Abraham Samad Dinilai Terlalu Banyak Bicara
A
A
A
JAKARTA - Tokoh Agama Sikh HS Dillon menilai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad belakangan ini terlalu banyak bicara. Menurutnya, Abraham harusnya tak perlu banyak bicara menanggapi sejumlah persoalan yang dihadapi belakangan ini.
"Terlalu banyak bicara itu enggak ada gunanya. Enggak ada gunanya. Samad terlalu banyak bicara, bukan kerja dia," ujar HS Dillon usai pertemuan lintas agama di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
HS Dillon merupakan salah satu tokoh agama yang hadir dalam pertemuan tokoh lintas agama membahas kisruh antara KPK dengan Polri di di Kantor PBNU. Dillon pun menyarankan agar KPK meniru apa yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) selama ini dalam menjalankan tugas.
"Mestinya KPK lebih dekat dengan BIN. Coba orang-orang BIN itu, jarang sekali bikin statement. Tiap pagi mereka (BIN) bikin analisa, telaah. Waktu saya masih pejabat, tiap pagi sudah ada di meja menteri saya. Dan itu saya lihat tiap pagi," kata mantan Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Pengembangan dan Perdagangan Komoditas periode 1990-1996 ini.
Pria yang juga mantan Staf Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan periode 2011-2014 ini menambahkan, KPK yang dipimpin Abraham Samad saat ini sangat berbeda dengan eranya Taufiequrachman Ruki.
"Terakhir ini, KPK agak banyak bicara. Kalau masanya Taufig Ruki, ini semua orang-orang yang matang. Mereka pernah sama saya di partnership. Eranya Taufiq Ruki agak lebih santun," tutur Dewan Pembina Indonesian Conference and Religion for Peace (ICRP) ini.
"Terlalu banyak bicara itu enggak ada gunanya. Enggak ada gunanya. Samad terlalu banyak bicara, bukan kerja dia," ujar HS Dillon usai pertemuan lintas agama di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
HS Dillon merupakan salah satu tokoh agama yang hadir dalam pertemuan tokoh lintas agama membahas kisruh antara KPK dengan Polri di di Kantor PBNU. Dillon pun menyarankan agar KPK meniru apa yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) selama ini dalam menjalankan tugas.
"Mestinya KPK lebih dekat dengan BIN. Coba orang-orang BIN itu, jarang sekali bikin statement. Tiap pagi mereka (BIN) bikin analisa, telaah. Waktu saya masih pejabat, tiap pagi sudah ada di meja menteri saya. Dan itu saya lihat tiap pagi," kata mantan Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Pengembangan dan Perdagangan Komoditas periode 1990-1996 ini.
Pria yang juga mantan Staf Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan periode 2011-2014 ini menambahkan, KPK yang dipimpin Abraham Samad saat ini sangat berbeda dengan eranya Taufiequrachman Ruki.
"Terakhir ini, KPK agak banyak bicara. Kalau masanya Taufig Ruki, ini semua orang-orang yang matang. Mereka pernah sama saya di partnership. Eranya Taufiq Ruki agak lebih santun," tutur Dewan Pembina Indonesian Conference and Religion for Peace (ICRP) ini.
(kri)