Kenapa Jokowi Terburu-buru Copot Jenderal Sutarman?
A
A
A
JAKARTA - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kapolri memancing pertanyaan. Pasalnya, masa jabatan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman masih cukup panjang.
"Kenapa Jokowi menggantikan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dengan Wakapolri (Badrodin Haiti) sebagai Plt. Padahal beliau baru pensiun Oktober 2015," tutur pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar kepada Sindonews, Jumat 17 Januari 2015 malam.
Menurut dia, bisa saja Sutarman meneruskan jabatannya karena pelantikan Kapolri baru
diundur. (Baca: Sutarman Dicopot, Jokowi Angkat Badrodin Jadi Plt Kapolri)
Dia memahami bila Presiden Jokowi menunda pengangkatan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan menjadi Kapolri. (Baca: Tidak Ada Calon Kapolri Baru)
"Soal tidak langsung diangkatnya BG (Budi Gunawan) menurut saya masih terkait dengan persoalan hukum yang disangkakan kepadanya," tutur Idil.
Dia menduga Jokowi diliputi keraguan dalam mengambil langkah pergantian Kapolri. Alhasil, Jokowi lebih memilih mengangkat Plt Kapolri untuk mengisi posisi Sutarman.
"Saya menduga Jokowi menghadapi keraguan," ujar Idil.
Pada satu sisi, lanjut dia, Jokowi harus mengambil keputusan sesuai hak yang dimilikinya sebagai Presiden. "Di sisi lain mempertimbangkan masukan atau bisa juga tekanan dari kalangan tertentu," tuturnya.
"Kenapa Jokowi menggantikan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dengan Wakapolri (Badrodin Haiti) sebagai Plt. Padahal beliau baru pensiun Oktober 2015," tutur pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar kepada Sindonews, Jumat 17 Januari 2015 malam.
Menurut dia, bisa saja Sutarman meneruskan jabatannya karena pelantikan Kapolri baru
diundur. (Baca: Sutarman Dicopot, Jokowi Angkat Badrodin Jadi Plt Kapolri)
Dia memahami bila Presiden Jokowi menunda pengangkatan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan menjadi Kapolri. (Baca: Tidak Ada Calon Kapolri Baru)
"Soal tidak langsung diangkatnya BG (Budi Gunawan) menurut saya masih terkait dengan persoalan hukum yang disangkakan kepadanya," tutur Idil.
Dia menduga Jokowi diliputi keraguan dalam mengambil langkah pergantian Kapolri. Alhasil, Jokowi lebih memilih mengangkat Plt Kapolri untuk mengisi posisi Sutarman.
"Saya menduga Jokowi menghadapi keraguan," ujar Idil.
Pada satu sisi, lanjut dia, Jokowi harus mengambil keputusan sesuai hak yang dimilikinya sebagai Presiden. "Di sisi lain mempertimbangkan masukan atau bisa juga tekanan dari kalangan tertentu," tuturnya.
(dam)