Antara Iri dan Realistis dengan Kemampuan Daerah

Jum'at, 06 Februari 2015 - 13:14 WIB
Antara Iri dan Realistis dengan Kemampuan Daerah
Antara Iri dan Realistis dengan Kemampuan Daerah
A A A
BEKASI - Kenaikan gaji fantastis pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta mencengangkan sejumlah pegawai di wilayah komuter.

Ada yang realistis, iri, dan berharap juga bisa mendapatkan gaji sebesar yang diterima PNS DKI Jakarta. Mirza Swandaru Riyatno, salah satu PNS di Pemkab Bekasi, menuturkan, kebijakan gaji besar yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta patut diikuti pemerintah daerah penyangga Ibu Kota. “Kita iri melihat gaji PNS Jakarta besar. Kita juga ingin seperti mereka,” kata staf di bagian Sekretariat Dewan DPRD Kabupaten Bekasi ini kemarin.

Namun, dia menilai gaji sebesar itu susah untuk diterapkan di Kabupaten Bekasi karena tunjangan harus disesuaikan kemampuan daerah. Dia membandingkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bekasi yang hanya Rp4 triliun dengan DKI Jakarta sebesar Rp73 triliun. “Kemampuan daerah kita juga sangat minim, tidak mungkin sama dengan DKI. Tapi, kalau berharap, ya harus,” ucapnya.

Namun, dia berharap pemerintah menaikkan gaji PNS di Bekasi sesuai kemampuan APBD saat ini. Mirza menerima gaji setiap bulan Rp3,1 juta di dalamnya sudah termasuk tunjangan anak dan istri. “Kami juga ingin ada kenaikan gaji,” ujar Agung, PNS di bagian Humas Pemkot Bekasi. KepalaDinasKebakaranKota Depok Yayan Ariyanto menuturkan, harapan gaji fantastis seperti PNS DKI Jakarta tentu dimiliki pegawai daerah lain.

Namun, dia menyadari kemampuan Depok belum setara dengan Jakarta. “Kalau berharap, ya yangrealistislah. Berharapada kenaikan, tapi tidak mungkin sama dengan Jakarta,” ungkapnya. Kendati demikian, Yayan mengaku tetap akan bekerja secara optimal. Kesenjangan gaji yang didapat dengan Jakarta tidak serta-merta membuat dia kendur semangat dalam memberikan pelayanan publik.

Dia juga tak berniat pindah ke DKI Jakarta karena surat keputusan (SK) PNS dia ditetapkan di Depok. Dia berpendapatan Rp7 juta dari gaji pokok dan tunjangan. “Saya golongan IVC. Gaji saya tetap dipotong pajak,” ujarnya. Supardi, pegawai di bagian Humas dan Protokoler Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel), mengatakan, kalau ada peluang, dia mau pindah ke DKI Jakarta. “Tetapi kan sulit pindah ke DKI. Saya pikir Tangsel belum mampu APBD-nya seperti DKI,” ujarnya.

Begitu juga dengan Yanuar, PNS di Kantor Pariwisata Tangsel. Dia mengaku, kalau gaji sudah seperti PNS DKI, akan terasa tenang. “Kalau ada, mau saya pindah,” akunya. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meminta doa kepada seluruh masyarakat agar APBD Kota Tangerang sama dengan DKI Jakarta.

“Saya minta doanya. Itu (gaji naik) kan dikembalikan kepada kemampuan keuangandaerah, bukankarenaDKI bisa begitu, terus semua sama segitu gajinya. Seharusnya, pemerintah pusat punya formulasi yang ideal untuk menentukan standar gaji PNS,” tuturnya. Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengaku sudah menyampaikan kepada PNS saat apel dia siap memberikan restu jika ada yang ingin pindah ke DKI Jakarta.

“Kalau mau seperti DKI gajinya, silakan pindah ke DKI. Kalau sudah enggak semangat kerja, silakan ajukan pensiun dini,” ujarnya.

Abdullah m surjaya/ R ratna purnama/ Denny irawan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7218 seconds (0.1#10.140)