Pangeran Salman Gantikan Raja Abdullah

Sabtu, 24 Januari 2015 - 12:49 WIB
Pangeran Salman Gantikan Raja Abdullah
Pangeran Salman Gantikan Raja Abdullah
A A A
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi berduka. Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud wafat pada usia 90 tahun di Riyadh dini hari kemarin. Kepemimpinan Saudi selanjutnya diwariskan kepada adik tiri Abdullah, yakni Pangeran Salman, 79.

Istana Kerajaan Arab Saudi mengumumkan, Raja Abdullah wafat pukul 01.00 waktu setempat atau 05.00 WIB. Pada beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Abdullah dilaporkan terus menurun. Raja yang berkuasa sejak 2005 ini harus masuk rumah sakit (RS) lantaran didiagnosis mengalami radang paru-paru pada Desember 2014 lalu. Selama perawatan, Abdullah harus mendapatkan bantuan alat pernapasan.

”Dengan kesedihan mendalam, kami mengumumkan atas wafatnya Raja Abdullah,” kata Raja Salman dalam keterangan resminya. Seusai asar kemarin, jenazah Raja Abdullah telah dimakamkan secara sederhana di Riyadh. Salat jenazah dipimpin Raja Salman dengan diikuti sejumlah petinggi kerajaan dan tokoh senior Saudi di Masjid Imam Turki bin Abdullah.

Pemakaman juga dihadiri beberapa pemimpin dunia. Wafatnya Abdullah mengundang duka yang mendalam bagi banyak negara, termasuk Republik Indonesia (RI) selaku mitra strategis Arab Saudi. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi mengaku Indonesia merasa kehilangan atas berpulangnya raja yang lahir pada 1924 itu.

Dia mendoakan semoga semua amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan seluruh keluarga kerajaan tabah menghadapi takdir ilahi ini. ”Rakyat Saudi dan dunia akan merasa kehilangan dengan berpulangnya Raja Abdullah. Almarhum Raja Abdullah dikenal sebagai sosok yang membawa pembaruan dan kemakmuran bagi bangsa dan Kerajaan Arab Saudi,” kata Retno dalam siaran persnya.

Arab Saudi, kata Retno, merupakan salah satu mitra paling penting Indonesia di Timur Tengah. Faktanya, selain kedua negara duduk di bawah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia dan Arab Saudi juga menjalin kerja sama di berbagai bidang seperti militer, ekonomi perdagangan, dan ketenagakerjaan.

Penerima takhta, Salman, diharapkan dapat membuat hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi semakin kuat. Angka perdagangan pada 2008 mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp74,7 triliun. Barang yang diimpor Indonesia ialah minyak dan gas, sementara barang yang diekspor ialah kusen, tekstil, pakaian, kelapa sawit, dan ban.

Salman diyakini akan mengikuti jejak Abdullah dalam menyetir arah politik dan ekonomi Arab Saudi di masa mendatang. Kepemimpinan Salman di Arab Saudi sudah tidak perlu diragukan. Dia pernah menjabat sebagai gubernur Riyadh selama 48 tahun, sebelum akhirnya ditunjuk menjadi menteri pertahanan pada 2011. Sampai kini, pengganti Salman di kursi menteri pertahanan masih belum diputuskan.

Namun, posisinya sebagai pangeran mahkota kerajaan sudah dialihtangankan kepada adik tiri Salman, Muqrin. Artinya, Muqrin akan menjadi suksesi Salman jika Salman yang lahir pada 31 Desember 1935 itu lebih dulu wafat. Selama menjadi gubernur, Salman dikenal sebagai sosok yang cermat, kerja keras, dan disiplin.

Prosesi pengangkatan sumpah Salman dan Muqrin dilakukan tadi malam. Sejak wafatnya Raja yang juga pendiri Saudi, Abdul Azis pada 1952, prosesi pergantian kepemimpinan berlangsung mulus. Secara sistematis, takhta turun-temurun diwariskan ke anak-anaknya. Abdul Aziz memiliki 45 anak. Abdullah, Salman, dan Muqrin lahir dari satu ayah tapi beda ibu.

Kondisi kesehatan Salman masih menarik perhatian sejumlah kalangan di Arab Saudi mengingat sebelumnya dia baru menjalani operasi punggung. Pangeran Salman diperkirakan akan meneruskan upaya Abdullah yang perlahan-lahan menyingkirkan kelompok ulama konservatif dari pusat kekuasaan demi menyelaraskan tradisi Islam dengan syarat-syarat ekonomi modern.

Reformasi Abdullah memang berjalan lambat dan hanya berhasil pada beberapa bagian. Namun, upaya tersebut telah meninggalkan jejak bagi masa depan Arab Saudi dan membuat Raja Abdullah menjadi tokoh yang populer di kalangan anak-anak muda–yang saat ini berjumlah 60% dari total populasi.

Di sisi lain, Abdullah masih membiarkan sistem politik Arab Saudi yang terpusat pada keluarga raja tetap tidak tersentuh. Raja Abdullah menjadi populer karena dikenal hidup sederhana dan melarang keluarga raja berfoya-foya dengan uang negara. Pada masa awal kekuasaannya, dia juga dipuji karena mengakui adanya kemiskinan di Arab Saudi setelah mengunjungi perkampungan kumuh.

Dia juga raja pertama di Arab Saudi yang berupaya memperbaiki nasib perempuan dengan menawarkan pendidikan yang lebih baik, kesempatan kerja, serta menjanjikan hak partisipasi dalam pemilihan umum kota pada 2015 ini. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menilai di bawah kekuasaan Abdullah, hubungan antara Arab Saudi dan AS meningkat.

Kedua negara selalu satu suara dalam berbagai bidang, termasuk memerangi kelompok radikal, kecuali satu isu yakni Palestina. Tantangan yang akan dihadapi Salman bukan hanya tuntutan untuk menjaga hubungan bilateral, melainkan juga mengenai reformasi kebijakan, terutama di sektor minyak dan gas. Tahun lalu Arab Saudi menjadi sosok yang menolak penurunan produksi minyak dan gas. Akibatnya, harga minyak di dunia anjlok lebih dari 50%.

Muh shamil/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3996 seconds (0.1#10.140)