Dijodohkan Berdasarkan Psikologis
A
A
A
”MAK COMBLANG” umumnya sudah kenal dan tahu benar sifat saudara atau teman yang akan dijodohkan. Namun, bagaimana dengan situs online dating?
Bagaimana cara sebuah websiteatau aplikasi tahu siapa yang cocok dengan siapa? Pendiri situs Setipe.com,Razi Thalib, mengatakan bahwa pihaknya menggunakan pendekatan psikologis seperti yang dilakukan beberapa situs online datingdi Amerika dalam melakukan ”match making”. ”Mulanya individu yang mendaftar harus menjawab lebih dari 100 pertanyaan untuk mengetahui profil diri seperti umur, gender, agama, etnis, dan sosial ekonomi,” kata Razi.
Selanjutnya, membertersebut akan diperkenalkan hanya dengan orang-orang yang cocok secara psikologis dan sesuai dengan hasil algoritma komputer. Namun, di balik itu, Setipe.comjuga memiliki in-house psychologistyang akan mengidentifikasi faktor-faktor yang penting untuk hubungan jangka panjang. Menurut Razi, hal ini yang membuat Setipe.comberbeda dengan situs-situs jodoh lainnya.
“Ini menjadi filter di awal. Setelah filter tersebut sudah jelas, baru dirankingberdasarkan kecocokan. Kemudian dipadukan lagi kecocokan tersebut berdasarkan kepribadian dan beberapa pertimbangan lain seperti sense of humor serta cara berkomunikasi,” paparnya. Setipe.combaru berdiri pada 2014. Razi menilai pengguna online datingdi Indonesia saat ini masih rendah. Selama tiga tahun, dia melakukan observasi dan mencoba mencermati masalah yang terjadi dan mencari solusinya.
”Permasalahan yang terjadi di Indonesia spesifik dan cukup unik,” katanya. Razi menilai ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak menggunakan internet untuk menemukan pasangan hidupnya. Pertama, karena masyarakat Indonesia masih melakukan pencitraan diri secara berlebihan di internet. Faktor kedua adalah banyaknya persepsi negatif terhadap situs online datingyang banyak dikaitkan dengan seks.
Dan, faktor terakhir, yakni kultur atau budaya di Indonesia yang sangat beragam sehingga memengaruhi kecocokan pasangan. Terutama karena banyaknya masyarakat yang masih sangat mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi dalam memilih pasangan hidup. Kendati demikian, Razi menilai bahwa situs online dating seperti ini peminatnya perlahan terus meningkat. Indikatornya jelas, yakni pengguna internet di Indonesia yang terus bertambah.
”Singleatau jomblo akan selalu ada. Otomatis kebutuhan untuk menemukan jodoh pun selalu terbuka,” ucapnya. Dalam waktu setahun, Setipe.comtelah menghasilkan lima pasangan yang sudah menikah, dua pasangan tunangan, 200.000 member, dan memperkenalkan dua juta kombinasi pasangan. Umumnya memberSetipe.comrata-rata berusia 25 tahun-35 tahun.
Namun, Razi mengaku tidak memberikan batasan umur untuk berpartisipasi. Ke depannya Setipe.comingin mengembangkan aplikasi mobile appuntuk Android dan iOS sehingga dapat menjadi situs perjodohan yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
“Dalam jangka panjang situs ini harus bisa menjadi bisnis. Akan tetapi, di balik itu kami sendiri mempunyai misi untuk meningkatkan awarenessorang-orang terhadap hubungan jangka panjang yang sehat. Gaya hidup yang ada seperti sekarang ini pasti menyebabkan banyak masyarakat sibuk dan mungkin tidak ada waktu untuk bersosialisasi. Jadi, kami berupaya menghubungkan mereka dalam skala yang lebih besar,” katanya.
Lani Diana
Bagaimana cara sebuah websiteatau aplikasi tahu siapa yang cocok dengan siapa? Pendiri situs Setipe.com,Razi Thalib, mengatakan bahwa pihaknya menggunakan pendekatan psikologis seperti yang dilakukan beberapa situs online datingdi Amerika dalam melakukan ”match making”. ”Mulanya individu yang mendaftar harus menjawab lebih dari 100 pertanyaan untuk mengetahui profil diri seperti umur, gender, agama, etnis, dan sosial ekonomi,” kata Razi.
Selanjutnya, membertersebut akan diperkenalkan hanya dengan orang-orang yang cocok secara psikologis dan sesuai dengan hasil algoritma komputer. Namun, di balik itu, Setipe.comjuga memiliki in-house psychologistyang akan mengidentifikasi faktor-faktor yang penting untuk hubungan jangka panjang. Menurut Razi, hal ini yang membuat Setipe.comberbeda dengan situs-situs jodoh lainnya.
“Ini menjadi filter di awal. Setelah filter tersebut sudah jelas, baru dirankingberdasarkan kecocokan. Kemudian dipadukan lagi kecocokan tersebut berdasarkan kepribadian dan beberapa pertimbangan lain seperti sense of humor serta cara berkomunikasi,” paparnya. Setipe.combaru berdiri pada 2014. Razi menilai pengguna online datingdi Indonesia saat ini masih rendah. Selama tiga tahun, dia melakukan observasi dan mencoba mencermati masalah yang terjadi dan mencari solusinya.
”Permasalahan yang terjadi di Indonesia spesifik dan cukup unik,” katanya. Razi menilai ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak menggunakan internet untuk menemukan pasangan hidupnya. Pertama, karena masyarakat Indonesia masih melakukan pencitraan diri secara berlebihan di internet. Faktor kedua adalah banyaknya persepsi negatif terhadap situs online datingyang banyak dikaitkan dengan seks.
Dan, faktor terakhir, yakni kultur atau budaya di Indonesia yang sangat beragam sehingga memengaruhi kecocokan pasangan. Terutama karena banyaknya masyarakat yang masih sangat mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi dalam memilih pasangan hidup. Kendati demikian, Razi menilai bahwa situs online dating seperti ini peminatnya perlahan terus meningkat. Indikatornya jelas, yakni pengguna internet di Indonesia yang terus bertambah.
”Singleatau jomblo akan selalu ada. Otomatis kebutuhan untuk menemukan jodoh pun selalu terbuka,” ucapnya. Dalam waktu setahun, Setipe.comtelah menghasilkan lima pasangan yang sudah menikah, dua pasangan tunangan, 200.000 member, dan memperkenalkan dua juta kombinasi pasangan. Umumnya memberSetipe.comrata-rata berusia 25 tahun-35 tahun.
Namun, Razi mengaku tidak memberikan batasan umur untuk berpartisipasi. Ke depannya Setipe.comingin mengembangkan aplikasi mobile appuntuk Android dan iOS sehingga dapat menjadi situs perjodohan yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
“Dalam jangka panjang situs ini harus bisa menjadi bisnis. Akan tetapi, di balik itu kami sendiri mempunyai misi untuk meningkatkan awarenessorang-orang terhadap hubungan jangka panjang yang sehat. Gaya hidup yang ada seperti sekarang ini pasti menyebabkan banyak masyarakat sibuk dan mungkin tidak ada waktu untuk bersosialisasi. Jadi, kami berupaya menghubungkan mereka dalam skala yang lebih besar,” katanya.
Lani Diana
(ars)