Puluhan Titik di Ibu Kota Terendam
A
A
A
JAKARTA - Hujan yang terus mengguyur DKI Jakarta mulai Kamis (22/1) hingga kemarin membuat sejumlah titik tergenang. Sedikitnya ada 36 titik genangan tersebar di lima wilayah Ibu Kota.
Dari 36 titik banjir tersebut, 25 di antaranya berada di wilayah Jakarta Utara. Sementara, di Jakarta Timur terdapat tiga titik genangan, Jakarta Selatan (tiga titik), Jakarta Barat (empat titik), dan Jakarta Pusat (satu titik). ”Ketinggian rata-rata genangan air mulai dari 10 hingga 100 cm,” kata Kabid Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra kemarin.
Kepala BPBD DKI Jakarta Deny Wahyu mengatakan, banyaknya titik genangan di Jakarta Utara akibat tingginya debit air di Pintu Air Pulogadung dan Pintu Air Pasar Ikan. Sejak kemarin pagi ketinggian air di kedua pintu air sudah mencapai siaga II. ”Debit air di kedua pintu air tersebut cukup tinggi karena hujan lokal di wilayah Jakarta Utara cukup lebat ditambah banjir air laut pasang (rob),” ungkapnya.
Ketika pintu air tersebut tidak dapat menahan volume air, lanjut Deny, air yang ada mengalir ke daratan melalui kalikali di sekitarnya, salah satunya Kali Sunter sehingga menyebabkan kawasan di sekitarnya tergenang. ”Di Jalan Yos Sudarso dan ruas jalan yang berada dekat kali atau saluran penghubung itupun tergenang,” ujarnya.
Kendati demikian, Deny belum dapat menetapkan status siaga banjir di Jakarta. Sejauh ini, genangan dan banjir masih terkendali. Tapi, ada sekitar 200 jiwa yang mengungsi dari lokasi banjir di kawasan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara. ”Kami berharap agar warga yang tinggal di sekitar aliran kali atau saluran penghubung untuk tetap waspada dengan sering mengupdate kondisi pintu air sebagai persiapan. Jika itu dipatuhi, warga bisa siap selalu,” ujarnya.
Sejak dipisahnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) menjadi Dinas Bina Marga dan Dinas Tata Air, ada dua kewenangan untuk penanganan banjir. Penanganan banjir di jalan menjadi kewenangan Dinas Bina Marga, sementara banjir di permukiman domain Dinas Tata Air.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Suko Wibowo menjelaskan, banyaknya genangan di jalan akibat tingginya intensitas curah hujan. Genangan muncul akibat mulut air di bahu jalan tersumbat serta drainase tidak mampu menampung air hujan.
Adapun penanganan genangan dalam jangka pendek ini, Dinas Bina Marga DKI Jakarta hanya mampu menurunkan satuan petugas untuk membersihkan mulut-mulut tali air. Sementara penanganan jangka panjang, seluruh drainase akan diperbaiki dan dinormalisasi. Nantinya penanganan genangan menjadi kewenangan sepenuhnya Sudin Bina Marga di masing-masing wilayah. Mereka akan memperbaiki saluran air yang ada di jalan.
Sedangkan, Dinas Bina Marga hanya berwenang membuat dan memelihara. Misalnya, pembersihan mulut saluran air yang tergenang seperti saat ini. ”Kalau peninggian, tidak diprogramkan tahun ini. Hanya perbaikan dan normalisasi drainase saluran air di bahu jalan. Kami bagian pemeliharaan, mengusulkan anggaran Rp30 miliar. Untuk disudin dibawah anggaran kami, bisa sekitar Rp15–20 miliar,” ungkapnya.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, untuk menangani banjir di permukiman tahun ini, pihaknya memprioritaskan pembuatan polder di sisi kali agar apabila terjadi banjir pompa bisa menyedot air dan membuangnya ke aliran kali. Banjir kemarin juga menyebabkan aktivitas di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, terganggu.
Banjir di daerah ini disebabkan meluapnya Kali Pesanggrahan. Lokasi parkir ITC Cipulir di seberang Pasar Cipulir tergenang dengan ketinggian air mencapai 20 cm. Luapan Kali Pesanggrahan mulai memasuki area Pasar Cipulir sejak pukul 06.00 WIB. Perlahan genangan yang awalnya hanya merendam toko di bagian belakang mulai memasuki Blok AKS di bagian depan pasar.
”Tadi pagi (kemarin) hanya di belakang, sekarang (kemarin) sudah masuk ke depan toko sini. Ini saja sudah sekitar 30 cm,” ujar Aini, 40, salah satu pemilik toko pakaian olahraga di Lantai Dasar Blok AKS Pasar Cipulir. Hampir seluruh kios di Blok A Pasar Cipulir tetap buka meski air menggenangi jalan di antara kios-kios.
”Kalau sudah banjir seperti ini ya pengunjung sangat sepi, omzet harian bisa turun 50%. Paling kita hanya siapkan barang-barang pesanan yang mau dikirim,” tutur Aini. Yatmi, 55, salah seorang pengunjung, mengeluhkan banjir di Pasar Cipulir. ”Setiap musim hujan ini pasar banjir terus. Harusnya jalan di antara kios ditinggikan, jadi kita yang mau by safeweb">belanja juga lebih nyaman, tidak banjir-banjiran,” ujarnya.
Sementara genangan diJalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, menyebabkan pengendara terpaksa harus menghentikan laju kendaraannya. Mereka berhenti dan menunggu air surut. ”Sudah hampir satu jam Mas, tapi air belum surut juga, kalau begini repot saya, mau mutersama saja, Cilincing dan Koja ikut banjir,” kata Suyadi, 33, yang mengendarai mobil Toyota Vios.
Bima setiyadi/Yan yusuf/Helmi syarif
Dari 36 titik banjir tersebut, 25 di antaranya berada di wilayah Jakarta Utara. Sementara, di Jakarta Timur terdapat tiga titik genangan, Jakarta Selatan (tiga titik), Jakarta Barat (empat titik), dan Jakarta Pusat (satu titik). ”Ketinggian rata-rata genangan air mulai dari 10 hingga 100 cm,” kata Kabid Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra kemarin.
Kepala BPBD DKI Jakarta Deny Wahyu mengatakan, banyaknya titik genangan di Jakarta Utara akibat tingginya debit air di Pintu Air Pulogadung dan Pintu Air Pasar Ikan. Sejak kemarin pagi ketinggian air di kedua pintu air sudah mencapai siaga II. ”Debit air di kedua pintu air tersebut cukup tinggi karena hujan lokal di wilayah Jakarta Utara cukup lebat ditambah banjir air laut pasang (rob),” ungkapnya.
Ketika pintu air tersebut tidak dapat menahan volume air, lanjut Deny, air yang ada mengalir ke daratan melalui kalikali di sekitarnya, salah satunya Kali Sunter sehingga menyebabkan kawasan di sekitarnya tergenang. ”Di Jalan Yos Sudarso dan ruas jalan yang berada dekat kali atau saluran penghubung itupun tergenang,” ujarnya.
Kendati demikian, Deny belum dapat menetapkan status siaga banjir di Jakarta. Sejauh ini, genangan dan banjir masih terkendali. Tapi, ada sekitar 200 jiwa yang mengungsi dari lokasi banjir di kawasan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara. ”Kami berharap agar warga yang tinggal di sekitar aliran kali atau saluran penghubung untuk tetap waspada dengan sering mengupdate kondisi pintu air sebagai persiapan. Jika itu dipatuhi, warga bisa siap selalu,” ujarnya.
Sejak dipisahnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) menjadi Dinas Bina Marga dan Dinas Tata Air, ada dua kewenangan untuk penanganan banjir. Penanganan banjir di jalan menjadi kewenangan Dinas Bina Marga, sementara banjir di permukiman domain Dinas Tata Air.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Suko Wibowo menjelaskan, banyaknya genangan di jalan akibat tingginya intensitas curah hujan. Genangan muncul akibat mulut air di bahu jalan tersumbat serta drainase tidak mampu menampung air hujan.
Adapun penanganan genangan dalam jangka pendek ini, Dinas Bina Marga DKI Jakarta hanya mampu menurunkan satuan petugas untuk membersihkan mulut-mulut tali air. Sementara penanganan jangka panjang, seluruh drainase akan diperbaiki dan dinormalisasi. Nantinya penanganan genangan menjadi kewenangan sepenuhnya Sudin Bina Marga di masing-masing wilayah. Mereka akan memperbaiki saluran air yang ada di jalan.
Sedangkan, Dinas Bina Marga hanya berwenang membuat dan memelihara. Misalnya, pembersihan mulut saluran air yang tergenang seperti saat ini. ”Kalau peninggian, tidak diprogramkan tahun ini. Hanya perbaikan dan normalisasi drainase saluran air di bahu jalan. Kami bagian pemeliharaan, mengusulkan anggaran Rp30 miliar. Untuk disudin dibawah anggaran kami, bisa sekitar Rp15–20 miliar,” ungkapnya.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, untuk menangani banjir di permukiman tahun ini, pihaknya memprioritaskan pembuatan polder di sisi kali agar apabila terjadi banjir pompa bisa menyedot air dan membuangnya ke aliran kali. Banjir kemarin juga menyebabkan aktivitas di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, terganggu.
Banjir di daerah ini disebabkan meluapnya Kali Pesanggrahan. Lokasi parkir ITC Cipulir di seberang Pasar Cipulir tergenang dengan ketinggian air mencapai 20 cm. Luapan Kali Pesanggrahan mulai memasuki area Pasar Cipulir sejak pukul 06.00 WIB. Perlahan genangan yang awalnya hanya merendam toko di bagian belakang mulai memasuki Blok AKS di bagian depan pasar.
”Tadi pagi (kemarin) hanya di belakang, sekarang (kemarin) sudah masuk ke depan toko sini. Ini saja sudah sekitar 30 cm,” ujar Aini, 40, salah satu pemilik toko pakaian olahraga di Lantai Dasar Blok AKS Pasar Cipulir. Hampir seluruh kios di Blok A Pasar Cipulir tetap buka meski air menggenangi jalan di antara kios-kios.
”Kalau sudah banjir seperti ini ya pengunjung sangat sepi, omzet harian bisa turun 50%. Paling kita hanya siapkan barang-barang pesanan yang mau dikirim,” tutur Aini. Yatmi, 55, salah seorang pengunjung, mengeluhkan banjir di Pasar Cipulir. ”Setiap musim hujan ini pasar banjir terus. Harusnya jalan di antara kios ditinggikan, jadi kita yang mau by safeweb">belanja juga lebih nyaman, tidak banjir-banjiran,” ujarnya.
Sementara genangan diJalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, menyebabkan pengendara terpaksa harus menghentikan laju kendaraannya. Mereka berhenti dan menunggu air surut. ”Sudah hampir satu jam Mas, tapi air belum surut juga, kalau begini repot saya, mau mutersama saja, Cilincing dan Koja ikut banjir,” kata Suyadi, 33, yang mengendarai mobil Toyota Vios.
Bima setiyadi/Yan yusuf/Helmi syarif
(bbg)