Menteri Ekonomi Prancis Diancam Dibunuh
A
A
A
PARIS - Menteri Ekonomi Prancis Emmanuel Macron mengaku menerima ancaman pembunuhan dari pejabat tertentu yang marah atas rencananya mereformasi profesi hukum di Prancis.
Macron telah mengambil tindakan hukum atas ancaman pembunuhan yang diterimanya dan bertekad terus melanjutkan rencana reformasinya. Reformasi hukum yang dimaksud adalah membatasi profesi pengacara di Prancis. Kebijakan ini ditentang para pekerja hukum berkerah lantaran mereka takut kehilangan pekerjaannya.
Kebijakan ini sudah lama ditentang dan menyulut demonstrasi jalanan yang mayoritas dilakukan para pengacara. Macron pun tidak bergeming. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan langkah paling tepat di tengah makin merosotnya perekonomian Prancis. Sebagai gantinya, Marcon ingin lebih fokus membenahi pertumbuhan ekonomi negaranya.
Salah satunya dengan memperpanjang pekan belanja untuk merangsang perekonomian. Jika kebijakan ini tidak dijalankan segera, Prancis terancam kehilangan target pengurangan defisit yang dicanangkan selesai pada tahun ini.
“Terlalu banyak perdebatan dalam kasus ini. Saya hanya ingin mereformasi sistem pengaturan profesi di negeri ini,” terang Marcon dilansir Channel News Asia. Selama menduduki kursi pemerintahan, Macron kerap membuat keputusan kontroversial. Sebagai seorang yang penuh pengalaman dalam bidang ekonomi, Macron menyadari betul reformasi tidak boleh setengah-setengah.
Jika ingin menyelamatkan negaranya, Macron harus bisa menumbuhkan perekonomian Prancis, apa pun caranya. Pengangkatannya sebagai Menteri Ekonomi terjadi pada Agustus 2014 dalam pemerintahan Manuel Vall. Macron menegaskan, dirinya akan fokus mengembalikan perekonomian Prancis agar kembali dipercaya investor untuk menyelamatkan perekonomian Prancis.
Rini agustina
Macron telah mengambil tindakan hukum atas ancaman pembunuhan yang diterimanya dan bertekad terus melanjutkan rencana reformasinya. Reformasi hukum yang dimaksud adalah membatasi profesi pengacara di Prancis. Kebijakan ini ditentang para pekerja hukum berkerah lantaran mereka takut kehilangan pekerjaannya.
Kebijakan ini sudah lama ditentang dan menyulut demonstrasi jalanan yang mayoritas dilakukan para pengacara. Macron pun tidak bergeming. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan langkah paling tepat di tengah makin merosotnya perekonomian Prancis. Sebagai gantinya, Marcon ingin lebih fokus membenahi pertumbuhan ekonomi negaranya.
Salah satunya dengan memperpanjang pekan belanja untuk merangsang perekonomian. Jika kebijakan ini tidak dijalankan segera, Prancis terancam kehilangan target pengurangan defisit yang dicanangkan selesai pada tahun ini.
“Terlalu banyak perdebatan dalam kasus ini. Saya hanya ingin mereformasi sistem pengaturan profesi di negeri ini,” terang Marcon dilansir Channel News Asia. Selama menduduki kursi pemerintahan, Macron kerap membuat keputusan kontroversial. Sebagai seorang yang penuh pengalaman dalam bidang ekonomi, Macron menyadari betul reformasi tidak boleh setengah-setengah.
Jika ingin menyelamatkan negaranya, Macron harus bisa menumbuhkan perekonomian Prancis, apa pun caranya. Pengangkatannya sebagai Menteri Ekonomi terjadi pada Agustus 2014 dalam pemerintahan Manuel Vall. Macron menegaskan, dirinya akan fokus mengembalikan perekonomian Prancis agar kembali dipercaya investor untuk menyelamatkan perekonomian Prancis.
Rini agustina
(ars)