Pemberontak Filipina Setuju Berdamai

Kamis, 19 Februari 2015 - 10:33 WIB
Pemberontak Filipina...
Pemberontak Filipina Setuju Berdamai
A A A
MANILA - Kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mulai menunjukkan sikap tulus dan komitmen untuk menyambut kesepakatan perdamaian dengan Pemerintah Filipina.

Kemarin MILF mengembalikan 16 senjata laras panjang milik polisi militer yang dirampas beberapa waktu lalu. Ketua tim negosiasi perdamaian MILF Mohagher Iqbal mengatakan, langkah tersebut mengindikasikan sikap kelompok separatis berkomitmen dalam proses perdamaian. MILF ingin terus mengembangkan proses perdamaian tersebut.

“Kami ingin menjadi partner setia dalam proses perdamaian ini,” ujar Iqbal, dikutip Reuters. Iqbal berharap pemerintah akan turut memberikan respons positif. Salah satunya merampungkan rancangan undang- undang (RUU) yang mengatur pendirian pemerintahan otonomi muslim di daerah Mindanao. Saat ini otoritas terkait Filipina masih menunda pembahasan RUU tersebut.

Kongres Filipina berjanji akan kembali membahas RUU otonomi muslim di Mindanao. Namun, pembahasan baru bisa dilakukan setelah penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) baku tembak antara polisi militer dan tentara MILF selesai dilakukan. Januari lalu sebanyak 44 anggota militer Filipina tewas saat menggerebek dua buron tersangka teroris di Mamasapano.

Baku tembak itu sekaligus mencoreng gencatan senjata yang sudah disepakati kedua belah pihak tahun lalu. Serangan balasan yang dilakukan MILF itu respons spontan. Polisi militer datang ke wilayah yang dikuasai MILF tanpa memberikan laporan terlebih dahulu kepada tim negosiasi perdamaian. Keputusan MILF untuk mengembalikan barang rampasan perang kepada pihak berwenang diapresiasi penasihat perdamaian Presiden Filipina, Teresita Quinto Deles.

Dia mengatakan, tindakan itu sebagai bentuk kepercayaan dan niat baik. “Proses perdamaian telah terganggu, tapi tidak mundur,” katanya. MILF dilaporkan telah mengembalikan 16 senjata laras panjang. Mereka optimistis kesepakatan perdamaian akan tercapai sesuai harapan kedua belah pihak. Namun, beberapa media Barat masih meragukan proses perdamaian di Filipina.

Presiden Benigno Aquino bahkan disebut masih menghadapi krisis politik. MILF dan polisi militer baru kali ini terlibat bentrok dalam empat tahun terakhir. Menurut laporan terbaru dari polisi, 18 tentara MILF juga tewas dalam insiden itu. Barang yang dirampas MILF bukan hanya senjata. Berdasarkan laporan Dalje , tentara MILF juga merampas seragam, baju antipeluru, dan telepon seluler milik para personel militer yang tewas pada 25 Januari itu.

Sejauh ini keberadaan dua buron Zulkifli bin Hir alias Marwan dan Basit Usman masih simpang siur. Sebelumnya MILF memang berjanji akan mengembalikan senjata yang dirampas para tentara. Iqbal berharap otoritas terkait Filipina akan terdorong kembali membahas RUU baru dalam waktu dekat. Pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah jika memang berada di dalam koridor yang bisa mereka bantu.

Negosiasi ini dilakukan perwakilan pengawas perdamaian internasional, tim negosiator pemerintah, dan MILF di Mindanao. Pada Maret 2014 dua belah pihak pernah menandatangani perjanjian perdamaian untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama 45 tahun dan menewaskan lebih dari 120.000 orang.

Proses ini sebenarnya masih terganjal karena beberapa warga Filipina masih belum mau memberikan kekuasaan khusus kepada kelompok muslim di Mindanao. Mereka menekan Presiden Aquino untuk membatalkan kesepakatan perdamaian dengan MILF dan meminta retribusibagi keluargakorbanpolisi militer yang tewas.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.0983 seconds (0.1#10.140)