TNI Kerahkan Pasukan Tangani Teroris Poso
A
A
A
JAKARTA - TNI bersama Polri dalam waktu dekat akan menggelar operasi gabungan untuk menangani kelompok terduga teroris Poso, Sulawesi Tengah, yang dianggap sudah sangat meresahkan warga setempat.
Melalui langkah sinergis tersebut diharapkan masalah Poso bisa terselesaikan dengan cepat. “Kita mendiskusikan bagaimana persoalan Poso bisa segera diselesaikan. Intinya bagaimana menggunakan semua kekuatan yang ada secara sinergis di bawah kendali Kapolri,” ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko seusai menggelar pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno, Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti,
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Menurut Panglima, TNI akan menyiapkan sejumlah kekuatan baik unsur intelijen, teritori maupun unsur pasukan guna mendukung operasi tersebut.
“Saya akan berikan kepada Kapolri untuk menindaklanjuti perintah agar segera menyelesaikan masalah Poso. Berapa jumlahnya nanti akan disesuaikan dengan permintaan Kapolri. Senin akan dibicarakan,” ujarnya. Panglima mengakui, pihaknya akan membentuk pasukan gabungan terdiri atas prajurit Kopassus, Denjaka, dan Bravo yang sifatnya tidak tetap.
“Kita jadikan, nanti per enam bulan komandannya gantian. Mereka bisa bersatu dan harapannya bisa menyelesaikan hal-hal yang bersifat khusus,” ujarnya. Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengakui bahwa TNI akan memperkuat Polri dalam menangani teroris Poso pimpinan Santoso. “Sebetulnya di Poso sudah ada operasi yang kita namakan Operasi Camar 2015 ini, akan diperkuat oleh pasukan TNI dan BNPT untuk bisa segera melakukan upaya represif terhadap kelompok teroris yang ada di Poso,” ujarnya.
Badrodin menyebutkan, ada enam kecamatan yang akan menjadi lokasi operasi ini, di antaranya Kecamatan Sausu, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kecamatan Posisi Pesisir Selatan, Kecamatan Laure, Gunung Biru. “Ini merupakan satu kekuatan teroris, kalau tidak ditanggulangi secara segera bisa membesar, karena itu harus dilakukan penindakan. Ini juga terkait dengan penembakan yang terjadi awal Januari,” jelasnya. Kekuatan para terduga teroris ini sekitar 30-35 orang. Mereka bersenjata dan saat ini bersembunyi di pegunungan.
Sucipto
Melalui langkah sinergis tersebut diharapkan masalah Poso bisa terselesaikan dengan cepat. “Kita mendiskusikan bagaimana persoalan Poso bisa segera diselesaikan. Intinya bagaimana menggunakan semua kekuatan yang ada secara sinergis di bawah kendali Kapolri,” ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko seusai menggelar pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno, Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti,
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Menurut Panglima, TNI akan menyiapkan sejumlah kekuatan baik unsur intelijen, teritori maupun unsur pasukan guna mendukung operasi tersebut.
“Saya akan berikan kepada Kapolri untuk menindaklanjuti perintah agar segera menyelesaikan masalah Poso. Berapa jumlahnya nanti akan disesuaikan dengan permintaan Kapolri. Senin akan dibicarakan,” ujarnya. Panglima mengakui, pihaknya akan membentuk pasukan gabungan terdiri atas prajurit Kopassus, Denjaka, dan Bravo yang sifatnya tidak tetap.
“Kita jadikan, nanti per enam bulan komandannya gantian. Mereka bisa bersatu dan harapannya bisa menyelesaikan hal-hal yang bersifat khusus,” ujarnya. Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti mengakui bahwa TNI akan memperkuat Polri dalam menangani teroris Poso pimpinan Santoso. “Sebetulnya di Poso sudah ada operasi yang kita namakan Operasi Camar 2015 ini, akan diperkuat oleh pasukan TNI dan BNPT untuk bisa segera melakukan upaya represif terhadap kelompok teroris yang ada di Poso,” ujarnya.
Badrodin menyebutkan, ada enam kecamatan yang akan menjadi lokasi operasi ini, di antaranya Kecamatan Sausu, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kecamatan Posisi Pesisir Selatan, Kecamatan Laure, Gunung Biru. “Ini merupakan satu kekuatan teroris, kalau tidak ditanggulangi secara segera bisa membesar, karena itu harus dilakukan penindakan. Ini juga terkait dengan penembakan yang terjadi awal Januari,” jelasnya. Kekuatan para terduga teroris ini sekitar 30-35 orang. Mereka bersenjata dan saat ini bersembunyi di pegunungan.
Sucipto
(bbg)