Analis Temukan Parasit Malaria Baru di Sumut

Rabu, 11 Februari 2015 - 12:45 WIB
Analis Temukan Parasit Malaria Baru di Sumut
Analis Temukan Parasit Malaria Baru di Sumut
A A A
MEDAN - Analis Klinik Penyakit Tropik dan Infeksi dr Umar Zein Medan, Sumatera Utara (Sumut), berhasil menemukan spesies parasit plasmodium jenis baru di Provinsi Sumut.

Temuan diperoleh setelah meneliti plasmodium falciparum atau protozoa parasit pada penderita malaria, bekerja sama dengan peneliti bagian anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), pekan lalu.

“Kami masih menduga plasmodium itu adalah knowlesi yang biasa menginfeksi monyet ekor panjang. Tapi, ada kemungkinan parasit yang lain. Meski begitu, plasmodium knowlesi selama ini belum pernah dilaporkan ada di Sumut, masih terdapat di Kalimantan,” sebut pemilik klinik, Umar Zein, kemarin.

Menurut dokter yang berpraktik di Jalan Denai dan Rumah Sakit Permata Bunda itu, untuk membuktikan apakah benar parasit itu jenis baru, pihaknya sudah mengirimkan sampel gambar dan darah dari pasien yang terinfeksi ke Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, yang selama ini bekerja sama dengan klinik yang dipimpinnya.

“Kami tinggal menunggu hasil selama satu minggu ini,” ujarnya. Plasmodium knowlesi ini pertama kali ditemukan pada 2004 oleh dokter asal Malaysia Balbir Singh, tepatnya di Serawak, Malaysia. Marfologi (bentuk secara mikroskopik) persis seperti plasmodium malariae. Gejala dari plasmodium knowlesi ini tidak ubahnya seperti malaria yang disebabkan plasmodium yang lain.

Seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan bisa menyebabkan malaria berat yakni gangguan kesadaran. Plasmodium knowlesi ini dulunya menginfeksi monyet ekor panjang atau macaca fascicularis, lalu bermutasi atau pindah ke manusia.

“Sampai sekarang kami tidak tahu sudah berapa banyak pasien penderita malaria dari jenis plasmodium knowlesi. Karena itu, dibutuhkan penelitian lebih mendalam baik terhadap jenis parasitnya, vektor, maupun pasien yang terinfeksi parasit tersebut,” tuturnya.

Dengan ada jenis baru ini telah muncul epidemi baru disebabkan oleh faktor cuaca atau lingkungan. Jika tidak dilakukan penelitian secara cepat, dikhawatirkan justru masuk para peneliti asing, sementara parasit tersebut berada di wilayah Sumut.

Siti amelia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4099 seconds (0.1#10.140)