Perindo Bisa Jadi Partai Alternatif
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran Partai Persatuan Indonesia (Perindo) bisa menjadi alternatif di tengah rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik (parpol) saat ini.
Syaratnya, Partai Perindo harus bisa membuktikan perbedaan sehingga kehadirannya sebagai partai baru benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Penilaian tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Mercu Buana (UMB) Heri Budianto dan analis politik dari CSIS Arya Fernandes.
Menurut Heri, ada dua hal yang dirasakan publik terkait berdirinya Partai Perindo. Pertama, kehadiran Perindo akan dinilai positif jika mampu menawarkan kebutuhan-kebutuhan riil masyarakat. “Misalnya, apakah Perindo mampu hadir di tengah berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini. Persoalan masyarakat banyak sekali, kemiskinan, bencana. Nah , apa Perindo bisa menyentuh aspek sampai ke level bawah menjadi partai yang melayani?” ucap Heri di Jakarta kemarin.
Jika Perindo mampu melakukan itu, kata Heri, paling tidak itu akan memunculkan perhatian masyarakat. “Itu dulu yang perlu dimunculkan di tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol,” ujarnya. Kedua, lanjut dia, kehadiran Perindo bisa tidak sama sekali mendapatkan respons masyarakat karena ketidakmampuan Perindo memberikan diferensiasi dan masyarakat akan menilai apa bedanya partai baru ini dengan parpol yang lain.
“Ini tantangan berat bagi Perindo untuk bisa hadir sebagai alternatif di antara partai yang ada,” ujarnya. Menurut Heri, segmen pemilih memang harus menjadi perhatian serius. Namun, jauh dari itu, Perindo harus bisa mencirikan sebagai parpol kader atau parpol massa. “Keduanya menjadi penting sebab itu akan menentukan arah pergerakan internal Perindo,” ungkapnya.
Jika misalnya keduanya akan dijalankan sekaligus, lanjut dia, tantangan akan semakin berat karena Perindo harus membangun ideologi dan kaderisasi yang menjadi haluan internal kader. Sementara di sisi lain Perindo juga harus mampu merekrut tokoh-tokoh politik populer yang mampu menyedot perhatian publik.
“Itu yang harus mulai dipersiapkan Perindo dalam waktu yang masih cukup panjang untuk menghadapi pemilu mendatang,” katanya. Arya Fernandes berpendapat, dalam posisi saat ini Perindo bisa mengambil peran sebagai partai baru yang berada di tengah. Karena itu, dia menyarankan agar Perindo sebaiknya tidak berada di blok Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
“Itu penting dilakukan agar Perindo bisa bebas melakukan pergerakan politik dan tidak diidentifikasi pemilih sebagai anggota KMP atau KIH,” sebutnya. Posisi di tengah itu, kata dia, juga penting dilakukan agar Perindo bisa memberikan citra politik yang berbeda. Tahun pertama ini yang baik dilakukan adalah memberikan cita rasa baru sebagai partai baru, memberikan gagasan yang baru agar cepat mendapatkan simpati pemilih.
“Sebagai partai baru, posisi di tengah dengan tidak berada di KMP maupun KIH penting agar Perindo dapat fokus melakukan konsolidasi kader dan tidak disibukkan dengan agenda-agenda politik KMP atau KIH,” ungkapnya. Selanjutnya, kata Arya, identifikasi dan pemetaan daerah pemilihan (dapil) juga bisa dilakukan agar partai dapat mengetahui pola perilaku pemilih di sebuah dapil dari pemilu ke pemilu.
Dengan begitu, Perindo bisa mencari orang yang tepat untuk ditempatkan di sebuah dapil nanti. Sementara itu, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, dalam situasi krisis kepercayaan terhadap parpol seperti saat ini tentu menjadi kesempatan besar buat Partai Perindo untuk merebut perhatian.
“Karena rakyat akan mencari partai alternatif untuk menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Perindo setidak- tidaknya akan membawa atmosfer politik baru bagi masyarakat Indonesia,” katanya. Menurut Rofiq, dengan intensitas program yang sesuai harapan masyarakat, tentu Partai Perindo akhirnya akan mendapatkan tempat tersendiri. Apalagi, Partai Perindo lahir bukan sekadar untuk meramaikan perpolitikan di Indonesia.
“Perindo lahir untuk memperkuat demokrasi di Indonesia dan menjadi partai yang benar-benar mengabdi untuk kepentingan rakyat Indonesia,” katanya.
Rahmat sahid
Syaratnya, Partai Perindo harus bisa membuktikan perbedaan sehingga kehadirannya sebagai partai baru benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Penilaian tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Mercu Buana (UMB) Heri Budianto dan analis politik dari CSIS Arya Fernandes.
Menurut Heri, ada dua hal yang dirasakan publik terkait berdirinya Partai Perindo. Pertama, kehadiran Perindo akan dinilai positif jika mampu menawarkan kebutuhan-kebutuhan riil masyarakat. “Misalnya, apakah Perindo mampu hadir di tengah berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini. Persoalan masyarakat banyak sekali, kemiskinan, bencana. Nah , apa Perindo bisa menyentuh aspek sampai ke level bawah menjadi partai yang melayani?” ucap Heri di Jakarta kemarin.
Jika Perindo mampu melakukan itu, kata Heri, paling tidak itu akan memunculkan perhatian masyarakat. “Itu dulu yang perlu dimunculkan di tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol,” ujarnya. Kedua, lanjut dia, kehadiran Perindo bisa tidak sama sekali mendapatkan respons masyarakat karena ketidakmampuan Perindo memberikan diferensiasi dan masyarakat akan menilai apa bedanya partai baru ini dengan parpol yang lain.
“Ini tantangan berat bagi Perindo untuk bisa hadir sebagai alternatif di antara partai yang ada,” ujarnya. Menurut Heri, segmen pemilih memang harus menjadi perhatian serius. Namun, jauh dari itu, Perindo harus bisa mencirikan sebagai parpol kader atau parpol massa. “Keduanya menjadi penting sebab itu akan menentukan arah pergerakan internal Perindo,” ungkapnya.
Jika misalnya keduanya akan dijalankan sekaligus, lanjut dia, tantangan akan semakin berat karena Perindo harus membangun ideologi dan kaderisasi yang menjadi haluan internal kader. Sementara di sisi lain Perindo juga harus mampu merekrut tokoh-tokoh politik populer yang mampu menyedot perhatian publik.
“Itu yang harus mulai dipersiapkan Perindo dalam waktu yang masih cukup panjang untuk menghadapi pemilu mendatang,” katanya. Arya Fernandes berpendapat, dalam posisi saat ini Perindo bisa mengambil peran sebagai partai baru yang berada di tengah. Karena itu, dia menyarankan agar Perindo sebaiknya tidak berada di blok Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
“Itu penting dilakukan agar Perindo bisa bebas melakukan pergerakan politik dan tidak diidentifikasi pemilih sebagai anggota KMP atau KIH,” sebutnya. Posisi di tengah itu, kata dia, juga penting dilakukan agar Perindo bisa memberikan citra politik yang berbeda. Tahun pertama ini yang baik dilakukan adalah memberikan cita rasa baru sebagai partai baru, memberikan gagasan yang baru agar cepat mendapatkan simpati pemilih.
“Sebagai partai baru, posisi di tengah dengan tidak berada di KMP maupun KIH penting agar Perindo dapat fokus melakukan konsolidasi kader dan tidak disibukkan dengan agenda-agenda politik KMP atau KIH,” ungkapnya. Selanjutnya, kata Arya, identifikasi dan pemetaan daerah pemilihan (dapil) juga bisa dilakukan agar partai dapat mengetahui pola perilaku pemilih di sebuah dapil dari pemilu ke pemilu.
Dengan begitu, Perindo bisa mencari orang yang tepat untuk ditempatkan di sebuah dapil nanti. Sementara itu, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, dalam situasi krisis kepercayaan terhadap parpol seperti saat ini tentu menjadi kesempatan besar buat Partai Perindo untuk merebut perhatian.
“Karena rakyat akan mencari partai alternatif untuk menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Perindo setidak- tidaknya akan membawa atmosfer politik baru bagi masyarakat Indonesia,” katanya. Menurut Rofiq, dengan intensitas program yang sesuai harapan masyarakat, tentu Partai Perindo akhirnya akan mendapatkan tempat tersendiri. Apalagi, Partai Perindo lahir bukan sekadar untuk meramaikan perpolitikan di Indonesia.
“Perindo lahir untuk memperkuat demokrasi di Indonesia dan menjadi partai yang benar-benar mengabdi untuk kepentingan rakyat Indonesia,” katanya.
Rahmat sahid
(ars)