Perawat RS Moewardi Solo Hilang saat Rafting
A
A
A
KULONPROGO - Wisata arung jeram (rafting ) di Sungai Progo, Kulonprogo, memakan korban jiwa. Seorang peserta Mulyono, 47, warga Polokerto, Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah, hilang setelahperahuyangditumpanginya terbalik.
Hingga kini tim SAR masih melakukan pencarian di sepanjang Sungai Progo. Musibah ini bermula ketika sejumlah tenaga medis di RS Moewardi Solo ini selesai melaksanakan ujian anestesi. Usai ujian, para peserta ini refreshing dengan mengikuti rafting di Sungai Pabelan dan Progo di wilayah Magelang. Peserta yang berjumlah 30 orang ini pun terbagi dalam enam perahu.
Mereka menyusuri derasnya arus Sungai Progo yang sedang dalam posisi banjir. Ketika melintas di kawasan Kalibawang, di wilayah Pantog Wetan, Banjaroya, perahu yang dinaiki sembilan orang ini terbalik. Tiga orang terjatuh dan dua orang berhasil menepi. Korban yang merupakan perawat IGD ini tenggelam dan tidak tampak. “Sebenarnya finis tinggal 1 kilometer lagi, tetapi perahu terbalik,” kata anggota Sabhara Polsek Kalibawang Bripka Santoso.
Tim terus melakukan pencarian dengan menyusuri sungai. Dibantu tim SAR, warga dan aparat kepolisian melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Progo. Tim juga sempat melihat dayung dan pelampung yang mengambang. “Kemungkinan pelampung yang dikenakan lepas dan korban tidak bisa berenang,” ucapnya.
Rekan korban Murjaki mengatakan, korban bersama perawat lain baru saja melakukan pelatihan perawat anestesi. Untuk refreshing inilah, mereka memutuskan melakukan rafting di Sungai Progo. Setidaknya ada lima kapal yang dilibatkan dalam kegiatan ini. “Sebenarnya untuk refreshing usai pelatihan,” ujarnya.
Petugas SAR Merapi Jafar Sodik mengatakan, telah mengerahkan sejumlah petugas SAR Merapi termasuk dengan tim Rescue Water bersama komunitas rafting dari Sungai Elo dan Progo. Setidaknya ada delapan perahu karet yang akan dipakai untuk melakukan penyisiran. “Kami masih akan lakukan penyisiran,” katanya.
Kuntadi
Hingga kini tim SAR masih melakukan pencarian di sepanjang Sungai Progo. Musibah ini bermula ketika sejumlah tenaga medis di RS Moewardi Solo ini selesai melaksanakan ujian anestesi. Usai ujian, para peserta ini refreshing dengan mengikuti rafting di Sungai Pabelan dan Progo di wilayah Magelang. Peserta yang berjumlah 30 orang ini pun terbagi dalam enam perahu.
Mereka menyusuri derasnya arus Sungai Progo yang sedang dalam posisi banjir. Ketika melintas di kawasan Kalibawang, di wilayah Pantog Wetan, Banjaroya, perahu yang dinaiki sembilan orang ini terbalik. Tiga orang terjatuh dan dua orang berhasil menepi. Korban yang merupakan perawat IGD ini tenggelam dan tidak tampak. “Sebenarnya finis tinggal 1 kilometer lagi, tetapi perahu terbalik,” kata anggota Sabhara Polsek Kalibawang Bripka Santoso.
Tim terus melakukan pencarian dengan menyusuri sungai. Dibantu tim SAR, warga dan aparat kepolisian melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Progo. Tim juga sempat melihat dayung dan pelampung yang mengambang. “Kemungkinan pelampung yang dikenakan lepas dan korban tidak bisa berenang,” ucapnya.
Rekan korban Murjaki mengatakan, korban bersama perawat lain baru saja melakukan pelatihan perawat anestesi. Untuk refreshing inilah, mereka memutuskan melakukan rafting di Sungai Progo. Setidaknya ada lima kapal yang dilibatkan dalam kegiatan ini. “Sebenarnya untuk refreshing usai pelatihan,” ujarnya.
Petugas SAR Merapi Jafar Sodik mengatakan, telah mengerahkan sejumlah petugas SAR Merapi termasuk dengan tim Rescue Water bersama komunitas rafting dari Sungai Elo dan Progo. Setidaknya ada delapan perahu karet yang akan dipakai untuk melakukan penyisiran. “Kami masih akan lakukan penyisiran,” katanya.
Kuntadi
(ftr)