Jerman Apresiasi Efektivitas Multipartai
A
A
A
JAKARTA - Sistem politik Indonesia yang menganut presidensial dengan multipartai mendapatkan apresiasi dari Yayasan Hanns-Seidel Foundation, sebuah yayasan milik partai penguasa di Jerman.
Mereka memandang positif sistem multipartai yang efektivitasnya di parlemen tetap bisa terjaga. “Perkembangan politik di Indonesia ternyata menarik perhatian masyarakat Jerman. Sistem multipartai, keberadaan parlemen, dan bentuk negara di Indonesia menjadi topik perbincangan,” kata Ketua DPR Setya Novanto seusai bertemu dengan Ketua Hanns-Seidel Foundation Ursula Mannle di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Menurut Setya, Hanns-Seidel Foundation tertarik menanyakan komposisi fraksi di DPR yang berjumlah sepuluh fraksi. Pasalnya, di Jerman hanya ada partai pemerintah dan partai oposisi. Menghadapi pertanyaan itu, Setya kemudian menjelaskan bahwa saat ini ada efektivitas peran antara eksekutif dan legislatif.
“Dulu DPR dan pemerintah selalu bertentangan. Tapi kini perbedaan itu tidak setajam dulu, yang selalu menimbulkan instabilitas politik di dalam negeri. Hubungan konstruktif antara pemerintah dan DPR sekarang ditujukan untuk kemajuan rakyat,” kata dia. Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang ikut mendampingi Setya Novanto menyatakan pihaknya memang berada di luar pemerintahan, tapi selalu mendukung program pemerintah sepanjang kebijakan itu betulbetul prorakyat.
Dia mengungkapkan, kritik tetap dilakukan untuk mengontrol dan memberi jalan alternatif dan mengawal jalannya pemerintahan sesuai jalur yang benar. Mendengar penjelasan pimpinan DPR tersebut, delegasi Hanns-Seidel yang dipimpin Ursula Mannle menyampaikan kekagumannya. Mereka kagum karena dengan sepuluh fraksi yang ada di DPR, stabilitas politik tetap terjamin di Indonesia.
Dalam kesempatan pertemuannya dengan pimpinan DPR, Ursula Mannle mengungkapkan bahwa di Jerman hampir semua partai memiliki yayasan sendiri. Anggaran semua yayasan politik itu didapat dari parlemen. Kegiatan yayasan ini lebih banyak di dunia politik, seperti mendanai pendidikan politik bagi kaum muda Jerman yang ingin terjun ke dunia politik.
Tukar-menukar informasi dan pengetahuan seputar dunia politik di kedua negara terus diperbincangkan. Di Jerman, partai penguasa sangat menentukan arah kebijakan negara. Adapun partai oposisi menjadi pengkritik kebijakan pemerintah.
Rahmat sahid
Mereka memandang positif sistem multipartai yang efektivitasnya di parlemen tetap bisa terjaga. “Perkembangan politik di Indonesia ternyata menarik perhatian masyarakat Jerman. Sistem multipartai, keberadaan parlemen, dan bentuk negara di Indonesia menjadi topik perbincangan,” kata Ketua DPR Setya Novanto seusai bertemu dengan Ketua Hanns-Seidel Foundation Ursula Mannle di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Menurut Setya, Hanns-Seidel Foundation tertarik menanyakan komposisi fraksi di DPR yang berjumlah sepuluh fraksi. Pasalnya, di Jerman hanya ada partai pemerintah dan partai oposisi. Menghadapi pertanyaan itu, Setya kemudian menjelaskan bahwa saat ini ada efektivitas peran antara eksekutif dan legislatif.
“Dulu DPR dan pemerintah selalu bertentangan. Tapi kini perbedaan itu tidak setajam dulu, yang selalu menimbulkan instabilitas politik di dalam negeri. Hubungan konstruktif antara pemerintah dan DPR sekarang ditujukan untuk kemajuan rakyat,” kata dia. Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang ikut mendampingi Setya Novanto menyatakan pihaknya memang berada di luar pemerintahan, tapi selalu mendukung program pemerintah sepanjang kebijakan itu betulbetul prorakyat.
Dia mengungkapkan, kritik tetap dilakukan untuk mengontrol dan memberi jalan alternatif dan mengawal jalannya pemerintahan sesuai jalur yang benar. Mendengar penjelasan pimpinan DPR tersebut, delegasi Hanns-Seidel yang dipimpin Ursula Mannle menyampaikan kekagumannya. Mereka kagum karena dengan sepuluh fraksi yang ada di DPR, stabilitas politik tetap terjamin di Indonesia.
Dalam kesempatan pertemuannya dengan pimpinan DPR, Ursula Mannle mengungkapkan bahwa di Jerman hampir semua partai memiliki yayasan sendiri. Anggaran semua yayasan politik itu didapat dari parlemen. Kegiatan yayasan ini lebih banyak di dunia politik, seperti mendanai pendidikan politik bagi kaum muda Jerman yang ingin terjun ke dunia politik.
Tukar-menukar informasi dan pengetahuan seputar dunia politik di kedua negara terus diperbincangkan. Di Jerman, partai penguasa sangat menentukan arah kebijakan negara. Adapun partai oposisi menjadi pengkritik kebijakan pemerintah.
Rahmat sahid
(bbg)