Suksesi Pemimpin yang Mulus
A
A
A
Suksesi Raja Abdullah tergolong lancar dan aman. Jauh sebelum Raja Abdullah meninggal dunia, para pengamat menilai proses transisi kepada Salman bin Abdul Aziz yang sebelumnya menjadi putra mahkota akan berlangsung lancar.
Karena jika ada kevakuman dalam pergantian raja Saudi, itu menandakan kerajaan dalam kondisi kritis. Apalagi, Arab Saudi merupakan aliansi utama Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. “Banyak orang mengira proses transisi berjalan lancar,” kata Simon Henderson, pakar suksesi Saudi dari Washington Institute for Near East Policy, dikutip Washington Post.
Beberapa pertimbangan dalam proses suksesi di Kerajaan Arab Saudi. Adanya hukum Hay’at al Bay’ah atau Dewan Kesetiaan yang diumumkan pada 2006. Dewan itu beranggotakan anak dan keturunan Raja Abdulaziz al-Saud, dan bertugas untuk memilih raja dan putra mahkota. Mansour Almarzoqi, peneliti tentang Saudi dari Sciences Po de Lyon, Prancis, memandang, kesuksesan suksesi itu juga dipengaruhi karakteristik Raja Abdullah bin Abdulazis al-Saud dan tantangan raja masa depan. Faktor-faktor itu membuat proses transisi kepemimpinan Arab Saudi selalu berjalan lancar.
“Mendiang Raja Abdullah menjadi otak dalam perubahan keseimbangan kekuasaan,” katanya dalam opini pada Al Jazeera. Sejak 1964, pusat kekuasaan berada dalam keluarga kerajaan. Kemudian pada 1975, berubah menjadi sistem dominasi di mana kekuasaan berpusat pada keseimbangan. Adapun saat ini sistem yang baru disebut “piramida kekuasaan”.
Pasukan keamanan baik dalam negeri, pertahanan dan Garda Nasional berada pada jajaran tertinggi. Sementara itu, Dewan Kesetiaan berada di jajaran tengah. Pasukan keamanan memandu dan mengontrol Dewan Kesetiaan dalam melaksanakan proses suksesi. Berdasarkan hukum baru, raja mendatang memiliki kekuatan yang lemah dibandingkan pasukan keamanan, meskipun Dewan Kesetiaan memang fokus pada isu suksesi.
Dewan Kesetiaan juga mendukung keputusan mendiang Raja Abdullah untuk menunjuk seorang wakil putra mahkota (waliyyun liwaliyyil ‘ahdi ). Dia adalah Pangeran Muqrin bin Abdulaziz. Pangeran Muqrin merupakan orang ketiga dalam hierarki kekuasaan setelah Raja Abdullah dan Putra Mahkota Pangeran Salman bin Abdulaziz.
Dengan demikian, Kerajaan Arab Saudi telah menyiapkan raja-raja berikutnya. Salman merupakan putra keenam Abdulaziz yang menjadi raja. Sedikitnya 35 anak Abdulaziz yang masih hidup dan menunggu giliran untuk menjadi raja. Namun, usia mereka sebagian besar telah berusia lanjut.
Andika hendra m
Karena jika ada kevakuman dalam pergantian raja Saudi, itu menandakan kerajaan dalam kondisi kritis. Apalagi, Arab Saudi merupakan aliansi utama Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. “Banyak orang mengira proses transisi berjalan lancar,” kata Simon Henderson, pakar suksesi Saudi dari Washington Institute for Near East Policy, dikutip Washington Post.
Beberapa pertimbangan dalam proses suksesi di Kerajaan Arab Saudi. Adanya hukum Hay’at al Bay’ah atau Dewan Kesetiaan yang diumumkan pada 2006. Dewan itu beranggotakan anak dan keturunan Raja Abdulaziz al-Saud, dan bertugas untuk memilih raja dan putra mahkota. Mansour Almarzoqi, peneliti tentang Saudi dari Sciences Po de Lyon, Prancis, memandang, kesuksesan suksesi itu juga dipengaruhi karakteristik Raja Abdullah bin Abdulazis al-Saud dan tantangan raja masa depan. Faktor-faktor itu membuat proses transisi kepemimpinan Arab Saudi selalu berjalan lancar.
“Mendiang Raja Abdullah menjadi otak dalam perubahan keseimbangan kekuasaan,” katanya dalam opini pada Al Jazeera. Sejak 1964, pusat kekuasaan berada dalam keluarga kerajaan. Kemudian pada 1975, berubah menjadi sistem dominasi di mana kekuasaan berpusat pada keseimbangan. Adapun saat ini sistem yang baru disebut “piramida kekuasaan”.
Pasukan keamanan baik dalam negeri, pertahanan dan Garda Nasional berada pada jajaran tertinggi. Sementara itu, Dewan Kesetiaan berada di jajaran tengah. Pasukan keamanan memandu dan mengontrol Dewan Kesetiaan dalam melaksanakan proses suksesi. Berdasarkan hukum baru, raja mendatang memiliki kekuatan yang lemah dibandingkan pasukan keamanan, meskipun Dewan Kesetiaan memang fokus pada isu suksesi.
Dewan Kesetiaan juga mendukung keputusan mendiang Raja Abdullah untuk menunjuk seorang wakil putra mahkota (waliyyun liwaliyyil ‘ahdi ). Dia adalah Pangeran Muqrin bin Abdulaziz. Pangeran Muqrin merupakan orang ketiga dalam hierarki kekuasaan setelah Raja Abdullah dan Putra Mahkota Pangeran Salman bin Abdulaziz.
Dengan demikian, Kerajaan Arab Saudi telah menyiapkan raja-raja berikutnya. Salman merupakan putra keenam Abdulaziz yang menjadi raja. Sedikitnya 35 anak Abdulaziz yang masih hidup dan menunggu giliran untuk menjadi raja. Namun, usia mereka sebagian besar telah berusia lanjut.
Andika hendra m
(bbg)