47 Tentara Myanmar Tewas

Sabtu, 14 Februari 2015 - 09:43 WIB
47 Tentara Myanmar Tewas
47 Tentara Myanmar Tewas
A A A
YANGON - Peperangan antara tentara pemerintah dengan kelompok separatis etnis Kokang yang berlangsung selama lima hari di Shan State, wilayah timur laut Myanmar, menewaskan 47 dan melukai 73 tentara pemerintah.

Kontak senjata ini terjadi di tengah- tengah meredanya krisis di Myanmar. Sebelumnya Presiden Myanmar Thein Sein bertemu dengan pemimpin kelompok separatis di Ibu Kota Naypyidaw untuk menandatangani kesepakatan perdamaian sekaligus menandai Union Day Myanmar pada 12 Februari lalu.

Tentara Myanmar langsung menyalakan alarm darurat di Laukkai, ibu kota wilayah Kokang di Shan State Utara dekat sungai perbatasan antara Myanmar dan China. Baku tembak antara tentara pemerintah dengan kelompok yang dikenal dengan sebutan Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA) terjadi sejak Senin (9/2).

“Sebanyak lima korban tewas merupakan tentara berpangkat tinggi, sementara sisanya berpangkat rendah,” bunyi pernyataan militer Myanmar. Sebanyak 11 korban lukaluka juga memiliki pangkat, termasuk salah satunya seorang letnan kolonel. Tentara Myanmar tidak menyebutkan ada korban jiwa dari pihak MNDAA atau warga sipil. Tentara Myanmar tertekan dan meminta bantuan darurat dari markas pusat.

Mereka meminta dukungan artileri berat dan helikopter untuk menyediakan serangan udara. Sebelum perang meletus, lebih dari 100 penduduk setempat mengungsi dan meminta perlindungan di Biara Mansu di Lashio sejak 9 Februari. Media lokal Irrawaddy melaporkan pada Rabu (11/2), ribuan penduduk Kokang melarikan diri ke negara tetangga, China. Mereka mengungsi ke Provinsi Yunnan untuk menghindari risiko menjadi korban. MNDAA dan sekutunya dilaporkan ingin mengambil alih Kokang yang pernah dikendalikan MNDAA sampai 2009.

MNDAA merupakan pecahan Partai Komunis Burma (CPB) yang bubar pada 1989. Ini merupakan kelompok separatis pertama dari belasan kelompok separatis yang ingin menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah. Namun, kesepakatan itu belum membuahkan hasil positif yang memuaskan kedua belah pihak. Sebanyak 47 korban tewas di Shan State menjadi jumlah kehilangan terbesar yang pernah dicatat pemerintahan Thein Sein.

Pada Desember tujuh tentara Myanmar meninggal dan 20 lainnya luka-luka dalam tragedi serangan MNDAA terhadap pos penjagaan militer di Shan State, 30 kilometer dari perbatasan Myanmar-China. Ketika menggelarpertemuan resmi dengan kepala kelompok separatis selama beberapa jam, Then Sein belum menuai hasil positif. Dari belasan kelompok yang datang, dia hanya sanggup menggaet empat grup untuk berkomitmen menekan perdamaian di masa mendatang.

Mereka adalah KNU, DKBA, KNUKNLA, dan RCSS-SSA. Di bawah kesepakatan perdamaian, pemerintah dan pihak oposisi akan membangun sebuah unit berbasis demokrasi dan sistem federal. Di dalamnya sudah termasuk persamaan nasional, peradilan, dan otonomi.

Mereka juga sepakat untuk menandatangani perjanjian ini secepat mungkin agar kuasa militer segera diubah. “Kami mendukung proses perdamaian di negara ini,” kata pemimpin KNU Mutu Say Poe, dilansir atimes .

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6206 seconds (0.1#10.140)