Malaysia Cegah Penyebaran ISIS
A
A
A
KUALA LUMPUR - Malaysia menerapkan kebijakan ketat terhadap tahanan terkait kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Agar ideologi tak menyebar, Pemerintah Malaysia memisahkan tahanan ISIS dengan tahanan biasa.
Menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Malaysia Zahid Hamidi, kebijakan itu diambil karena tersangka ISIS tidak pernah menyerah untuk menyebarkan pengaruh meski berada di dalam penjara. Tersangka pendukung ISIS tidak memandang latar belakang calon orang yang akan diajak bergabung.
“Kami menemukan mereka telah memengaruhi narapidana dilembaga pemasyarakatan (lapas) untuk bisa bergabung dengan ISIS,” ujarZahid, dikutip AFP .“Hanya orang-orang keras yang mau bergabungdanberperangbersama ISIS di Irak dan Suriah. Kami ingin memisahkan mereka,” sambung mantan menteri pertahanan itu.
Zahid tidak menerangkan secara spesifik ke mana tersangka pendukung ISIS akan dipindahkan. Namun, dia menegaskan mereka akan diamankan di tempat tawanan khusus di Malaysia. Beberapa orang meyakini tersangka pendukung ISIS telah diisolasi ke tempat pengasingan. Pemerintah menganggap langkah tersebut sebagai cara yang efektif untuk mencegah penyebaran ideologi ISIS di Malaysia.
Kekhawatiran mereka meningkat setelah serangkaian serangan teror terjadi di Australia dan Prancis. Terlebih lagi, beberapa warga Malaysia pergi bergabung dengan ISIS atau mendukung ISIS dari rumah. Sejauh ini sekitar 67 warga Malaysia disebut Zahid telah pergi ke Irak dan Suriah. Lima di antara mereka tewas saat kontak senjata dengan tentara Pemerintah Irak dan Suriah.
Pihak keamanan Malaysia juga mencatat ada 120 orang yang diduga memiliki relasi dan bersimpati terhadap ISIS, baik laki-laki ataupun perempuan. Zahid, yang bertanggung jawabdalamkeamanannasional, tidak ingin memberikan ruang terhadap warganya yang terlibat ISIS. Dia takut ekstremis akan menggoyahkan stabilitas nasional dan mengganggu hubungan internasional.
Malaysia secara tradisional berpandangan moderat dan selalu menutup pintu kepada ekstremis. Namun, ISIS tidak bisa dianggap remeh. Penyebaran ideologi ISIS sulit dibendung mengingat batasduniasudahtidakada karena internet. Beberapa orang di dunia bisa dengan mudah berkomunikasi dengan perwakilan ISIS meski dipisahkan jarak yang sangat jauh.
Situasi ini menimbulkan kecemasan baru bagi keamanan dunia. Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mengaku cemas militan yang tergabung bersama ISIS tidak akan bisa direhabilitasi. Menurut Najib, jumlah warga Malaysia yang terlibat ISIS masih terbilang kecil. Namun, mereka bisa menimbulkan kehancuran, baik terhadap negara ataupun masyarakat, jika pulang.
“Kami telah melihat dampak yang ditimbulkan para militan. Aksi mereka bisa mengorbankan banyak nyawa dan kehancuran property seperti yang telah terjadi di Paris akhir-akhir ini,” sebut Najib, dilansir Bernama. “Jika terjadi diMalaysia, sentimendari luar akan berubah. Orang-orang akan takut,” sambungnya.
Nazib mengatakan, pihak keamanan dan pertahanan harus waspada sebab peristiwa di Paris dan Sydney tidak menutup kemungkinan terjadi di Malaysia. Otoritas terkait Malaysia telah mendeteksi 41 warga Malaysia menjadi anggota ISIS. Dua di antaranya tewas setelah melakukan bom bunuh diri.
Pemerintah Malaysia juga akan memperketat pintu perbatasan. Menurut Zahid, lebih dari 300 warga China menggunakan Malaysia sebagai wilayah transit sebelum bergabung dengan ISIS. Pemerintah Kuala Lumpur dan Beijing akan melakukan kerja sama dalam menangani masalah ini.
Muh shamil
Menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Malaysia Zahid Hamidi, kebijakan itu diambil karena tersangka ISIS tidak pernah menyerah untuk menyebarkan pengaruh meski berada di dalam penjara. Tersangka pendukung ISIS tidak memandang latar belakang calon orang yang akan diajak bergabung.
“Kami menemukan mereka telah memengaruhi narapidana dilembaga pemasyarakatan (lapas) untuk bisa bergabung dengan ISIS,” ujarZahid, dikutip AFP .“Hanya orang-orang keras yang mau bergabungdanberperangbersama ISIS di Irak dan Suriah. Kami ingin memisahkan mereka,” sambung mantan menteri pertahanan itu.
Zahid tidak menerangkan secara spesifik ke mana tersangka pendukung ISIS akan dipindahkan. Namun, dia menegaskan mereka akan diamankan di tempat tawanan khusus di Malaysia. Beberapa orang meyakini tersangka pendukung ISIS telah diisolasi ke tempat pengasingan. Pemerintah menganggap langkah tersebut sebagai cara yang efektif untuk mencegah penyebaran ideologi ISIS di Malaysia.
Kekhawatiran mereka meningkat setelah serangkaian serangan teror terjadi di Australia dan Prancis. Terlebih lagi, beberapa warga Malaysia pergi bergabung dengan ISIS atau mendukung ISIS dari rumah. Sejauh ini sekitar 67 warga Malaysia disebut Zahid telah pergi ke Irak dan Suriah. Lima di antara mereka tewas saat kontak senjata dengan tentara Pemerintah Irak dan Suriah.
Pihak keamanan Malaysia juga mencatat ada 120 orang yang diduga memiliki relasi dan bersimpati terhadap ISIS, baik laki-laki ataupun perempuan. Zahid, yang bertanggung jawabdalamkeamanannasional, tidak ingin memberikan ruang terhadap warganya yang terlibat ISIS. Dia takut ekstremis akan menggoyahkan stabilitas nasional dan mengganggu hubungan internasional.
Malaysia secara tradisional berpandangan moderat dan selalu menutup pintu kepada ekstremis. Namun, ISIS tidak bisa dianggap remeh. Penyebaran ideologi ISIS sulit dibendung mengingat batasduniasudahtidakada karena internet. Beberapa orang di dunia bisa dengan mudah berkomunikasi dengan perwakilan ISIS meski dipisahkan jarak yang sangat jauh.
Situasi ini menimbulkan kecemasan baru bagi keamanan dunia. Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mengaku cemas militan yang tergabung bersama ISIS tidak akan bisa direhabilitasi. Menurut Najib, jumlah warga Malaysia yang terlibat ISIS masih terbilang kecil. Namun, mereka bisa menimbulkan kehancuran, baik terhadap negara ataupun masyarakat, jika pulang.
“Kami telah melihat dampak yang ditimbulkan para militan. Aksi mereka bisa mengorbankan banyak nyawa dan kehancuran property seperti yang telah terjadi di Paris akhir-akhir ini,” sebut Najib, dilansir Bernama. “Jika terjadi diMalaysia, sentimendari luar akan berubah. Orang-orang akan takut,” sambungnya.
Nazib mengatakan, pihak keamanan dan pertahanan harus waspada sebab peristiwa di Paris dan Sydney tidak menutup kemungkinan terjadi di Malaysia. Otoritas terkait Malaysia telah mendeteksi 41 warga Malaysia menjadi anggota ISIS. Dua di antaranya tewas setelah melakukan bom bunuh diri.
Pemerintah Malaysia juga akan memperketat pintu perbatasan. Menurut Zahid, lebih dari 300 warga China menggunakan Malaysia sebagai wilayah transit sebelum bergabung dengan ISIS. Pemerintah Kuala Lumpur dan Beijing akan melakukan kerja sama dalam menangani masalah ini.
Muh shamil
(bbg)