengaruh miras. Itu berarti mereka melakukan penganiayaan dalam keadaan sadar,” katanya. Kapolres Bantul AKBP Surawan mengatakan, pihaknya memang heran dengan perilaku para tersangka yang sebagian besar perempuan ini.
Terlebih tersangka IC, 16, yang masih di bawah umur dan berstatus pelajar, justru bertindak di luar nalar. Dalam pemeriksaan terungkap bahwa IC adalah pelaku yang memasukkan botol minuman keras ke kemaluan korban. “Kami masih mendalami kenapa justru yang di bawah umur yang keji.
Botol miras diolesi dengan handbody dan lem Alteco, baru dimasukkan ke kemaluan korban. Itu pasti menimbulkan trauma luar biasa bagi korban,” ungkapnya. Terkait gerombolan atau geng perempuan, pihaknya masih melakukan pendalaman dan sementara ini belum mengarah ke geng perempuan. Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan, mereka hanya berteman, baik pelaku maupun korban.
Erfanto linangkung
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, Pt, yang asal Kecamatan Kasihan, Bantul, adalah wanita yang ikut program kejar paket C, sementara Wl asal Jetis, Yogyakarta, adalah pelajar aktif di sebuah SMA di Yogyakarta. Keduanya mengaku mengenal Ratih (otak penyekapan dan penganiayaan) dan korban LAA.
“Dengan tambahan dua tersangka ini, kini sudah ada empat orang yang kami amankan. Mereka adalah IC, 16, MS, 19, Pt, dan Wl. Semua perempuan,” tutur Akbar kemarin. Dalam pemeriksaan sementara, dua tersangka turut melakukan penganiayaan dengan cara menendang dan menyundut tubuh LAA dengan rokok. Wl mengaku beberapa kali menendang korban dan menamparnya, sementara Pt menyundutkan rokok ke kulit korban.
Tindakan para tersangka ini masih didalami pihak kepolisian, termasuk berapa mereka memukul dan menyundut tubuh korban karena di dalam kamar ditemukan banyak sekali puntung rokok. Akbar menambahkan, keduanya adalah orang yang melakukan penganiayaan pada hari kedua yaitu Jumat (13/2) pekan lalu. Mereka ada di sana karena diminta Ratih datang lagi ke kos-kosan tersebut melalui BlackBerry Masangerr (BBM). Kepada polisi, mereka mengaku sangat jarang bertemu Ratih dan lebih banyak mengobrol lewat BBM.
“Baik korban maupun para pelaku semuanya berteman melalui BBM dan jarang bertemu langsung,” ujar Akbar. Pt mengaku turut menganiaya karena memiliki dendam kepada korban. Beberapa waktu lalu, tanpa sebab jelas dia dilempar makanan oleh korban ketika berjumpa. Pt pun dendam karena korban tidak pernah meminta maaf meski sudah berusaha diklarifikasi. Terkait dengan tato di sekujur tubuhnya, Pt mengaku penggemar berat tato.
Terbukti, berbagai jenis tato tergambar di tubuhnya mulai dari tangan hingga sebagian besar tubuhnya. Menurutnya, tato merupakan kebanggaan tersendiri karena lebih cantik dengan tato dibanding kulit mulus. “Tato pertama saya tulisan nama mama. Saya memang penggemartato, tetapitidaktahu kalau teman-teman yang lain,” ujar wanita berkawat gigi ini. Sementara Wl mengaku memiliki dendam kesumat karena pernah dianiaya korban.
Beberapa waktu lalu dia dianiaya korban beserta beberapa rekannya tanpa sebab. Korban juga tidak pernah meminta maaf kepadanya meski sudah sering ketemu. Akumulasi persoalan itu bisa jadi menjadi puncaknya saat penyekapan dan penganiayaan terhadap LAA. Aksi tersebut memang tergolong sadis.
Sejak dijemput Kamis (12/2) malam hingga Jumat (13/2) siang, aksi penganiayaan di kamar kos milik otak pelaku, Ratih, dilakukan secara terus menerus. Akbar mengatakan, berdasarkan pemeriksaan diperoleh keterangan bahwa penganiayaan tersebut dilakukan selama dua hari berturut-turut tanpa henti.
Aksi itu baru berhenti ketika korban berhasil melarikan diri dengan memanfaatkan kelemahan para tersangka yang menjaga korban. Menurut Akbar, Kamis (12/2) malam korban sampai ke kamar kos di wilayah Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, sekitar pukul 22.00 WIB. Di kamar sudah ada lima tersangka masing-masing Ratih, 19, MS, 19, IC, 16, CD, 20, dan RZ, 18.
Kelimanya langsung melakukan penganiayaan. “Sementara ini belum ada indikasi pengaruh miras. Itu berarti mereka melakukan penganiayaan dalam keadaan sadar,” katanya. Kapolres Bantul AKBP Surawan mengatakan, pihaknya memang heran dengan perilaku para tersangka yang sebagian besar perempuan ini.
Terlebih tersangka IC, 16, yang masih di bawah umur dan berstatus pelajar, justru bertindak di luar nalar. Dalam pemeriksaan terungkap bahwa IC adalah pelaku yang memasukkan botol minuman keras ke kemaluan korban. “Kami masih mendalami kenapa justru yang di bawah umur yang keji.
Botol miras diolesi dengan handbody dan lem Alteco, baru dimasukkan ke kemaluan korban. Itu pasti menimbulkan trauma luar biasa bagi korban,” ungkapnya. Terkait gerombolan atau geng perempuan, pihaknya masih melakukan pendalaman dan sementara ini belum mengarah ke geng perempuan. Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan, mereka hanya berteman, baik pelaku maupun korban.
Erfanto linangkung
(bbg)