China Larang Buku Promosikan Barat
A
A
A
BEIJING - Kementerian Pendidikan China berjanji melarang buku teks universitas yang mempromosikan nilai-nilai Barat. Ini tanda terbaru pengetatan ideologi di bawah pemerintahan Presiden China Xi Jinping.
“Jangan pernah biarkan bukubuku teks mempromosikan nilai- nilai Barat muncul di kelaskelas kita,” ungkap Menteri Pendidikan China Yuan Guiren menurut laporan kantor berita Xinhua. “Berbagai pernyataan yang memojokkan kepemimpinan Partai Komunis China dan sosialisme tidak boleh muncul di ruang-ruang kelas kampus.” Berbagai universitas di China dikelola Partai Komunis yang berkuasa.
Pemerintah mengontrol ketat berbagai diskusi sejarah dan topik lain yang berpotensi mengancam kekuasaan. Mereka seringkali menyebut konsep pemilu multipartai dan pemisahan kekuasaan sebagai Barat. China memperketat kontrol di dunia akademisi sejak Xi memegang kepemimpinan partai pada 2012 dengan beberapa profesor yang kritis dipecat atau dipenjara.
Xia Yeliang, profesor ekonomi di Peking University, dipecat dari posisinya pada 2013 setelah 13 tahun menjabat karena dianggap menyerukan perubahan politik di China. Xia salah satu penanda tangan petisi Reformasi Charter 08 yang penulis utamanya, Liu Xiaobo, tetap dipenjara meskipun memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian. Xia dipecat karena dianggap buruk dalam mengajar.
Dia telah pindah ke Amerika Serikat (AS) tahun lalu. Pernyataan Yuan muncul beberapa saat setelah Xi menyeru otoritas meningkatkan kepemimpinan partai di sejumlah universitas dan memperkuat serta memperbaiki ideologi. “Para dosen harus tegas dan memegang landasan moral, hukum, dan politik,” ujar Yuan, menggunakan ekspresi umum mendukung sistem politik China.
Satu provinsi di China bulan lalu mengumumkan rencana memasang sejumlah kamera CCTV di berbagai ruangan kelas universitas. Langkah ini memicu protes dari para pengacara yang menganggap langkah itu akan membatasi kebebasan akademik. Otoritas sebelumnya memasang peralatan video di ruang-ruang kelas di kampuskampus yang kritis terhadap pemerintah.
Terutama untuk menyoroti profesor ekonomi dari etnis Uighur, Ilham Tohti, yang kini dihukum penjara seumur hidup karena tuduhan terlibat aksi separatisme September lalu. Bukti dari rekaman kamera di ruang kelas digunakan untuk mendakwa profesor tersebut. Kasus itu dikecam berbagai kelompok hak asasi manusia.
China telah memperluas sistem pendidikan tinggi saat perekonomian tumbuh dengan total jumlah universitas dan kampus mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan dekade lalu. Meski demikian, banyak anak pejabat tinggi di bidang politik dan bisnis yang belajar di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, termasuk putri Xi, yang bersekolah di Harvard University sejak 2010. Sebelumnya Partai Komunis China memerintahkan penyelidikan atas kematian yang tidak wajar atas beberapa pejabat.
Langkah ini dijelaskan dalam website Pemerintah China setelah ada laporan beberapa aksi bunuh diri untuk terlepas dari skandal korupsi. Peringatan itu menyeru para pejabat memberikan rincian tentang sejumlah anggota partai yang meninggal secara tidak wajar sejak 2012, menurut website pemerintah dan partai komunis di tiga provinsi, seperti dikutip kantor berita AFP. Presiden China Xi Jinping meningkatkan pemberantasan korupsi sejak memimpin pada 2012.
Beberapa pejabat dilaporkan tewas bunuh diri untuk menghindari kemungkinan pengadilan kriminal dan mencegah pemerintah menyita asetasetnya agar keluarganya tidak dirugikan. Kanal berita bisnis, Caixin , melaporkan, peringatan itu muncul di website di sedikitnya enam provinsi. Menurut Caixin, sebanyak 50 pejabat partai dan pemerintah dinyatakan tewas dalam kondisi tidak wajar sejak 2012.
Partai Komunis meminta rincian data pejabat berbagai level yang meninggal dunia, termasuk yang mati bunuh diri. Data survei bunuh diri itu akan dibagi dalam beberapa kategori salah satunya tersangka pelanggaran disiplin, sebutan bagi skandal korupsi.
Surat kabar China Daily pada September menyatakan, mantan kepala Partai Komunis di Kota Nanjing, Lou Xuequan, dilaporkan gantung diri di rumahnya terkait tindakannya menerima uang sebagai hadiah.
Syarifudin
“Jangan pernah biarkan bukubuku teks mempromosikan nilai- nilai Barat muncul di kelaskelas kita,” ungkap Menteri Pendidikan China Yuan Guiren menurut laporan kantor berita Xinhua. “Berbagai pernyataan yang memojokkan kepemimpinan Partai Komunis China dan sosialisme tidak boleh muncul di ruang-ruang kelas kampus.” Berbagai universitas di China dikelola Partai Komunis yang berkuasa.
Pemerintah mengontrol ketat berbagai diskusi sejarah dan topik lain yang berpotensi mengancam kekuasaan. Mereka seringkali menyebut konsep pemilu multipartai dan pemisahan kekuasaan sebagai Barat. China memperketat kontrol di dunia akademisi sejak Xi memegang kepemimpinan partai pada 2012 dengan beberapa profesor yang kritis dipecat atau dipenjara.
Xia Yeliang, profesor ekonomi di Peking University, dipecat dari posisinya pada 2013 setelah 13 tahun menjabat karena dianggap menyerukan perubahan politik di China. Xia salah satu penanda tangan petisi Reformasi Charter 08 yang penulis utamanya, Liu Xiaobo, tetap dipenjara meskipun memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian. Xia dipecat karena dianggap buruk dalam mengajar.
Dia telah pindah ke Amerika Serikat (AS) tahun lalu. Pernyataan Yuan muncul beberapa saat setelah Xi menyeru otoritas meningkatkan kepemimpinan partai di sejumlah universitas dan memperkuat serta memperbaiki ideologi. “Para dosen harus tegas dan memegang landasan moral, hukum, dan politik,” ujar Yuan, menggunakan ekspresi umum mendukung sistem politik China.
Satu provinsi di China bulan lalu mengumumkan rencana memasang sejumlah kamera CCTV di berbagai ruangan kelas universitas. Langkah ini memicu protes dari para pengacara yang menganggap langkah itu akan membatasi kebebasan akademik. Otoritas sebelumnya memasang peralatan video di ruang-ruang kelas di kampuskampus yang kritis terhadap pemerintah.
Terutama untuk menyoroti profesor ekonomi dari etnis Uighur, Ilham Tohti, yang kini dihukum penjara seumur hidup karena tuduhan terlibat aksi separatisme September lalu. Bukti dari rekaman kamera di ruang kelas digunakan untuk mendakwa profesor tersebut. Kasus itu dikecam berbagai kelompok hak asasi manusia.
China telah memperluas sistem pendidikan tinggi saat perekonomian tumbuh dengan total jumlah universitas dan kampus mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan dekade lalu. Meski demikian, banyak anak pejabat tinggi di bidang politik dan bisnis yang belajar di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, termasuk putri Xi, yang bersekolah di Harvard University sejak 2010. Sebelumnya Partai Komunis China memerintahkan penyelidikan atas kematian yang tidak wajar atas beberapa pejabat.
Langkah ini dijelaskan dalam website Pemerintah China setelah ada laporan beberapa aksi bunuh diri untuk terlepas dari skandal korupsi. Peringatan itu menyeru para pejabat memberikan rincian tentang sejumlah anggota partai yang meninggal secara tidak wajar sejak 2012, menurut website pemerintah dan partai komunis di tiga provinsi, seperti dikutip kantor berita AFP. Presiden China Xi Jinping meningkatkan pemberantasan korupsi sejak memimpin pada 2012.
Beberapa pejabat dilaporkan tewas bunuh diri untuk menghindari kemungkinan pengadilan kriminal dan mencegah pemerintah menyita asetasetnya agar keluarganya tidak dirugikan. Kanal berita bisnis, Caixin , melaporkan, peringatan itu muncul di website di sedikitnya enam provinsi. Menurut Caixin, sebanyak 50 pejabat partai dan pemerintah dinyatakan tewas dalam kondisi tidak wajar sejak 2012.
Partai Komunis meminta rincian data pejabat berbagai level yang meninggal dunia, termasuk yang mati bunuh diri. Data survei bunuh diri itu akan dibagi dalam beberapa kategori salah satunya tersangka pelanggaran disiplin, sebutan bagi skandal korupsi.
Surat kabar China Daily pada September menyatakan, mantan kepala Partai Komunis di Kota Nanjing, Lou Xuequan, dilaporkan gantung diri di rumahnya terkait tindakannya menerima uang sebagai hadiah.
Syarifudin
(ftr)