Singapura Kembangkan Obat Radang Paru dan Flu
A
A
A
Angka penderita penyakit radang paru dan influenza cukup tinggi di dunia. Sekitar 450 juta atau 7% masyarakat dunia mengidap penyakit radang paru setiap tahun.
Kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh virus dan memiliki beberapa gejala serupa seperti demam dan batuk. Proses penyembuhan penyakit radang paru biasanya membutuhkan waktu lama. Namun, kini tim ilmuwan dari Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Institut Molekul dan Sel Biologi, Universitas Nasional Singapura (NUS), dan sejumlah doktor dari Akademi Ilmu Kesehatan Singapura (NUHS) menemukan obat baru yang bisa menyembuhkan radang paru dan influenza dalam rentang waktu yang relatif singkat.
“Ketika antibodi yang kami kembangkan diberikan kepada penderita radang paru dan influenza yang memiliki protein ANGPTL4 dalam kadar yang tinggi, penderita tersebut sembuh lebih cepat dari penderita yang lain,” ujar Profesor Andrew Tan, pemimpin tim ilmuwan interdisipliner tersebut, dikutip Today Online . Lebih lanjut Tan mengatakan, pihaknya telah melakukan percobaan terhadap 40 sampel penderita.
“Kami juga sedang mencoba menyempurnakan antibodi ini agar tidak menyebabkan komplikasi terhadap tubuh manusia. Sekarang, kami mencoba mencari lebih banyak sampel dari para penderita radang paru dan influenza,” tutur Tan.
Tim ini membutuhkan waktu sekitar delapan tahun sebelum obat tersebut bisa digunakan penderita radang paru dan influenza. Di Singapura, radang paru menjadi salah satu penyakit mematikan kedua setelah kanker. Sekitar 18% penderita meninggal di Singapura.
Muh shamil
Kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh virus dan memiliki beberapa gejala serupa seperti demam dan batuk. Proses penyembuhan penyakit radang paru biasanya membutuhkan waktu lama. Namun, kini tim ilmuwan dari Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Institut Molekul dan Sel Biologi, Universitas Nasional Singapura (NUS), dan sejumlah doktor dari Akademi Ilmu Kesehatan Singapura (NUHS) menemukan obat baru yang bisa menyembuhkan radang paru dan influenza dalam rentang waktu yang relatif singkat.
“Ketika antibodi yang kami kembangkan diberikan kepada penderita radang paru dan influenza yang memiliki protein ANGPTL4 dalam kadar yang tinggi, penderita tersebut sembuh lebih cepat dari penderita yang lain,” ujar Profesor Andrew Tan, pemimpin tim ilmuwan interdisipliner tersebut, dikutip Today Online . Lebih lanjut Tan mengatakan, pihaknya telah melakukan percobaan terhadap 40 sampel penderita.
“Kami juga sedang mencoba menyempurnakan antibodi ini agar tidak menyebabkan komplikasi terhadap tubuh manusia. Sekarang, kami mencoba mencari lebih banyak sampel dari para penderita radang paru dan influenza,” tutur Tan.
Tim ini membutuhkan waktu sekitar delapan tahun sebelum obat tersebut bisa digunakan penderita radang paru dan influenza. Di Singapura, radang paru menjadi salah satu penyakit mematikan kedua setelah kanker. Sekitar 18% penderita meninggal di Singapura.
Muh shamil
(ars)