Sinabung Kembali Meletus

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:22 WIB
Sinabung Kembali Meletus
Sinabung Kembali Meletus
A A A
KARO - Gunung Sinabung kembali meluncurkan awan panas guguran dan memuntahkan material debu vulkanik bercampur pasir berwarna kemerahan kemarin.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Karo, Sumatera, mengatakan, dari pukul 07.11-17.00 WIB telah terjadi 19 kali awan panas guguran ke arah selatan dengan jarak luncur 1.000-4.500 meter.

Sementara ketinggian kolom debu yang mencapai 1.500-3.000 meter bergerak ke arah Barat, tepatnya ke Kecamatan Payung dan Kecamatan Tiganderket. “Diimbau kepada masyarakat yang terdampak material debu vulkanik agar menggunakan masker dan keluar rumah seperlunya saja untuk mencegah terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sumber-sumber air bersih juga agar ditutup rapat,” ujar Akmal, petugas PPGA.

Akmal juga mengingatkan agar warga tidak memasuki zona merah di radius 3 km dan radius 5 km untuk jalur sektoral awan panas tenggara-selatan. Jefri Bangun, 39, warga Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket, menyebutkan, ketebalan debu vulkanik di dua kecamatan yang terkena dampak debu vulkanik, yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket, mencapai 5 cm di aspal, atap rumah, maupun lahan pertanian.

Adapun desa-desa di dua kecamatan yang terdampak itu Desa Mardingding, Payung, Selandi, Temburun, Kutambaru, dan Tanjung Merawa. “Satu unit kendaraan pemadam kebakaran milik Pemkab Karo memang sudah datang untuk menyiram debu. Namun, itu tidak cukup untuk menyirami semua desa. Pemerintah diharapkan menambah mobil pemadam kebakaran atau mobil tangki air untuk menyiram debu. Untuk masker, warga menggunakan stok lama yang masih disimpan di posko-posko,” ungkap Jefri.

Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung Letkol Inf Asep Sukarna juga mengingatkan agar masyarakat yang bermukim di sekitar kaki gunung lebih meningkatkan kewaspadaan. Semuaituperludilakukanuntuk menjaga risiko lebih besar. Meski begitu, mengenai rencana pemulangan pengungsi Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu yang dijadwalkan pada Kamis (12/2) mendatang, Asep menyebut tidak ada perubahan. Apalagi, aktivitas vulkanik Sinabung saat ini dinilai belum banyak pengaruhnya.

“Terpenting, kami tetap berpedoman kepada PVMBG dan sampai saat ini tidak ada masalah. Apalagi, di kedua desa itu juga terus berlangsung perbaikan-perbaikan fasilitas umum,” ungkap Asep. Data yang diperoleh dari Media Center Penanganan Erupsi Sinabung menyebutkan, sampai saat ini pengungsi korban erupsi Sinabung berjumlah 2.442 jiwa (795 KK) asal Desa Sigarang-Garang dan Suka Nalu yang ditempatkan di 7 titik posko terpisah.

Longsor di Tana Toraja

Sementara itu, bencana longsor juga menerjang Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Bahkan, akses jalan yang menghubungkan dua kecamatan di bagian barat kabupaten itu, Kecamatan Simbuang dan Mappak, terputus karena tertutup material longsor. “Poros jalan Masuppu-Makkodo yang menghubungkan Kecamatan Simbuang dan Mappak putus total sekitar 20 kilometer akibat longsor,” ujar Camat Simbuang Yulius R Papalangi kemarin.

Dia mengatakan, longsor disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Simbuang sejak Minggu sore (8/2). Tanah tebing yang ada di salah satu sisi jalan tidak mampu menahan volume air hujan sehingga longsor. Berdasarkan pantauan pemerintah Kecamatan Simbuang, longsor yang menutupi badan jalan di sepanjang poros Masuppu-Makkodo itu tersebar di beberapa titik.

Alhasil, akses jalan di poros itu tidak bisa dilewati kendaraan roda empat karena ada badan jalan yang ambles sepanjang 50 meter.

Riza pinem/ Joni lembang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0746 seconds (0.1#10.140)