SMK Akan Direvitalisasi Sesuai Potensi Daerah
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merevitalisasi sekolah menengah kejuruan (SMK).
Revitalisasi juga bertujuan untuk memperbanyak jumlah SMK di perbatasan dan jurusan kemaritiman. Direktur Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Mustaghfirin Amin menjelaskan, revitalisasi ini akan disesuaikan dengan potensi daerah karena pengembangan suatu daerah memerlukan tenaga ahli madya yang handal seperti lulusan SMK ini.
Dia menjelaskan, jika potensi daerah tidak ditangani lulusan SMK maka hal itu berkorelasi pada tingkat urbanisasi yang tinggi. Sebab tidak ada lapangan pekerjaan dengan keterampilan ahli madya di daerah tersebut. “Sekarang sudah banyak lulusan SMK yang dibutuhkan di pasar daerah. Mereka terserap karena sudah terlatih dan siap kerja,” katanya di Kantor Kemendikbud kemarin.
Mustaghfirin menerangkan, gagasan ini sudah diakselerasi sejak tiga tahun lalu namun karena sebelumnya hanya menyentuh SMK di pulau Jawa saja maka tahun ini akan dimaksimalkan ke seluruh daerah. Menurut dia, potensi SMK yang akan direvitalisasi terutama di perbatasan atau kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Dia menyebut, pendataan memang masih dilakukan namun pihaknya tengah mengincar revitalisasi sekolah kejuruan di perbatasan Pulau Sebatik dan Krayan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Dia menjelaskan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mengembangkan bidang kemaritiman, di kedua lokasi ini akan dibangun SMK dengan jurusan potensi kelautan dan perikanan. Terlebih di wilayah perbatasan ini banyak anak TKI dan nelayan yang membutuhkan keahlian sejenis. Mustaghfirin menjelaskan, rencana revitalisasi ini sudah dibahas Pemerintah Provinsi Kaltara.
Jika tidak membangun gedung baru Kemendikbud akan melakukan revitalisasi pada SMK yang sudah ada di wilayah tersebut. Di Pulau Sebatik, lanjut Mustaghfirin, ada potensi kelautan yang bisa dikembangkan. Terlebih saat ini Pulau Sebatik menjadi kota perlintasan Indonesia-Malaysia, sehingga dibutuhkan pula keahlian jasa untuk membuat kota tersebut semakin berkembang.
Mustaghfirin mengakui, jumlah SMK Kelautan dan Perikanan saat ini baru ada 615 SMK dengan jumlah siswa 79.991 orang. Namun karena Indonesia sebagai negara kepulauan jumlah tersebut masih bisa dikembangkan. Untuk itu, kata Mustaghfirin, pihaknya mengalokasikan beasiswa bagi para siswa yang belajar di SMK dengan tiga bidang keahlian seperti Kelautan, Perikanan dan Pertanian.
Diharapkan, lulusan SMK di tiga bidang tersebut bisa mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim dan agraris. “Kami berikan beasiswa karena bukan persoalan mudah untuk menarik anak zaman sekarang untuk ke SMK,” jelasnya.
Anggota Komisi X DPR Jefri Riwu Kore setuju jika pemerintah ingin mengembangkan SMK. Sebab pendidikan keterampilan dinilailebihcocokdikembangkan di Indonesia karena lebih banyak menghasilkan tenaga kerja yang langsungterserappasarkerja. Dia menjelaskan, mengapa lulusan SMK lebih banyak terpakai daripada SMA karena mereka sudah menguasai keahlian dasar seperti manajemen, sekretaris ataupun akuntansi yang banyak dicari perusahaan-perusahaan.
“Lulusan SMK itu sudah punya skill bekerja. Namun tidak menutup kemungkinan mereka mengasah kemampuannya itu di politeknik,” ungkapnya.
Neneng zubaidah
Revitalisasi juga bertujuan untuk memperbanyak jumlah SMK di perbatasan dan jurusan kemaritiman. Direktur Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Mustaghfirin Amin menjelaskan, revitalisasi ini akan disesuaikan dengan potensi daerah karena pengembangan suatu daerah memerlukan tenaga ahli madya yang handal seperti lulusan SMK ini.
Dia menjelaskan, jika potensi daerah tidak ditangani lulusan SMK maka hal itu berkorelasi pada tingkat urbanisasi yang tinggi. Sebab tidak ada lapangan pekerjaan dengan keterampilan ahli madya di daerah tersebut. “Sekarang sudah banyak lulusan SMK yang dibutuhkan di pasar daerah. Mereka terserap karena sudah terlatih dan siap kerja,” katanya di Kantor Kemendikbud kemarin.
Mustaghfirin menerangkan, gagasan ini sudah diakselerasi sejak tiga tahun lalu namun karena sebelumnya hanya menyentuh SMK di pulau Jawa saja maka tahun ini akan dimaksimalkan ke seluruh daerah. Menurut dia, potensi SMK yang akan direvitalisasi terutama di perbatasan atau kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Dia menyebut, pendataan memang masih dilakukan namun pihaknya tengah mengincar revitalisasi sekolah kejuruan di perbatasan Pulau Sebatik dan Krayan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Dia menjelaskan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mengembangkan bidang kemaritiman, di kedua lokasi ini akan dibangun SMK dengan jurusan potensi kelautan dan perikanan. Terlebih di wilayah perbatasan ini banyak anak TKI dan nelayan yang membutuhkan keahlian sejenis. Mustaghfirin menjelaskan, rencana revitalisasi ini sudah dibahas Pemerintah Provinsi Kaltara.
Jika tidak membangun gedung baru Kemendikbud akan melakukan revitalisasi pada SMK yang sudah ada di wilayah tersebut. Di Pulau Sebatik, lanjut Mustaghfirin, ada potensi kelautan yang bisa dikembangkan. Terlebih saat ini Pulau Sebatik menjadi kota perlintasan Indonesia-Malaysia, sehingga dibutuhkan pula keahlian jasa untuk membuat kota tersebut semakin berkembang.
Mustaghfirin mengakui, jumlah SMK Kelautan dan Perikanan saat ini baru ada 615 SMK dengan jumlah siswa 79.991 orang. Namun karena Indonesia sebagai negara kepulauan jumlah tersebut masih bisa dikembangkan. Untuk itu, kata Mustaghfirin, pihaknya mengalokasikan beasiswa bagi para siswa yang belajar di SMK dengan tiga bidang keahlian seperti Kelautan, Perikanan dan Pertanian.
Diharapkan, lulusan SMK di tiga bidang tersebut bisa mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim dan agraris. “Kami berikan beasiswa karena bukan persoalan mudah untuk menarik anak zaman sekarang untuk ke SMK,” jelasnya.
Anggota Komisi X DPR Jefri Riwu Kore setuju jika pemerintah ingin mengembangkan SMK. Sebab pendidikan keterampilan dinilailebihcocokdikembangkan di Indonesia karena lebih banyak menghasilkan tenaga kerja yang langsungterserappasarkerja. Dia menjelaskan, mengapa lulusan SMK lebih banyak terpakai daripada SMA karena mereka sudah menguasai keahlian dasar seperti manajemen, sekretaris ataupun akuntansi yang banyak dicari perusahaan-perusahaan.
“Lulusan SMK itu sudah punya skill bekerja. Namun tidak menutup kemungkinan mereka mengasah kemampuannya itu di politeknik,” ungkapnya.
Neneng zubaidah
(ars)