Pemimpin Dunia Kumpul di Minsk

Kamis, 12 Februari 2015 - 10:03 WIB
Pemimpin Dunia Kumpul...
Pemimpin Dunia Kumpul di Minsk
A A A
WASHINGTON - Krisis Ukraina kembali meningkatkan tensihubunganAmerikaSerikat (AS) dan Rusia.

Presiden AS Barack Obama kembali memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang besarnya biaya yang akan ditanggung negeri itu jika aksi agresif mereka terus berlanjut. AS juga kembali menegaskan dukungannya atas Ukraina. Gedung Putih mengungkapkan, Obama mengecam sikap Rusia yang seperti mencari keuntungan dalam perundingan di Minsk yang bertujuan mencari solusi damai dalam perang yang pecah sejak April silam.

“Presiden (Obama) menekankan pentingnya pencapaian dan implementasi kesepakatan Minsk,” demikian bunyi keterangan Gedung Putih sebagaimana dikutip CNN kemarin. Kecaman Obama disampaikan melalui telepon kepada Putin.“Jika Rusia tetap melanjutkan sikap agresifnya di Ukraina, termasuk pengiriman pasukan, senjata, dan membiayai pemberontak, maka biaya yang akan ditanggung akan meningkat.” Bagaimana respons Kremlin?

Pemerintah Rusia menganggap krisis Ukraina merupakan konflik internal. Krisis itu tidak melibatkan negara-negara besar lain sehingga mereka mengabaikan kritik dan kecaman Obama itu. “Presiden Rusia tidak akan pergi ke (Minsk) tanpa alasan,” kata sumber diplomatik Rusia, dikutip Reuters. Dalam perundingan di Ibu Kota Belarus, Minsk, hari ini, Putin akan bertemu pemimpin Prancis, Jerman, dan Ukraina.

Ada pesimisme dan optimisme dalam perundingan itu. Presiden Prancis Francois Hollande meyakini perundingan itu akan mencapai kesuksesan. “Tapi tidak yakin kalau kita akan mampu mewujudkannya,” tutur Hollande, dikutip Al Jazeera . Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengungkapkan perundingan itu merupakan kesempatan terakhir untuk menyelesaikan konflik.

Sebelum perundingan utama digelar, para pejabat Rusia, Ukraina, dan kelompok pemberontak kemarin pagi terlibat dalam perundingan tingkat rendah yang diawasi oleh Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengungkapkan, perundingan yang membahas isu Ukraina masih diwarnai berbagai isu yang belum mencapai kesepakatan. “Ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan. Tapi sepertinya tetap akan berjalan,” kata Fabius kepada radio France Inter.

Fabius mengungkapkan, perundingan di Minsk itu merupakan kesempatan terakhir. Isu yang masih alot diperbincangkan adalah status masa depan wilayah Ukraina timur. Prancis dan negara Eropa lain bersikeras wilayah konflik itu tetap masuk dalam teritori Pemerintah Ukraina. Gencatan senjata merupakan isu yang belum dapat diselesaikan di tingkat perundingan.

“Prancis tetap menolak pengiriman senjata ke pasukan Ukraina,” ungkap Fabius seraya menekankan bahwa Prancis tetap mengutamakan solusi politik. Kelompok pemberontak pro-Rusia yang menguasai Ukraina timur meminta pengakuan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Mereka juga menolak perlucutan senjata kekuatan pemberontak, serta amnesti bagi pasukan pemberontak.

Sebaliknya, Rusia meminta perhatian penuh pada hak-hak sipil warga yang berbahasa Rusia di Ukraina timur, tidak dikembalikannya Crimea ke Ukraina, dan penarikan pasukan Ukraina dari zona tempur.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3601 seconds (0.1#10.140)